Let Me Go

277 37 4
                                    

Untuk kesekian kalinya, kau menggeser jarimu diatas layar ponsel milikmu. Kau membutuhkan sekitar tiga atau empat menit sebelum menggerakkan jarimu lagi. Bukan. Kau bukannya sedang membaca sebuah fiksi atau berita terhangat, kau hanya memandangi sosok yang menempati hatimu selama dua tahun terakhir.

Tatapanmu kosong, sama seperti hatimu yang seolah sudah mulai kehilangan penghuni. Kedua matamu membengkak, dia telah kehabisan isinya.

Itu karena satu nama, Kim Woo Jin.

"Aku mencarimu."

Kau mengarahkan pandanganmu kepada seseorang yang entah sejak kapan berdiri di depanmu. Dia Woo Jin, yang telah memporak-porandakan perasaanmu sejak dua hari yang lalu.

Karena kau tidak bereaksi, Woo Jin memilih berjongkok, sedikit membuatmu tak nyaman sebab orang-orang tengah memperhatikan kalian.

Keringat mengucur pada dahi pria yang kau sukai itu, serta nafasnya memburu. Dia sungguh-sungguh kebingungan mencarimu.

"Aku mengirimimu banyak pesan yang tidak satupun kau balas dan aku juga menelepon tapi kau tidak mengangkatnya, kau membuatku khawatir, sebenarnya ada apa?"

Kau enggan menjawab pertanyaannya, lebih memilih menonaktifkan ponselmu lalu menyimpannya ke saku bajumu. Kau bahkan tidak ingin bertemu dengannya sebenarnya.

Woo Jin meraih tanganmu, melihatmu dengan tanda tanya besar.

"Aku bicara denganmu."

"Dan aku mendengarkanmu kan?"

Sahutmu cepat. Woo Jin terperangah sesaat. Ini bukan dirimu. Kau tak akan bersikap dingin kecuali sedang marah.

Kau menarik tanganmu yang tadi dipegang Woo Jin, menyembunyikannya di dalam saku baju.

"Apa yang terjadi padamu? Kau marah denganku?"

"Menurutmu bagaimana?"

Woo Jin tidak suka ini. Sikap acuhmu.

"Apa seseorang tidak boleh marah, ketika mengetahui temannya mengakhiri impian yang dahulu begitu diperjuangkannya dengan susah payah. Berpindah dari satu agensi ke agensi lain supaya bisa debut. Semua kerja kerasnya seakan terkikis oleh kabar yang menyebutkan kalau dia keluar begitu saja dari grup yang telah membesarkan namanya. Apalagi dia tidak menyebutkan alasannya. Apa yang membuatnya berani melakukan sesuatu yang bertentangan dengan peraturan? Apa dia tidak berpikir panjang sebelumnya?"

Woo Jin memberimu ruang mengungkapkan semua kekesalanmu terhadapnya dengan membungkam mulutnya. Kepalanya menunduk. Ia yakin kau sangat kecewa.

"Rasanya aku kaget, kecewa dengan ini semua, Woo Jin. Kau egois."

"Tapi aku juga tidak menginginkan ini terjadi. Aku berpikir ratusan kali sebelum memutuskan begini."

Suara Woo Jin mulai meninggi, tapi itu tidak menyinggungmu sama sekali. Kau mengerti.

"Kalau begitu, apalagi yang akan kau katakan padaku? Bukankah semuanya sudah jelas?"

Tertohok. Kalimatmu berhasil menyudutkannya. Dia seperti kehilangan kata-kata untuk memerangi tiap tudinganmu. Lantas Woo Jin terpikir sesutu yang sejak awal menjadi tujuannya.

"Aku ingin meminta maaf."

"Minta maaf? Kepadaku? Mengapa tidak pada Stay saja? Mereka lebih kecewa daripada diriku."

Kau berdiri, menarik kopermu sembari melangkah pergi.

"Apa kau bukan Stay?"

Pertanyaan Woo Jin mampu memaksamu berhenti dan berbalik. Woo Jin juga sudah bangkit dari posisi semula.

Kau hanya berjarak dua langkah darinya.

"Kalau aku seorang Stay apa kau mau mendengarkan aku? Kau akan kembali pada agensimu, begitu? Kalau kau bisa meninggalkan mereka yang mencintaimu, bagaimana denganku?"

"Jadi kau tetap akan meninggalkanku sendirian?"

"Sejak awal, aku bertahan di Seoul karena aku ingin menyemangatimu meraih mimpi. Tapi jika yang kuberi semangat, sudah menyerah, maka apa yang bisa kulakukan? Bukan hanya kau yang ingin dihargai keputusannya, tapi aku juga, Woo Jin. Aku punya hak yang sama denganmu."

Kini kau benar-benar meninggalkannya. Tidak peduli seperti apa reaksinya. Kau sudah bertekad tak akan menemuinya. Bukan kau egois, kau berpikir sebesar apapun kekecewaanmu terhadap Woo Jin, kau tidak ada hak melarang keputusannya. Maka mungkin, dengan pergi darinya kau bisa melenyapkan kekecewaanmu, tanpa menghapus perasaanmu padanya.

.
.
.







Seminggu setelah kabar hengkang woojin, aku kaget waktu tahu woojin nulis itu😱. Rasanya kayak dikasih kepastian sama pacar yang lama gak kasih kabar😭. Disitu dia janji kan mau balik lagi? Dia minta kita nunggu. Iya, stays pasti nunggu kamu jin, sampai kapanpun juga, gak masalah. Yang penting kami bisa denger suara kamu lagi😭. Nanti jangan lupa bikin sns pribadi jin, tak follow langsung pokoknya😊.

Kim Woojin Imagines (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang