Bosan. Satu kata yang sering Danial rasakan saat harus di rumah sendirian. Rasanya hal apapun yang Danial lakukan akan selalu membosankan, pribadi yang mudah bosan memang.
Setelah dua hari lalu dirinya collaps sekarang keadaanya sudah membaik, sangat baik menurutnya. Bahkan tadi pagi sempat mengerjai sepupunya berakhir mereka yang kejar-kejaran di ruang tengah. Padahal tadi pagi masih ramai saat Dariel dan Zara belum berangkat. Sekarang sudah sepi lagi.
Sepi. Orangtuanya harus kembali ke luar kota kemarin karena ada sedikit masalah dengan pekerjaan mereka disana. Padahal seharusnya mereka kembali minggu depan.
Kemarin lusa juga ia sudah berhenti homeschooling. Kak Christa guru pengajarnya yang sudah mengajarnya hampir lima tahunpun berhenti, karena ia akan bersekolah formal nantinya.
"ARGH! BOSAANN!"
Danial melempari bantal sofa ke sembarang arah. Rasanya benar-benar bosan saat tidak ada yang bisa kau lakukan.
Ingin tidur, tapi tidak mengantuk. Ingin makan, tapi tidak lapar.
"Dariel ada tanding basket 'kan hari ini" gumamnya saat mengingat sesuatu. Danial segera menegakkan tubuhnya dan sebuah ide muncul di kepalanya. Senyuman penuh artipun muncul dari bibirnya.
Danial langsung berlari ke kamarnya mengambil jaket, masker penutup mulut, topi, dan sepatu. Tak lupa mengganti celana pendeknya dengan jeans hitam. Setelah semua persiapannya selesai Danial segera pergi dari rumah, sambil mengendap-ngendap tentunya. Tak ingin rencananya kali ini gagal hanya gara-gara ketauan para pelayannya.
Danial memesan taxi online untuk pergi ke sekolah Dariel, ia berencana untuk melihat pertandingan basket Dariel.
🌱🌱🌱
Sesampainya di sekolah Dariel, Danial segera mencari dimana letak lapangan basket. Danial cukup dibuat ternganga melihat betapa luasnya sekolahan Dariel, yang nantinya juga akan menjadi sekolahannya.
'Ramai' batin Danial.
Jelas saja karena ada pertandingan basket antar sekolah sekarang. Mereka yang ada disini pastinya ingin melihat pertandingan tersebut. Danial secara otomatis mengikuti orang-orang tersebut dan sampailah ia di lapangan indoor sekolah ini.
Danial merapatkan topi dan memakai maskernya, tidak ingin ada yang melihat wajahnya. Ia duduk dikursi penonton dibarisan agak depan membuatnya bisa melihat dengan jelas lapangan dibawahnya. Para pemain sedang melakukan pemanasan dan disanalah ia melihat Dariel.
Terdengar sorak-sorakan para penonton bahkan saat pertandingan belum dimulai. Dan yang paling jelas itu sorakan yang menyerukan nama Dariel berulang kali. Sebegitu populernya kah Dariel? Danial ingin tertawa rasanya.
Hingga peluit tanda pertandingan akan dimulai berbunyi membuat sorakan itu sedikit mereda. Tapi sama saja, setelah kedua kubu pemain memasuki lapangan, sorakan itu kembali ramai. Danial bahkan langsung menutup telinganya.
Dan pertandingan pun dimulai.
Pada babak pertama Danial menontonnya dengan serius. Berulang kali ia dibuat kagum dengan kecepatan kedua tim itu. Bahkan Dariel juga, ia tidak pernah melihat Dariel seserius itu.
Babak pertama pun selesai dengan skor 25-10 untuk Tim Dariel. Mereka unggul cukup banyak dari tim lawan, semoga saja itu bertahan sampai babak final. Semoga...
Jeda waktu selama sepuluh menit untuk kedua tim istirahat, sebelum memasuki babak kedua. Danial hanya bisa menunggu.
"Astaga Sean, pacar lo keren banget tau. Beruntung banget ya lo jadi pacarnya si Dariel"
KAMU SEDANG MEMBACA
Higanbana
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ... Gue cuma pengen nikmatin sisa hidup gue, sama keluarga dan sama temen-temen Keinginan gue cuma itu aja kok... Sederhana 'kan? Ga susah juga Kalo emang udah waktunya pergi, tolong kalian jangan tahan gue. Relain gue... Gu...