Tahun 2017
Pasar terbuka kembali berlangsung. Ketujuh pemuda berdiri di atas panggung. Kerumunan para gadis yang mendominasi terlihat antusias. Tak sabar ingin melihat idola mereka beraksi.Musik mengalun, suara Won terdengar sebagai pembuka disambut suara Jong, Soo kemudian Gyu. Sebagian berteriak ikut menyanyikan lirik yang dinyanyikan, sebagian lagi ada yang hanya histeris berteriak.
Histeria penonton semakin menjadi-jadi ketika ketujuh pemuda serempak bernyanyi sambil mengeluarkan dance andalan mereka. Tidak terkecuali Yeri yang tampak antusias melihat kekasihnya beraksi di atas panggung.
"Semangat, sayang," teriaknya dan seketika bungkam ketika mendengar suara seseorang yang tiba-tiba menegurnya.
"Ternyata kalian langgeng sampai sekarang."
Suara itu berhasil membuat lehernya meliuk, Marona sudah berdiri di sampingnya. Menatap fokus ke depan."Kau ...." Kaliamat Yeri tercekat. "Kukira kau tidak akan kembali lagi."
"Aku harus kembali, karena ada orang yang sedang menungguku."
Yeri membalas senyum, tahu siapa yang dimaksud Marona. Mereka menikmati penampilan ketujuh pemuda di atas panggung. Di antara kerumunan penggemar.Seusai tampil, ketujuh pemuda beserta Yeri dan Marona merayakan keberhasilan mereka dengan makan-makan di salah satu kedai di sekitar pasar terbuka yang sedang berlangsung. Ketujuh pemuda sangat terkejut dengan hadirnya Marona kembali. Wanita itu menjelaskan, bahwa Paman Jung membantunya pulih sehingga membuatnya bisa kembali. Marona bilang, Paman Jung sudah pergi jauh. Lenyap. Semua menyayangkan kepergian Paman Jung.
"Tidak harus menjadi paling kuat untuk menjadi terbaik. Jalani apa yang sedang kalian geluti saat ini. Tetap berjalan seimbang, jangan biarkan mereka menjatuhkanmu. Itu yang terbaik. Dalam satu tim, tidak semua memiliki kemampuan yang sama. Warna yang sama. Bukankah pelangi juga tidak memiliki warna yang sama? Tapi mereka tetap terlihat indah di langit. Bayangkan jika pelangi hanya memiliki satu warna. Intinya kalian harus tetap bekerja sama, saling menutupi kekurangan satu sama lain."
Itu pesan yang disampaikan Paman Jung.***
Di kedai Hyun duduk berdampingan dengan Marona, Yeri dan Yeol juga begitu. Kedua pasangan itu sibuk dengan pembicaraan mereka masing-masing. Sisanya duduk seperti biasa, dengan jarak yang teratur, tidak terlalu dekat.
"Aish, apa kita harus mencari pasangan juga," gerutu Won membuka pembicaraan sembari mendelelik ke arah pasangan yang sedang saling menyuapi makanan.
"Aku rasa begitu, lagipula aku sudah tidak penasaran lagi dengan sosok yang menciumku dulu," Woo yang duduk di samping Won menimpali setelah menyeruput minuman yang dipesan.
"Aku setuju," balas Won. "Bagaimana dengan kalian?" lanjutnya.
"Aku masih tidak mau kencan sebelum kuliahku selesai," Jong yang sibuk dengan makanannya menimpali santai.
"Wanita akan datang sendiri padaku. Tidak sulit mencari pasangan." Soo membanggakan diri mengundang ouw-ria dari kedua pemuda yang sibuk membicarakan pasangan.
Kini perhatian mereka fokus ke arah Gyu yang sibuk dengan lamunan, sesekali terlihat mendelik ke arah Marona dan Hyun.
"Hei, Kak Gyu, masih banyak wanita yang mau denganmu," Won menegur, Gyu masih bergeming. Kemudain tiba-tiba beranjak, sontak semuanya mendongak. "Sepertinya aku ingin istirahat di rumah saja."
"Kami juga sepertinya akan pergi berdua." Yeri yang sudah berdiri sambil menggandeng lengan Yeol ikut pamitan.
"Hei, hei, kenapa semua orang pergi," ujar Woo.
"Kami juga pergi." Tanpa mereka sadari Hyun dan Marona juga ikut pergi.
"Hei, hei. Ah, kalian tidak asik." Won meremas rambutnya frustasi.
***
"Kau meninggalkan bercak cinta di hatiku, juga bercak cokelat pada sepatuku. Dan sekarang kau meninggalkan bercak darah. Hatiku hancur, namun bercak tak kunjung hilang. Aku harap sepatu ini tak ikut hancur karena bercak cokelat yang kau tinggalkan," Gyu menggumam sembari mengamati sepatu dengan bercak cokelat-yang tidak pernah dia cuci-di tangannya.
Sebelum pentas dia mengutarakan perasaannya pada Marona yang saat itu tiba-tiba datang terlebih dahulu padanya. Gyu merasa terkesan karena dia adalah orang pertama yang ditemui Marona setelah menghilang satu tahun. Sekaligus sakit, karena saat itu Marona menolaknya.
Di lain tempat Hyun dan Marona berjalan beriringan di trotoar. Tiba-tiba blitz kamera menghalangi pandangan mereka. Paparazzi sepertinya sedang mengintai mereka, sigap Hyun meraih tangan Marona. Mengajaknya berlari. Kalung Marona kembali menyala, tidak terlihat jelas, karena suasana sedang terang.
Nafas mereka tersengal, saling beradu ketika sudah menemukan persembunyian untuk menghindari kerumunan para gadis SMA yang mengejarnya."Kau semakin populer."
"Itu karena aku tampan."
"Kalungku memilih orang yang tepat."
Hyun tersenyum, mengingat kesan pertama mereka bertemu. Kemudain mengalihkan topik pembicaraan.
"Bukankah tadi kita seperti Bonnie dan Clyde. Melarikan diri saat ketahuan.""Aku masih tidak suka analogimu," sanggah Marona.
"Tapi aku masih senang menganggapnya begitu."
"Aku senang bisa bersamamu sedekat ini. Aku senang kau memegang tanganku dan membuat kalungku menyala." Kali ini Marona yang mengalihkan topik.
"Kau sudah pintar mengalihkan pembicaraan."
Tidak berniat membalas, Marona berjinjit menyentuhkan bibirnya dengan bibir Hyun. Bukan menyerap energi, tapi menyalurkan energi.
"Tidak wajar jika aku masih hidup di zaman ini. Seharusnya aku lenyap dari dulu. Namun aku beruntung bisa kembali melihatmu, bersamamu untuk beberapa waktu. Terimakasih untuk semuanya, terimakasih karena tidak melakukan hal bodoh seperti masa lalu."
Mata Hyun masih membulat sempurna, mulai memanas. Aliran air bening mulai merembes di pipinya, tahu apa yang dikatakan hati Marona saat itu. Tubuh wanita mungil itu mulai lenyap. Hujan panas segera turun. Hyun terpaku dan akhirnya terpekur. Pelangi membentang indah di langit.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
MARONA (Rainbow Tails) [REPUB]
Fanfiction"Ketika seseorang yang ingin aku lenyapkan membuat hatiku luluh." Seratus tahun terakhir, dan dia kembali. Ini adalah kesempatan terakhir untuk Marona. Menghisap energi satu pemilik warna yang tersisa. Red. Namun, hatinya bergejolak. Ketika mendapat...