40.Senyuman

8.7K 235 5
                                    

Liam menatap Stella setelah, Stella mengucapkan kalau ia sudah mengingat semuanya.

"Stella,kau apa yang kau katakan ini benar?"ucap Liam dengan nada tak percaya. Stella menatapnya kembali.

"Iya,aku sudah mengingat mu, setelah aku pingsan beberapa hari lalu"ucap Stella,Liam memeluk Stella dengan perasaan bahagia yang tak bisa ia deskripsikan.

"Aku tidak percaya tentang semua ini, ini seperti mimpi"ucap Liam,disela pelukannya.

"Ini nyata, aku merindukan mu"ucap Stella, dengan mata berkaca-kaca ia membalas pelukan dari pria itu. Stella benar-benar merindukannya, Stella rindu saat mereka bersama, bercerita, tertawa dan berjalan bersama meski saat itu hubungan adalah hubungan terlarang. Stella menyesal saat mengingat itu apa lagi saat Stella tau jika Ayana sudah meninggal.

"Aku ingin menanyakan semuanya kepadamu"ucap Stella

Liam menatapnya.

"Iya,tapi nanti,kau harus memakai baju, tidak mungkin kita bicara dalam keadaan telanjang"ucap Liam, Stella tersenyum dengan pipi memerah, segera ia mengambil bajunya,dan langsung berlari ke kamarnya setelah ia memakai bajunya dengan buru-buru sampai tak sadar jika baju yang ia kenakan terbalik.

Liam menatap kepergian Stella dengan senyuman,baru saja wanita itu sembuh dari amnesia nya, sekarang sudah kembali bertingkah menghibur seperti itu.

******

Stella langsung berendam di dalam bathtub yang sudah dipenuhi busa lembut. Stella memegangi pipi nya yang sempat memerah karena Liam tadi.

"Apa dia melihat nya"ucap Stella. Mengingat itu membuat nya salah tingkah sampai memukul-mukul air penuh busa itu.

"Tidak, aku tidak boleh bertingkah konyol seperti ini, benturan itu selain membuat ku amnesia tapi juga membuat ku terlihat seperti remaja"omel Stella,ia merasa tak waras saat ini. Bicara dan marah sendiri di kamar mandi yang sepi ini.

Tak ingin semakin konyol, Stella segera menyelesaikan ritual mandinya. Ia mengganti baju dengan baju yang terlihat lebih dewasa. Dan riasan yang menambah tampilan nya semakin mempesona.

Stella tersenyum, penampilan ini sama seperti dulu. Stella mengingat betul masa-masa yang ia lewati bersama dengan Liam.

"Mungkin waktu itu adalah kenangan indah namun penuh kesalahan"ucap Stella,ia mulai melangkahkan kakinya keluar dari kamar.

Stella melihat Liam, yang baru keluar dari kamar Luke,Stella pun langsung menghampirinya.

"Luke,masih di dalam?"tanya Stella pada Liam.

"Iya,dan jika diganggu dia akan marah"ucap Liam

"Dia benar-benar seperti mu"ucap Stella

"Ya,aku ingin dia seperti ku, tidak menunda pekerjaan dan mengerjakan pekerjaan sendiri tanpa bantuan orang lain"ucap Liam, Stella menatapnya, lagi-lagi ia dibuat kagum oleh pria itu.

Liam tersenyum menatap Stella, tampilan wanita itu sama seperti dulu.

"Kau cantik,sangat cantik"pujinya, yang kembali membuat Stella tersenyum.

"Dan semakin cantik saat tersenyum"ucap Liam.

"Sudah lah,aku lelah tersenyum"ucap Stella, sejujurnya ia tak ingin tersenyum malu seperti saat ini. Pria itu terlalu memujinya.

"Baiklah, aku tidak akan memujimu, tapi memuji wanita lain..

Bugh

Satu pukulan dari Stella, begitu terasa di lengan Liam. Setelah memeluk, Stella langsung menghindar dari Liam.
Tapi untungnya pria itu bisa dengan cepat memeluk Stella dari belakang.

"Aku bercanda"ucap Liam

Stella menatapnya.

"Aku tidak mungkin memuji wanita lain,saat aku memiliki wanita yang akan ku nikahi"ucap Liam, Stella tak mengerti apa maksud pria itu.

"Siapa maksud mu?"tanya Stella dengan ragu.

"Apa kau ingin menikah?"tanya Liam, Stella terdiam,ia tak tau harus menjawab apa. Dalam otaknya pun tak ada jawaban apapun.

"Diammu ku anggap 'Ya' "ucap Liam.

"Aku ingin menikahi mu"ucap Liam

Bersambung .

Vote komen.

Dibikin baper sama part ini 😍😍

Just For Give a Baby[18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang