Situasi yang Sama

46 16 12
                                    

Gyu mendengar suara berisik di depan pintu, mengusik tidur pulasnya. Akhir-akhir ini maling berkeliaran di sekitar kompleks perumahan. Hati-hati dia berjalan sambil membawa sapu sebelum akhirnya dia benar-benar terkesiap melihat siapa yang berada di luar rumahnya. Hyun ... dan seorang wanita yang dia temui di pasar terbuka? Gyu mengerjap beberapa kali hanya untuk memastikan yang ada di depannya adalah nyata atau hanya ilusinya.

"Hei, Kak? Kau kenapa?"

Gyu bergeming, juga Marona yang masih tak mengerjap setelah melihat Gyu membuka pintu.

"Seharusnya kau senang, aku membawanya untukmu." Hyun menghampiri Gyu, menepuk pundak pemuda bermata sipit. "Bukankah dia orangnya, si pemilik dompet yang kau pegang."

"Aish, dasar bodoh," geram Gyu menoroyor kepala Hyun. "Bisa-bisa kau dikenai pasal penculikan karena membawa anak orang ke rumah malam-malam begini."

Hyun mengelus-elus kepalanya yang tadi menerima hantaman tangan Gyu, meringis.

"Dia diusir dari rumah, Kak. Apa aku tega membiarkan seorang wanita tidur di jalan."

Mata Marona membulat sempurna mendengar ucapan Hyun, membuatnya benar- benar sadar dan mengalihkan fokusnya pada Gyu. Dia seolah kembali ke masa itu, seratus tahun lalu. Diamana dia berpura-pura ditinggalkan di tengah hutan dan tinggal bersama Red dan Violet. Iya, dua pemda yang saat ini bersamanya adalah Red dan Violet. Marona dapat merasakan auranya. Aura kuat dari Red dan energi lemah milik Violet.

"Darimana kau tahu kalau aku diusir, hah?"

"Ekspresimu cepat dibaca, Marona. Aku melihat kau sangat kalut," singkat Hyun, menyuruh Marona diam dengan menempelkan telunjuknya pada bibir wanita itu sampai Gyu mengizinkan Marona untuk tinggal.

Marona masih bingung, dia mengerutkan kening. Darimana pemuda itu bisa mengetahui namanya?

Hyun mendelik, melihat ekspresi kebingungan yang ditunjukkan Marona. "Ekspresimu memang cepat dibaca. Kau pasti bingung darimana aku tahu namamu."

Meninggalkan Marona yang masih bingung, Hyun terus membujuk Gyu untuk membiarkan Marona tinggal bersama mereka. Sementara itu Marona mengingat-ingat. "Ah dompet," cetus Marona akhirnya, mengingat dompetnya yang hilang di pasar terbuka tadi sore.

"Benar," sela Hyun, mungkin mendengar suara Marona yang setengah pelan.

Setelah melalui beberapa bujukan dan pertimbangan akhirnya Gyu mengizinkan Marona untuk tinggal. Dengan Marona yang akan membereskan rumah sebagai bayaran karena telah diizinkan tinggal. Hyun pun tampak bersemangat. Namun, Marona masih terlihat jengah. "Aku bahkan belum mengenal kalian. Bagaimana aku bisa tinggal."

"Oh ayolah, Nona, jika ingin berkenalan seharusnya katakana dari awal. Setiap wanita memang selalu ingin berkenalan denganku," ucap Hyun membanggakan diri, membuat Gyu geleng-geleng seolah terbiasa dengan sikap pemuda hidung lancip itu.

"Aku Nam Hyun." Hyun memperkenalkan diri sembari membungkuk tanpa mengulurkan tangan. Tidak ingin Gyu tahu tentang kalung yang menyala. "Dan dia Kim Gyu," lanjut Hyun menunjuk Gyu yang masih berdiri di ambang pintu.

"Aku kira kalian bersaudara," sahut Marona saat mendengar nama mereka, marga yang berbeda.

"Bagaimana kau bisa berpikiran seperti itu? wajah kami bahkan tidak mirip"

"Perbedaan tinggi kalian juga cukup kentara," timpal Marona polos.

"Apa baru saja kau mengataiku pendek? Hah?" Hyun membalas, karena telah merasa tersindir.

Tidak ingin pusing mendengar perdebatan, Gyu mengambil tindakan. Menarik tangan Marona untuk mengajaknya masuk. Meninggalkan Hyun yang masih merengut karena secara tidak langsung dikatai pendek.

MARONA (Rainbow Tails) [REPUB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang