11

81 6 0
                                    

Setelah beberapa saat berjalan akhirnya mereka sampai di depan sebuah goa yang cukup besar.

"Sepertinya kita bisa istirahat disini. " Kata Peter.

"Hmm, tapi kita masuk dengan hati-hati. Siapa tahu di dalam ada binatang buas. " Perintah James.
.
.
.
"Baiklah sepertinya tempat ini aman. " Kata James setelah berkeliling goa.

Setelah itu mereka berempat mulai mengumpulkan ranting dari luar goa untuk membuat api unggun. Kemudian mereka mengeluarkan perbekalan.

"Nah, silahkan dimakan tuan putri. Untungnya kau masih kuat berlari sampai ke tempat ini dalam kondisi kelaparan. " Gurau Peter sambil menyerahkan sepotong roti dari dalam ransel.

"Hah—bagaimanapun juga aku harus mementingkan keselamatanmu kan? Aku sudah berjanji pada bundaku untuk kembali dengan selamat. " Kata Vella menerima roti pemberian Peter.

"Eh, tunggu dulu! " Tahan Vella. Ia memeriksa pergelangan tangan Peter.

"Tanganmu! " Seru Valencia yang awalnya sibuk mengunyah makananya.

"Ah sepertinya tergores cakar Harpies tadi. " Kata Peter. Pipinya bersemu merah karena Vella cukup lama menggenggam tangannya.

James yang menyadari hal itu langsung menepis tangan Vella kemudian mengobati luka Peter.

"Lebih baik kau lanjutkan makanmu! "

"Ngomong-ngomong,Vella.Kalau kau berhasil kembali membawa tongkat kekuatan itu, setelah itu apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan menjadi Ratu Safari Land yang selanjutnya? " Tanya Valencia.

Namun Vella menjawab dengan tegas, "Tidak.Anggap saja dengan mengembalikan tongkat itu aku telah menebus 'dosa' bundaku. "

"Maaf sebelumnya, bukannya aku mendo'akan Ratu Valerie cepat meninggal, tapi saat itu terjadi bukannya kau sebagai anaknya secara otomatis berhak atas tahta itu. " Sambung James.

"Begini, aku yang baru beberapa saat di Safari Land saja bisa langsung tahu bahwa para peri hutan sama sekali tidak respek terhadap bundaku. Menurutmu, bagaimana dengan bundaku sendiri? Setelah mendapatkan tongkat itu bundaku akan menyerahkannya kepada para tetua dan lengser dari posisinya, aku juga tidak akan menggantikannya, dengan begitu kalian bisa memilih calon Ratu kalian sendiri. " Jawab Vella.

"Mana bisa begitu? Gelar Ratu itu diturunkan dari generasi ke generasi.Para peri hutan tidak akan menerima keputusan itu. " Sangkal Valencia.

Vella mendecih,"Omong kosong, mereka hanya menunggu ada orang yang lebih kuat yang bisa menggantikan bundaku. Dengan adanya tongkat kekuatan, rakyat biasakan bisa jadi lebih kuat dari bundaku. "

James menyadari suasana berubah jadi canggung dan obrolan mereka semakin berat, maka dari itu ia mengganti topik.

"Ah lupakan saja soal itu. Ngomong-ngomong aku penasaran, apakah di dunia atas sana pengetahuan soal monster milik Lucifer juga dipelajari?"

"Benarkah? Yaa, aku dengar dulu ada seorang peri hutan yang melakukan perjalanan menantang para monster dan mengalahkan Lucifer. Dia amat kuat, tidak ada yang bisa menandinginya. Karena itu dia merasa bosan berada diantara makluk yang lemah. Karena itu dia membuka portal dan membangun dunianya sendiri yang sekarang kita kenak sebagai dunia atas. " Cerita Peter. Kisah itu pula lah yang menginspirasinya untuk melakukan petualangan.

"Entahlah, aku bahkan baru pertama kali mendengar hal semacam itu. Yang bisa ku katakan, bahwasanya dunia diatas sana sangat berbeda dengan dunia di Safari Land. Disana tidak ada yang memiliki kekuatan sihir sehingga sihir dianggap sebuah dongeng. Begitupun dengan makhluk mitologi seperti Empusa, Harpies, Sphinx, Griffin, dan yang lainnya. Memang ada artikel yang membahas soal sihir dan makhluk mitologi itu, tapi manusia itu—kalau tidak melihatnya secara langsung tidak akan percaya kan? "

Valencia menepuk punggung Vella agak keras laku tertawa lebar, "Hahaha kupikir kau ini anak yang membosankan, ternyata ada manfaatnya juga kami mengikutimu. Kami jadi tau soal dunia atas. "

Vella mendadak lesu, "Begitukah? Apa itu sedikit demi sedikit merubah persepsi kalian tentang aku? " Tanyanya.

"Eh? "

"—aku tahu, seperti kebanyakan peri hutan kalian pasti berfikir aku ini hanyalah sampah atau 'dosa' begitu kan kalian menyebutnya? Sebenarnya dari awal aku tidak terlalu berharap akan ada peri yang akan ikut pergi bersamaku. Jadi, bagaimanapun pendapat kalian terhadapku—terimakasih, ya? " Kata Vella sambil tersenyum tulus yang malah membuat Valencia, Peter dan James menjadi malu.

"Eh, ah, tidak begitu kok. " Elak James.

"Ah walaupun aku sempat merasa marah dengan tindakan Ratu Valerie dulu, tapi kurasa itu ada hikmahnya juga. Mungkin ini jalan dari Tuhan untuk memperbaiki nasab miskin keluarga kami. " Tambah Peter.

"Iya iya, benar. Setelah mengenalmu kurasa kau anak yang baik. Yang terjadi padamu ini kan juga bukan kehendakmu. " Bela Valencia.

Vella kembali tersenyum, "Begitu ya? Apa kalian sedang bersimpati padaku? Tapi maaf, aku sama sekali tidak menyesal atas tindakan ibuku dulu. Bahkan seandainya aku jadi ibuku, akupun  akan mengambil keputusan yang sama. "

Susana lengang sejenak, hanya terdengar gemeturuk api dari kayu yang terbakar dan juga suara jangkrik di luar sana.

"Aku sudah selesai makan, aku akan tidur dulu. "

Vella beranjak berdiri dan menggelar kain untuk alas tidur.

Valencia, James dan Peter saling tatap.

"Aku salah bicara ya? "

DryadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang