14.Rindu

9.3K 291 29
                                    

Stella menangis dipojokan kamarnya, tadi ia mengunjungi rumah ibunya, untuk memberi uang bulanan. Tapi apa yang terjadi.

Flashback

"Hanya delapan ratus ribu"ucap ibunya

"Hanya jumlah itu yang aku mampu"ucap Stella

"Kemarin kakak bisa memberi kami sembilan puluh juta dan sekarang hanya ini"disusul sang adik dengan nada sinis

"Sekali saja kalian mengerti"ucap Stella dengan nada memohon

"Apa tubuhmu itu tak laku lagi hah"sarkas sang ibunda ,air mata wanita itu seketika menetes mendengar ucapan ibunya sendiri.

"Aku hanya memiliki uang itu,dan jangan pernah mengucapkan kata itu lagi"ucap Stella yang masih menangis

"Jual diri saja,agar uang yang kau berikan pada kami lebih banyak, jangan hanya merepotkan"ucap ibunya, Stella langsung pergi dari rumah itu. Ucapan ibu dan adiknya benar-benar menyakiti nya. Harga dirinya benar-benar dijatuhkan oleh keluarganya sendiri.

Off

Stella masih saja meratapi nasibnya. Ia ingin menangis sendiri detik ini. Ia punya keluarga tapi merasa tak punya.
Ditambah lagi sudah seminggu ia tak berjumpa dengan pria itu serta istrinya.

Stella benar-benar terpuruk. Ya anggap saja saat ini ia hidup seorang diri.

"Stella.."ucap seorang pria yang tak asing lagi bagi Stella. Stella melihat kearah pintu,diujung pintu tak ia sangka jika disitu ada Liam. Ia menatap Stella.

Pria itu langsung menghampiri Stella,ia khawatir dengan kondisi nya. Yang sedang menangis.

"Stella ada apa?"tanya Liam. Stella menghapus air matanya.

"Tidak ada apa-apa,kau sudah kembali?"tanya Stella kali ini ia tersenyum

"Jika aku sedang bertanya jangan bertanya kembali,dan jangan berbohong"ucap Liam. Tegas.

"Aku tidak apa-apa, hanya saja aku tadi sedang lelah"ucap Stella

"Baiklah, sekarang biar aku bantu kau untuk beristirahat"ucap Liam,ia meraih tangan Stella untuk membawa wanita itu ke ranjang. Kemarin ia baru saja pulang dan sekarang ia memutuskan untuk bersama Stella.

"Kau ingin,ku buatkan minum"tawar Liam

Stella menggeleng.

"Baiklah, sekarang kau tidur saja dulu"ucap Liam yang disetujui oleh Stella.

Saat Stella tertidur,Liam, terus mengusap-usap kepala wanita itu agar ia merasa lebih tentang dan relax .

Stella memiringkan tubuhnya agar tak menatap pria itu. Ia sangat merindukan nya tapi sekarang ia masih sangat lemah. Dan ini karena keluarganya sendiri.

*******

Ayana baru saja pulang dari pertemuan bersama teman-temannya setelah kemarin ia pulang dari liburan nya. Saat itu ia berada dimobil bersama sopir nya.

"Tuan hari ini tidak pulang lagi?"tanya sang sopir

Ayana tersenyum kearah pria yang tak terlalu tua itu.

Ayana mengangguk

"Saya tau nona itu pasti kesepian dan terpuruk dengan apa yang terjadi pada nona"ucap sang sopir yang namanya Vicco itu .

"Iya,tapi mau bagaimana lagi.."ucap Ayana sedih,Ayana memang sering menceritakan semua masalahnya pada Vicco dibandingkan dengan pelayan rumahnya yang lain. Bisa dibilang mereka cukup dekat.

"Saya bisa bantu nona, pertanyaan nya,apa nona pernah berhubungan selain dengan tuan"ucap Vicco

"Tidak"ucap Ayana

"Saya punya tawaran, bagaimana kalau kita mencoba berhubungan,mungkin ada hasilnya"ucap Vicco

"Vicco.."ucap Ayana dengan nada tak suka

"Itu hanya tawaran nona,maaf tapi saya merasa kasihan jika anda yang jadi korban"ucap Vicco. Ayana berpikir sejenak,apa salahnya ia mengikuti ucapan Vicco. Siapa tahu berhasil dan ia akan membatalkan perjanjian nya dengan Stella. Lagi pula sang suami sudah berhubungan badan dengan wanita selain Ayana.

"Vicco..saya..mau.. menerima tawaran kamu"ucap Ayana yang disambut senyuman dari Vicco.

********
Liam,termenung didepan meja makan yang diatas situ ada secangkir kopi buatannya.
Beberapa hari ini ia sangat lelah dengan semua yang ia alami,belum lagi pekerjaan yang harus cepat ia selesaikan. Meski ada waktu,pria itu tak ingin menunda nya,ia tipe orang pekerja keras, pekerjaan hari ini harus selesai hari ini. Tak ada kata besok,hal itulah yang membuatnya dijuluki oleh karyawan nya sebagai sosok pemimpin yang tegas juga disiplin. Jika ada sesuatu yang tak sesuai dengan keinginan nya ia akan membuang sesuatu itu, jika kesalahan terjadi tiga kali ia akan memecat karyawan nya.
Bahkan hal sepele bisa membuatnya emosi. Seperti melihat orang yang berjalan pelan padahal masih muda,jika ada yang membuat kotor disekitarnya dan jika ia mendengar ada yang membicarakan nya,orang yang membicarakan dirinya cukup malang karena keesokan harinya pasti ada saja kesialan yang mereka dapatkan.
Pada hari libur ia lebih suka bekerja dari pada rebahan sepanjang hari.

"Kau pasti sangat lelah"ucap Stella yang baru datang

"Kau sedang tidur, kenapa kesini?"tanya Liam

Stella tak menjawab ia hanya tersenyum lalu duduk didekat Liam.

"Boleh nanti malam kita pergi"ucap Stella ragu

"Kemana?"

"Suatu tempat,aku ingin kesana, sudah lama aku tidak pergi ketempat itu,apa kau mau menemaniku?"tanya Stella bersemangat

"Baiklah,aku mau"ucap Liam, Stella tersenyum bahagia ia memegang tangan pria didekatnya tanpa sadar

"Aku tak sabar kesana,disana banyak orang dan saat hujan kita bisa bermain hujan bersama"ucap Stella bersemangat,Liam, hanya tersenyum. Ia memang mencintai Ayana tapi ia juga memiliki rasa pada Stella.

"Tuhan maaf jika aku egois,tapi aku mencintai nya,dia yang selalu bersama ku saat aku memiliki masalah"ucap Stella dalam hati

Entahlah akhir kisah ini siapa yang menjadi korbannya,Ayana, Stella atau tanpa diduga justru yang menjadi korbannya adalah Liam.

Bersambung..

Komen next buat next part :)

Just For Give a Baby[18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang