Langkahmu terhenti, melihat lima orang bertubuh kekar sedang memukuli seorang pemuda. Awalnya kau ketakutan, kau merasa bahwa itu bukan urusanmu juga. Tetapi karena kau mengenali suara kesakitan sang korban, kau memberanikan diri mendekati mereka.
Dan betapa terkejutnya dirimu, menyaksikan siapa sosok malang itu. Kantong plastik hitam yang tadinya kau bawa terlempar begitu saja di tanah.
"Woo Jin!!"
Entah kekuatan darimana, tubuh mungilmu bisa mendorong para pria yang jelas lebih besar darimu.
"Pergi! Atau aku hubungi kakakku sekarang."
Kau memperlihatkan kontak dengan nama seorang polisi yang cukup banyak dikenal penjahat berbagai kalangan, secara otomatis mereka tampak ketakutan kemudian meninggalkan kalian begitu saja.
Kini kau beralih pada Woo Jin yang sudah babak belur wajahnya. Kau benar-benar tidak sanggup menatapnya.
.
"Akh!!"
Kau menjauhkan tanganmu mendengar ringisan Woo Jin. Namun detik berikutnya kau mencoba mengobati luka-lukanya kembali.
"Ini paling pelan, Woo Jin. Tahanlah sedikit, kau laki-laki bukan?!"
Kau sedikit membentak Woo Jin, kau jengkel padanya yang menurutmu rewel untuk ukuran laki-laki. Woo Jin tidak menjawab, ia menunduk.
"Aku tidak tahu kenapa kau dikeroyok preman lagi, tapi janji padaku, ini yang terakhir kali. Aku heran kenapa kau tidak ada jeranya juga."
Iya, ini bukan pertama kalinya kau memergoki Woo Jin dianiaya sekelompok orang yang kau sendiri tidak mengenalinya. Kau pernah bertanya pada Woo Jin, sebab dirinya dipukuli seperti itu, namun Woo Jin tak pernah memberimu jawaban yang sebenarnya.
Pada akhirnya kau menyerah dan hanya mengobatinya setiap kali Woo Jin terluka, sama seperti sekarang. Dan ayolah, siapa yang tahan melihat orang yang kau cintai terus menerus disakiti begitu.
Woo Jin mengubah arah pandangnya kepadamu, lantas tangannya memegang tanganmu yang masih sibuk mengusapi lebamnya dengan lembut. Mata kalian pun beradu sesaat.
Tidakkah Woo Jin menyadari jika jantungmu bergerak tidak karuan. Bahkan bisa saja lepas dari tempatnya hanya karena tatapan dalam seorang Kim Woo Jin.
"Aku sudah rusak. Seharusnya kau tidak perlu menolongku sejauh ini."
Woo Jin menurunkan tanganmu pelan, kau seakan tersihir, kau menghentikan aktivitasmu dan tetap memperhatikannya.
"Maksudmu?"
Woo Jin menarik nafas panjang.
"Aku sudah membiarkanmu mencintaiku secara sepihak, dengan alasan aku menganggapmu mirip dengan mantan kekasihku. Kemudian aku tidak mengemis padamu ketika kau ingin pergi dariku. Aku, aku menyesal. Tapi aku merasa tak punya muka untuk meminta maaf padamu. Aku mencari masalah supaya aku dipukuli sepuas hati mereka, aku pantas mendapatkannya. Bahkan aku pikir semua itu tidak cukup membalas lukamu selama ini."
Kau menutup mulutmu. Tak percaya Woo Jin menunjukkan penyesalannya dengan cara menghancurkan dirinya sendiri secara fisik. Meski tidak merembet hingga anggota tubuh lainnya, namun dengan wajahnya yang kini syarat akan bekas pukulan, itu cukup menikam perasaanmu.
Woo Jin adalah mantan kekasihmu. Kalian berpisah setelah mengalami pertengkaran hebat, dimana Woo Jin membuat pengakuan jika dia mencintaimu karena kau mirip dengan mantan kekasihnya terdahulu.
Semula kau berupaya menerimanya, kau meyakini bahwa Woo Jin akan berubah suatu saat. Dia akan mencintaimu dirimu yang sebenarnya, bukan karena kau terlihat sama dengan seseorang. Namun ternyata kau tidak mampu, Woo Jin bahkan mulai sering salah memanggilmu dengan nama gadis yang dia cintai.
"Woo Jin, bohong jika aku tidak sakit hati karena kau menyamakan aku dengan gadis lain. Aku meninggalkanmu bukan berarti aku tidak mencintaimu lagi, aku hanya, tidak bisa membiarkanmu tersiksa mencintai orang yang salah. Salah kalau kenyataannya mencintaiku itu menyakiti hatimu sendiri."
Bening-bening itu tidak terkendali lagi. Ia menghujami kedua pipimu tanpa ampun. Dan luka itu menghampiri lubuk hatimu kembali. Kau masih memikirkan perasaan Woo Jin meski sesungguhnya perasaanmu sama kacaunya. Kau tahu, cintamu padanya, tak akan memudar sampai kapanpun.
Kau meraih pipi Woo Jin, lelaki itu menatapmu sendu.
"Tolong Woo Jin, berhenti menyakiti dirimu sendiri. Aku tidak apa-apa kalau kau tidak bisa membalas perasaanku. Aku tidak mungkin membencimu karena cintaku jauh lebih besar. Aku pergi karena aku ingin kau bahagia, Woo Jin. Jangan berulah lagi ya, janji padaku."
Semua yang kau ucapkan, berbanding terbalik dengan kata hatimu, membuatnya berkeping-keping. Demi Woo Jin, kau harus melepasnya.
"Ayo pulang, ibumu pasti khawatir."
Kau membereskan peralatan yang kau pakai untuk mengobati Woo Jin tadi. Kemudian beranjak pulang, entah Woo Jin akan mengindahkan permintaanmu atau tidak, kau tidak peduli. Pikiranmu berantakan sekali.
Tiba-tiba genggaman tangan yang kau ketahui milik Woo Jin menjeda pergerakan kakimu. Kau mendongak agar bisa menatapnya yang lebih tinggi darimu.
"Aku mencintaimu. Kau yang benar-benar dirimu, bukan dia."
Kau baru akan memanggil namanya ketika Woo Jin menarik tubuhmu hingga menempel. Tanpa diduga, Woo Jin menjatuhkan bibirnya pada bibirmu dengan lembut. Matanya terpejam, tidak seperti matamu yang membelalak kaget. Hatimu berkata kali ini Woo Jin berterus terang terhadapmu.
.
.
.Kemarin aku masih sempet baca artikel yang bilang pas sulli dihujat, dia masih mengelak kalau dia gak ngelakuin kesalahan apapun. Aku ngerasa salut sekaligus sedih sama keadaan dia. Meskipun aku gak ngebias dia. Dan sekarang ketika aku dengar dia bunuh diri karena depresi, rasanya kayak aku ikut sakit hati.
Dulu jonghyun aja gak kelihatan depresinya kan. Benar dia kasih kode tapi tiba-tiba dia meninggal gitu aja. Tapi sulli, dia udah kena masalah sejak awal dan masih sempet nunjukin kekuatannya dia. Walaupun sekarang endingnya😭.
Sebagai kpopers, aku gak pengen idol manapun sampai ngalami hal seperti ini. Contohnya aku sendiri yang gak terlalu suka girlband. Tapi dengan kondisi sulli yang begini, aku jadi ikut prihatin. Depresi emang gak enak, namun semoga setelah ini, gak akan ada jonghyun sulli lainnya. Sayangi diri kalian dan support terus bias kalian ya. Fighting.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Woojin Imagines (Completed)
Historia CortaIni salah satu caraku mengekspresikan rasa sayang serta dukunganku untuk Kim Woojin. Dimanapun kamu sekarang, apapun yang kamu lakukan, aku harap kamu selalu sehat dan bahagia, Woojin. Aku tidak akan lupa dengan kamu beserta kenangan darimu. Terim...