13

71 6 0
                                    


Griffin adalah makhluk dalam legenda dengan tubuh, ekor, dan kaki belakang dari singa serta kepala, sayap, dan kaki depan elang. Karena terbentuk dari dua makhluk agung, yakni raja binatang buas dan raja para burung, griffin dianggap memiliki kecerdasan dan keagungan yang sangat tinggi.Di zaman dulu, griffin dianggap sebagai simbol kekuatan agung dan sebagai penjaga keagungan.

"Fyuuhh,untunglah kita selamat. Tapi sejujurnya sejak kemunculan Griffin tadi aku jadi jauh lebih percaya diri padahal sebelumnya kupikir kita telah tamat. " Kata Valencia lega.

"Kita benar-benar beruntung. Dan lagi lihat lah ini—"

Kata Peter berdiri di dekat Griffin.

"—kurasa kita akan aman kalau melanjutkan perjalanan bersamanya. Memangnya makhluk bodoh mana yang berani melawan Griffin yang agung?"

"Yaah, kurasa kau ada benarnya. Tapi aku lebih penasaran lagi padamu, Vella. Apa kau bisa mengeluarkan kekuatanmu? " Tanya James penasaran.

Vella mengangkat tangan kanannya memejamkan mata, berkonsentrasi membayangkan setitik api berada di tangannya. Semakin lama api yang berkobar makin besar.

"Kurasa sekarang aku tahu cara yang harus ku lakukan untuk mengeluarkan kekuatanku. Seperti saat ulang tahunku, kekuatan itu mengalir begitu saja dalam tubuhku dan tanpa kusadari aku membuat portal ke Safari Land. " Setelah Vella menurunkan tangannya, api itu secara otomatis padam.

James, Valencia dan Peter menganga. Kekuatan dasar peri selain kekuatan yang membantu mereka merawat tanaman juga empat elemen alam yaitu api, air, udara dan tanah. Namun level kekuatan mereka juga dipengaruhi bakat, usaha dan juga faktor keturunan.

"A-aku sudah pernah melihat kekuatan para petinggi kerajaan tapi tetap saja, kekuatan seorang bangsawan sepertimu tentu saja berbeda. " Puji James.

"Benar, dengan kekuatan sebesar itu kau bahkan sudah tidak memerlukan kaki untuk menemani perjalananmu. "

Vella menatap Valencia tidak senang, "Kenapa kau berpikir begitu?Orang yang kuat sering mengalami kegagalan entah itu karena faktor ketidak beruntungan,karena ia sombong, atau bisa jadi dia hanya mengandalkan kekuatannya tanpa menggunakan akalnya sama sekali. Sebaliknya, orang lemah malah berhasil mengalahkan musuh yang berkali-kali lipat lebih kuat darinya karena ia cerdik. Karna itulah aku sangat membutuhkan kalian—kalau tiba-tiba aku berubah jadi sombong, kalian akan mengingatkanku. Kalau aku dihadapkan dengan musuh yang mustahil ku hadapi, kita akan berdiskusi memikirkan strategi melawan musuh. "

"Hiks, aku benar-benar terharu. " Isak Valencia. Dia tulus mengatakannya walaupun dengan gaya agak bercanda.

Mereka ' berpelukan ' layaknya serial kartun anak-anak.






Tak mau berlarut-larut dengan suasana baru mengingat mereka harus segera bergegas ke tujuan selanjutnya mereka mulai membahas rencana selanjutnya.

James menggelar peta perjalanan mereka,
"Baiklah ini musuh terakhir yang harus kita hadapi, setelah itu kita bisa menemui Lucifer. Tapi aku juga tidak tahu pasti apakah Lucifer itu akn menyerahkan tongkat itu secara baik-baik. "

"Hngg, Sphinx? "  Tanya Valencia retoris.

"Sphinx adalah monster dengan tubuh singa, sayap elang, dan wajah seorang wanita. Ia terkenal akan perilakunya yang licik dan tanpa belas kasihan serta kebiasaan mengerikan memakan mereka yang tidak bisa menjawab teka-tekinya dengan benar. " Terang Vella.

"Haaah...Empusa, Harpies dan sekarang Sphinx. Kenapa para wanita itu begitu mengerikan? " Gerutu Peter.

Valencia menjewer telinga Peter, "Apa yang kau maksud 'para wanita begitu mengerikan? ' Apa kau tidak lihat disini ada dua orang gadis, hah? "

"Eh, ah, kalian kan gadis. Kau masih gadis,kan? " Elak Peter.

Valencia semakin marah karena menurutnya tidak pantas membahas hal semacam itu.

"Mau gadis atau bukan, tetap tidak sopan bicara seperti itu. "

James segera melerai sebelum terjadi pertumpahan darah.
"Kalian bisa fokus tidak? Main-main ngan nanti kalau kita sudah berhasil membawa tongkat kekuatan itu ke tangan Ratu Valerie. "

"Yayaya, lalu bagaimana cara kita mengalahkannya? " Tanya Peter.

"Kita tinggal menjawab pertanyaannya dengan benar. " Jawab Vella.

"Itu saja? Kenapa lebih mudah dari yang sebelum-sebelumnya. " Peter makin penasaran.

James menepuk dahinya, tidak paham cara pikir temannya.
"Mudah apanya? Masalahnya, apa diantara kita ada yang cukup cerdas untuk bisa menebak pertanyaannya. Kau tau tidak ini tidak seperti menebak 'mana yang lebih dulu, ayam atau telur'. "

"Bagaimana jika kita tidak bisa menjawab pertanyaannya? "

"Tentu saja dia akan memakan kita. "

Peter mengerutkan kening, "Bukan masalah, kan? Aku cukup optimis, kita sudah cukup kuat ditambah dengan Vella dan Griffin. "

"Menurutmu mengapa Oedipus yang melakukan perjalanan ke kerajaannya memilih untuk menjawab teka-teki yang ketimbang melawannya? " Tanya Vella retoris.

"—dan lagi Griffin  ini bertugas melindungiku, dia tidak akan menyerang Sphinx. "

DryadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang