Egoist (2)

278 33 12
                                    

"Untuk apa, kau membawaku pulang? Istriku, tidak peduli bahkan jika aku tidur di sembarang tempat."

Song Hye Ji, berusaha tak menghiraukan ucapan temannya itu. Dia terus memapah Woo Jin sampai di teras rumahnya. Suasana sekitar sangat sepi, terang saja. Waktu menunjukkan pukul sebelas malam.

Hye Ji ragu-ragu menekan bel, teman dekat Woo Jin tersebut khawatir jika dirimu akan salah paham. Namun kalau Hye Ji bertahan, hal yang lebih buruk bisa saja terjadi. Apalagi menyaksikan kondisi tak berdaya Woo Jin sekarang. Dengan setengah keberanian yang dimilikinya, mengabaikan peringatan Woo Jin, Hye Ji mengetuk pintu.

Butuh sekitar tujuh menit, kemudian pintu akhirnya terbuka.  Seorang wanita berusia antara empat puluh lima tahun memandang heran pada Hye Ji. Benarkah istri Woo Jin umurnya jauh lebih tua? Pasalnya memang dirinya belum pernah bertemu sebelumnya.

"Maaf, Anda mencari siapa?"

Terlalu sibuk dengan dugaannya sendiri, seketika Hye Ji seolah tersadar oleh sapaan wanita di depannya.

"Ah itu. Saya Song Hye Ji, teman Woo Jin. Saya mengantarkannya pulang karena dia mabuk."

Ada jeda sekian detik dari mulut Hye Ji pada tiap kata-katanya. Karena ketakutan masih menyelimuti hatinya. Raut tak percaya terlukis di wajah sang wanita.

"Tuan Kim mabuk?"

Ternyata dia memang bukan istri Woo Jin. Sang wanita mengikuti arah pandang Hye Ji yang menunjuk Woo Jin yang terkulai di kursi. Keadaannya benar-benar memprihatinkan. Tanpa banyak bicara, mereka berdua membawa Woo Jin ke dalam meski kadang sempoyongan. Lantas bagaimana dengan Hye Ji yang melakukannya seorang diri tadi?

Woo Jin sudah sampai di kamarnya. Kini suamimu itu terbaring di ranjangnya usai sang wanita menyelimuti tubuh kekarnya. Dalam hati Hye Ji tidak henti-hentinya bersuara. Dimana istri Woo Jin jika orang yang ia lihat saat ini bukan istrinya? Tapi Hye Ji membuang pertanyaan itu, merasa bukan urusannya.

"Kalau begitu, saya pamit, ahjumma."

Wanita tersebut mengangguk.

"Panggil saja Han ahjumma, saya asisten rumah tangga disini.  Terimakasih banyak, Nona Song. Hati-hati di jalan."

Saat keduanya tiba di ruang tamu, dirimu menuruni tangga yang menuju ke kamarmu. Kau memicingkan mata menyaksikan Han ahjumma bersama seorang wanita. Kau menghampiri mereka.

"Nyonya terbangun, apakah Anda membutuhkan sesuatu?"

Cantik.

Demikian persepsi Hye Ji manakala dia melihatmu pertama kali. Bahkan dengan perutmu yang membesar itu, tidak melunturkan kecantikanmu secara fisik. Tampaknya Hye Ji seumuran dengan dirimu. Ia heran, mengapa Woo Jin mengeluh bahwa hubungan kalian tidak baik-baik saja?

"Siapa dia?"

Hye Ji membungkukkan badannya guna memperkenalkan diri.

"Song Hye Ji, teman Woo Jin.  Sa-"

"Oh begitu."

Kau langsung menyahut perkataan Hye Ji dengan kalimat singkat dan datar. Kau memutuskan meneruskan niatanmu ke dapur untuk mengambil air mineral. Setelah dirimu menghilang, Hye Ji tak bisa lagi menahan diri.

"Maaf sebelumnya jika saya lancang, Han ahjumma. Bukankah itu istri Woo Jin? Mengapa sikapnya seolah acuh tak acuh? Saya bukan ingin ikut campur, saya hanya tidak tahan untuk tidak bertanya, terlebih lagi tadi dia bilang jika istrinya tidak peduli terhadapnya."

Han ahjumma menghembuskan nafas panjang.

"Hubungan mereka memang tidak baik-baik saja, Nona. Tapi saya tidak bisa menceritakan detailnya kepada Nona, maafkan saya."

Kim Woojin Imagines (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang