✖ 15 ✖

308 57 6
                                    

Seungyoun berlari dengan pikiran yang terus terngiang-ngiang akan masa lalunya. Trauma yang ia miliki terus menghantui bahkan di masa sekarang. Dia mencoba membuang trauma itu meskipun akhirnya dia hanya berteriak dan menangis. Tidak semudah melupakan hal sekecil apapun. Semua sudah parah. Bahkan mentalnya mungkin sudah rusak.

•••

COFFE BANG

Dengan nafas terengah-engah, Seungyoun sampai di tempatnya bekerja. Dari luar sudah tampak sepi dan Seungyoun bisa melihat ada motor Hyunjin di depan. Tangannya gemetar tanpa alasan. Kakinya terasa berat ia langkahkan. Bahkan dia sendiri tidak tahu kenapa dirinya seperti ini.

"Tuhan, apa kau akan melindungiku kali ini?"

Jarak kaki dengan pintu dekat sekali. Namun sepertinya Seungyoun butuh waktu lama untuk hanya sekedar sampai pada pintu itu.

"Haruskah aku masuk?" monolog Seungyoun dengan ragu.

•••

Peter tidak mengerti kenapa belasan kali Seungyoun menelfonnya namun setiap kali ia mengangkat Seungyoun pasti hanya diam atau bahkan langsung mematikannya. Hal ini membuat Peter merasa ada suatu hal yang mungkin terjadi dan itu pasti bahaya.

Bersama dengan satu rekan kerjanya, Peter datang ke rumah Seungyoun untuk memastikan apakah dia ada disana. Tapi rumahnya terlihat kosong. Bahkan tidak ada lampu yang dinyalakan. Peter masih berusaha keras menghubungi Seungyoun, tapi  ponsel Seungyoun tidak aktif.

"Bagaimana? Apa yang harus kita lakukan?" Tanya rekannya.

"Sepertinya kita harus ke Coffe Bang sekarang" jawab Peter tanpa ragu.

"Hah? Kau masih mencurigai tempat itu?"

"Tentu. Bahkan rasa curigaku semakin bertambah"

"Baiklah. Kita kesana saja"

"Kau sudah pastikan membawa alat yang aman?" Tanya Peter.

"Ehem.. aku sudah menghubungi beberapa personil untuk menyusul"

"Bagus"

Setelah percakapan singkat itu, mereka masuk ke dalam mobil dan melesat pergi menuju Coffe Bang.

•••

"Aaaaaa...."

"Jangan siksa aku...."

"Kenapa kau datang..."

DAGGGGG, benturan keras terdengar sangat jelas bahkan dari luar. Seungyoun memberanikan diri berjalan mendekat. Meskipun langkah kakinya ragu, tangannya gemetar dan seluruh tubuhnya berkeringat.. Seungyoun tetap meneruskan langkahnya.

"Selamat tinggal! Hyunjin"

Mendengar nama Hyunjin disebut, Seungyoun terkejut dan langkah kakinya tertahan. Tiba-tiba dia berjalan mundur. Traumanya kambuh. Semua datang begitu saja. Dia semakin berjalan mundur dan menjauh tapi...

Dia berlari ke depan dengan cepat dan menendang pintu yang memang sudah dibiarkan sedikit terbuka itu.

Setelah pintu itu terbuka, Seungyoun menatap nanar Hyunjin yang sudah jatuh terkapar dengan bersimbah darah. Kepalanya terlihat sedikit tak beraturan. Seungyoun bahkan nyaris jatuh karena tak sanggup menopang tubuhnya sendiri. Perlahan air matanya turun. Hyunjin adalah teman baiknya.

"Hyunjin..."

"Apa yang kalian lakukan kepada Hyunjin?" Kalimat itu terlontar dari mulut Seungyoun.

Seungwoo tersenyum dan berjalan mendrkat ke arah Seungyoun.

"JANGAN MENDEKAT!!!" teriak Seungyoun.

Seungwoo menghentikan langkah kakinya dan menatap Bangchan yang sekarang di tali yang di sampingnya ada Hangyul dan Yohan. Tapi Seungyoun juga melihat semua yang ada disana wajahnya lebam dan babak belur.

Seungyoun menyaksikan Lino memberikan bensin diseluruh tubuh Bangchan.

"Apa yang akan kau lakukan  pada Boss Bang???" Teriak Seungyoun histeris.

"Tentu saja membakarnya" jawab Lino santai .

"Bajingan kalian! Kenapa kalian begini? Boss bang sudah menolong kalian semua keparat!!!!" Teriak Seungyoun sudah tidak bisa menahan diri.

Bangchan yang masih setengah sadar terlihat memberikan kode kepada Seungyoun untuk pergi, namun Seungyoun tidak peduli. Sampai akhirnya Lino mengeluarkan sebuah korek dan itu membuat Seungyoun membelalakan matanya.

"Jangan lakukan apapun kepada Boss Bang!!!" Teriak Seungyoun.

"Kau mau menolongnya? Mendekatlah!" Tantang Seungwoo dengan sinis.

Bangchan terlihat mengeleng lemas. Seungyoun gemetar hebat. Dia berusaha menepis rasa traumanya. Tapi dia tidak bisa menyembunyikan traumanya itu.

Seungyoun berlari dan mulai menyerang satu sama persatu. Anehnya tidak ada perlawanan khusus. Sampai membuat Seungyoun berpikir, sepertinya dia sedang terjebak. Seungyoun berhenti melanjutkan aksinya dan melirik Hyunjin sekilas. Dia ingin menangis, tapi dia tidak mau mendekati tubuh Hyunjin. Karena sekali lagi.. bisa jadi dia yang akan tertuduh nantinya.

Seungyoun tidak bodoh lagi.

"Boss bang?"

Seungyoun menangis dan melepaskan tali yang mengikat Bangchan. Sampai akhirnya beberapa polisi datang dan...

"Dia pak yang melakukannya" tunjuk seseorang ke arah Seungyoun.

Seungyoun terkejut dan semakin terkejut ketika melihat siapa yang datang. Masa lalu sepertinya terjadi lagi kepadanya.

Apa yang sedang terjadi?




•••

" Dunia tidak membencimu terus menerus "
"Dunia sering tidak berpihak"
"Tapi ada kalanya dia berpihak"

Satu part menuju ending :)
Happy reading

Terjebak di Coffee Bang • Cho Seungyoun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang