4

114 7 0
                                    

Vella dan ayahnya, Reynald, tengah berada di halaman belakang rumah mereka untuk merayakan ulang tahun Vella yang ke tujuh belas.

Tidak ada sanak saudara, tetangga atau teman yang hadir karna mereka berdua memang menjauhkan diri dari masyarakat sekitar. Bisa dibilang mereka sangat individualis.

Dulu, Vella sempat mengajukan protes terhadap ayahnya.

"Kata guru Vella manusia itu makhluk sosial, yah. Mereka tidak bisa hidup sendiri, selalu membutuhkan bantuan orang lain. Contohnya Vella, kalau Vella nggak punya teman nanti nggak ada yang bantuin Vella kerjain tugas. "

Reynald mengelus kepala putrinya, memberinya pengertian dengan bahasa yang bisa dimengerti olehnya,

"Putri ayah ini istimewa, bisa berbahaya kalau Vella terlalu dekat dengan mereka. Mungkin sekarang ini Vella belum bisa mengerti maksud perkataan ayah, tapi nanti setelah Vella cukup dewasa, Vella pasti mengerti dan setuju dengan tindakan ayah. "

"Kapan Vella jadi cukup dewasa, yah? "

"Umm, nanti saat Vella sudah berusia tujuh belas tahun. Saat itu juga Vella bisa ketemu, bunda. "

Mata Vella kecil berbinar senang mendengar bahwa ia bisa bertemu bundanya. Ia sangat rindu akan sosok bunda yang bahkan tidak diketahui bagaimana wajahnya. Ayahnya bilang bahwa Sang bunda tengah berada di tempat yang jauh untuk mengurus masalah penting.

Sudut bibir Reynald terangkat melihat kepolosan putrinya. Sebenarnya alasan ia tidak bergaul dengan masyarakat dilingkungannya adalah karena pernyataan istrinya bahwa Vella memiliki kekuatan seorang peri. Ia takut kalau kekuatan itu tiba-tiba muncul kemudian orang-orang jahat akan mengincar putrinya.
Ia sadar, di Safari Land maupun di tempat tinggalnya sekarang, ia tidak cukup kuat untuk melindungi miliknya.


"Ayah! " Tegur Vella ketika melihat ayahnya melamun.

Reynald segera tersadar, "Iya, ada apa sayang? "

"Ish, ayah. Katanya tadi mau nyalain lilinnya. " Jawab Vella sambil mengerucutkan bibirnya.

Reynald yang gemas mencubit pipi putrinya sambil tertawa riang.

"Hahaha, baiklah. Ayah hanya membayangkan masalalu, sepertinya baru kemarin Vella masih minta digendong ayah, minta disuapin waktu makan, minta ditemenin ke kamar mandi, sekarang—"

Vella balik mencubit lengan ayahnya, "Iih ayah, jangan godain Vella deh. Buruan nyalain lilinnya! " Seru Vella untuk menutupi rasa malunya.

"Hahaha, iya-iya. "

Reynald menyalakan lilin yang terdiri dari angka satu dan tujuh. Setelah menyala, ia meminta Vella untuk membuat permohonan.

"Make a wish dulu. "

"Mm, karna Vella udah minta macam-macam di ulang tahun Vella yang sebelumnya, tahun ini Vella cuman mau supaya Vella, ayah sama bunda bisa sama-sama. Vella berharap agar usia ayah sama bunda dipanjangkan, karna Vella yang kekanakan ini masih butuh bimbingan ayah dan bunda. "

Sesaat setelah Vella membuat permohonan,muncul cahaya kehijauan yang meliputi seluruh tubuhnya.

Merasa ada yang berbeda dengan tubuhnya, Vella membuka matanya.

Reynald terkejut melihat bola mata Vella yang semula berwarna coklat madu berubah menjadi hijau tosca. Walaupun sudah tau bahwa akan kekuatan tersembunyi milik Vella namun Reynald tetap terkejut dengan perubahan fisik putrinya. Dulu, fisik Vella terlihat seperti manusia pada umumnya kecuali wajahnya yang teramat sangat cantik seolah tidak nyata itu, namun yang dihadapannya saat ini adalah Vella dalam wujud perinya. Rambut panjang berwarna silver yang berkilau saat terkena sinar matahari, telinga runcing, dan sepasang sayap transparan yang lebar. Itulah yang membedakan Vella dengan peri hutan pada umumnya. Jika peri pada umumnya memiliki sayap yang kecil seperti tinkerbell, maka Vella memiliki sayap lebar seperti Mariposa.

Vella tersenyum kepada Reynald, "Mari kita temui bunda, ayah! " Vella mengulurkan tangannya yang disambut suka cita oleh Reynald.

DryadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang