6.Detak

13.1K 365 8
                                    

Stella datang ke kostan tempat ia bersama Veve tinggal,ibunya masih berada di kost,dan saat ini ia akan memberi apa yang ibunya minta. Ia sudah lelah jika selalu disalahkan seperti ini.

"Aku akan pergi dan tidak akan mengganggumu lagi"ucap sang ibu, Stella tak menjawab saat ibunya pergi begitu saja setelah menerima uang.

"Stella,kau dapat dari mana uang sebanyak itu?"tanya Veve, Stella hanya tersenyum tak menjawab.

"Kerja,dan aku tidak kembali ke kost, maafkan aku"ucap Stella,Veve mengangguk meski ia tak tau apa pekerjaan Stella tapi ia mencoba untuk mengerti kondisi sahabatnya itu.

"Ya baiklah, hati-hati"ucap Veve, Stella tersenyum pada Veve

"Kau juga,maaf aku belum bisa memberimu apa-apa"ucap Stella

"Tidak masalah,lain kali pasti bisa"ucap Veve menyemangati. Stella tersenyum.

"Terima kasih"ucapnya.


***********

Matahari berganti menjadi bulan , pagi berganti menjadi malam. Stella menetap di apartemen atas permintaan Ayana. Dan malam ini ia sendiri entah dengan besok.

Ayana sekarang ini bersama sang suami tapi entah dengan besok. Ia akan kembali bertemu dengan kehancuran hatinya.

Jika Liam, sekarang bersama wanita yang benar-benar menjadi milik nya entahlah dengan besok,ia akan kembali bermalam dengan wanita itu. Ya ia akui jika wanita itu cantik tapi bagaimana pun ia hanya mencintai Ayana. Untuk sekarang.

                      ********

Hari sudah berganti,sore itu Stella menunggu kehadiran suami dari sahabatnya,malam ini mereka akan melakukannya lagi. Sore itu turun hujan yang tak terlalu deras. Stella berdiri di balkon kamar. Tangan putihnya terulur agar ia merasakan rintik hujan. Matanya menatap langit yang menurunkan hujan.

Hawa disini cukup dingin,dan Stella hanya menggunakan tank top putih dan rok berpahan kain pantai. Ia memang aneh tapi ini perintah dari Ayana.

Disaat sendiri dan dingin seperti ini, Stella merasakan jika ia hanya sendirian di kehidupan ini,berjuang sendiri dan lelah. Ia membutuhkan sebuah pelukan. Biasanya ia akan memeluk dirinya sendiri seperti saat ini.

"Kau sedang apa?"tanya seorang pria yang tak asing bagi Stella. Dan benar saja itu adalah Liam.

"Memeluk diriku "ucap Stella.

"Kenapa seperti itu?"tanya Liam,ia mendekat ke Stella.

"Aku sering melakukan ini saat aku merasa sendirian dan lelah"ucap Stella sedih. Ia kembali menatap hujan sambil memeluk dirinya sendiri. Pria itu merasa iba,dan memberikan sebuah pelukan untuk Stella.

Awalnya Stella terkejut tapi jika ia berontak apa yang akan pria itu lakukan.

"Kau bisa memintaku untuk memelukmu,jika kau merasa sendiri"ucap Liam. Tak ada jawaban dari Stella,namun ia merasakan detak jantungnya yang berdegup lebih kencang dari pada biasanya,rasa ini rasa yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

Detak jantung yang ia dapatkan dari hangat nya sebuah pelukan membuat ia nyaman, seolah tak ingin rasa ini berakhir,ada apa dengannya.

"Kau sudah mengambil ceknya?"tanya Liam

"Ya.."jawab Stella pelan

"Setelah ini kau ingin apa?"tanya Liam

"Tidak ada,aku tidak ingin apa-apa"jawab Stella sedikit salah tingkah

"Kau yakin?"tanya Liam,ia masih memeluk Stella, aroma bunga segar dari parfum yang Stella gunakan membuat dirinya ingin menciumi leher Stella.

Stella semakin berusaha untuk menetralisir detak jantungnya yang semakin kencang saat pria itu menciumi leher nya,kemarin ia tak merasakan ini tapi kenapa sekarang rasa ini ia rasakan.

Stella melihat ke wajah pria didepannya,ia lupa atas Ayana sahabatnya. Stella memberanikan diri untuk mengecup bibir pria didepannya.  Awalnya Liam, terkejut atas apa yang Stella lakukan namun akhirnya ia membalas ciuman itu.



Bersambung..

Vote komen,up lagi gak nihhh

Btw Merry Christmas buat yang merayakan :)

Just For Give a Baby[18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang