✖ 09 ✖

291 71 7
                                    

• Kau tidak perlu percaya orang lain, semua bisa menipumu dengan topeng yang ia pakai •

yang perlu kau percaya adalah dirimu sendiri

...

"Hai, apa kabar? Kau sudah bebas sekarang? Senang melihatmu baik-baik saja"

Seungyoun terpaku. Orang yang berdiri dan tersenyum kepadanya adalah orang yang membuat dirinya dipenjara.

"Kau tidak lupa padaku kan? Kim Wooseok. Aku Wooseok, anak polos yang pernah kau tolong" lanjutnya.

Tangan Seungyoun mengepal. Matanya memandang tajam namun tak bisa ditampik air matanya mulai berkumpul. Kenangan buruk masa lalunya membuat dia ingin marah dan memberontak.

"Kenapa kau menuduhku?"

Seungyoun berbicara dengan penuh penekanan. Rasa dendam mengalir begitu saja. Seungyoun sangat benci dan rasanya ingin membunuh orang yang sekarang berdiri di depannya, Wooseok.

"Menuduh? Bukankah kau sendiri yang mau menolongku?"

Wooseok tersenyum angkuh dengan wajahnya yang memang sudah terlahir angkuh.

"Apa maksudmu?" tanya Seungyoun penuh penekanan.

Wooseok tersenyum. Kemudian dia menatap Seungyoun dengan serius.

"Aku minta tolong saat itu. Kau menolongku, lalu kenapa sekarang kau merasa menjadi korban?"

Wooseok terdiam menatap Seungyoun yang terlihat berpikir.

"Kau tidak bodoh untuk memahami apa yang ku katakan bukan?"

Wooseok tersenyum dan menepuk bahu Seungyoun. Saat ini tubuhnya bergetar hebat menahan emosi dan tangis. Sementara Wooseok hanya tersenyum dan berbisik..

"Terimakasih sudah menolongku"

■■■

Seungyoun menangis sesenggukan. Dia merasa menjadi manusia bodoh dari yang terbodoh. Hatinya hancur, pikirannya kosong dan dia sudah tidak bisa menatap masa depan lagi. Kosong! Hitam! Semua kelam~

"Kenapa?"

Hyunjin yang baru saja dari luar melayani pelanggan menghampiri Seungyoun yang saat ini sedang menangis.

"Apa aku terlihat bodoh?"

"Aku tidak tahu" jawab Hyunjin polos.

Seungyoun diam. Dia menyeka air matanya. Sorot matanya berubah. Ada sendu, amarah dan rasa ingin memberontak. Sungguh, itu tatapan yang sangat menakutkan.

"Aku tidak bisa diinjak seperti ini" kata Seungyoun penuh penekanan.

Hyunjin yang dasarnya tidak tahu apa yang sedang terjadi hanya bisa mengernyitkan dahi tidak paham. Sampai akhirnya Seungyoun menoleh dan menatap Hyunjin.

"Bantu aku"

"Membantumu untuk apa?"

"Menegakan keadilan!"

Seketika Hyunjin diam. Keadilan?

"Aku tidak bisa diam mengikhlaskan semuanya. Dia sudah menghancurkan hidupku!" sentak Seungyoun.

"Dia?" tanya Hyunjin masih tidak mengerti.

Sampai akhirnya Seungwoo menghampiri mereka.

"Kalian bekerja atau hanya ingin mengobrol?"

"Tapi ini masih jam istirahat" jawab Hyunjin.

"Kau tidak lihat, pelanggan penuh. Nanti saja kalau mau istirahat. Mengerti?"

Terjebak di Coffee Bang • Cho Seungyoun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang