19.Teringat

7.8K 301 16
                                    

"Kau tidak buta bukan,jadi kau bisa melihat apa yang kami lakukan"ucap Liam dengan nada dingin yang tentunya membuat Stella heran karena tak biasa nya pria itu berkata seperti ini pada Ayana .

Liam, langsung mengajak Stella naik ke tepi kolam,dan segera menarik tangan Stella untuk keluar namun Ayana menahan mereka.

"Stella, sudah dua bulan kamu bersama Liam,dan kau belum hamil"ucap Ayana, Stella menunduk,ia sendiri tak tau tapi ia yakin suatu saat ia pasti hamil,dan ia sadar jika Ayana membutuhkan dirinya hanya untuk memberi keturunan.

"Mungkin belum saatnya"lirih Stella

"Stella kau tidak menipuku kan"ucap Ayana

"Kau sendiri apa tidak penipu"ucap Liam, yang sudah geram dengan ucapan Stella. Ia langsung menarik tangan Stella untuk keluar dari ruangan itu.

"Shit!"umpat Ayana frustasi

"Mungkin ucapan mu benar, wanita itu menipumu"ucap Vicco

"Sudahlah aku sangat pusing memikirkan nya"ucap Ayana

"Kalau begitu malam ini kita bisa menghabiskan waktu bersama"ucap Vicco

"Kau gila, suami ku sedang di rumah"ucap Ayana kesal, inilah dia,ia berubah jika dulu ia selalu ingin Liam berada di rumah namun kini ia selalu menanti jika Liam, pergi atau keluar rumah.

"Baiklah sayang,dan jangan lupa rencana kita"ucap Vicco,Ayana hanya mengangguk sambil tersenyum paksa.

*****

Liam,membawa Stella ke kamar pribadi miliknya. Stella duduk disebuah sofa panjang berwarna silver. Sedangkan Liam, tengah mencari sesuatu di lemari.

"Stella kau pakai ini dulu,aku ganti pakaian dulu"ucap Liam,sambil memberikan kemeja putih milik nya.

Stella mengangguk,pria itu langsung menuju salah satu pintu yang ada di kamar itu karena ada dua kamar.

Stella langsung mengganti bajunya dengan kemeja putih yang kebesaran ditubuhnya itu.

Selang beberapa menit Liam,keluar dengan pakaian yang sudah lengkap kaus putih dan celana jeans. Namun ia terpesona dengan wanita yang membelakanginya. Stella ia sedang menguncir rambut nya,dari belakang ia tampak cantik dan ditambah kemeja yang tampak kebesaran membuat nya lebih mengemaskan .

"Stella, setelah ini kita ke apartemen ya ,aku sedang malas disini"ucap Liam, Stella mengangguk lalu duduk kembali disofa. Ia menunduk memikirkan ucapan Ayana tadi.

Liam duduk disamping Stella. Ia sadar ada sesuatu yang Stella pikirkan.

"Kau memikirkan ucapan Ayana"ucap Liam, Stella melihat kearah Liam. Ia mengangguk.

"Jangan dipikirkan,lagi pula uang sembilan puluh juta waktu itu,uangku bukan uangnya"ucap Liam. Dengan sangat santai.

"Sebenarnya uang itu aku beri ke ibu dan adikku, mereka selalu meminta apa yang mereka ingin ke aku tapi aku yang selalu disalahkan"jelas Stella, dengan singkat ia menjelaskan tentang kehidupannya pada Liam.

"Sebaiknya berhenti memperdulikan orang yang tidak memperdulikan mu"ucap Liam.

Stella hanya tersenyum.

"Akan ku coba"ucap Stella.

"Ini pakai handphone ku dulu,nanti aku akan menyuruh asisten ku untuk membelikan mu handphone sebagai ganti handphone mu yang tadi terkena air"jelas Liam,sambil menyerahkan handphone logo buah apel miliknya.

"Tidak usah, handphone ku tadi sepertinya masih bisa"ucap Stella

"Tidak,kau buang saja nanti malam handphone baru mu akan datang,aku keluar sebentar"ucap Liam, yang langsung bangkit dari duduknya.

Stella ingin sekali protes tapi pria itu sudah pergi. Stella melihat handphone milik pria itu namun dibawah handphone itu terselip sebuah kertas.

Password handphone ku, adalah tanggal pertama kita bertemu

Stella tersenyum membaca itu,ia tak tau apa maksud pria itu yang menjadikan tanggal saat mereka bertemu sebagai password handphone.

Ia membuka handphone itu dan ternyata benar, entahlah tapi ia bahagia.

*****

"Kau bisakan setelah wanita itu hamil lalu melahirkan,kau carikan dia pria untuk menikahinya"ucap Vicco pada Ayana

"Kau benar,aku akan melakukan itu pada Stella dan hidupku akan tenang dan bahagia"ucap Ayana

Tanpa mereka sadari sejak tadi Liam, mendengar obrolan mereka tentang Stella. Ia benar-benar emosi tapi ia akan membiarkan mereka melakukan rencana mereka. Ya hanya rencana.

Liam, langsung mendatangi Stella dikamar,ia memakai jaket kulit nya dan meraih sebuah kunci motor. Ia langsung menarik tangan Stella untuk segera pergi dari rumah itu.

"Liam,ada apa?"tanya Stella heran,Liam,tak menjawab .

Setelah ada diluar rumah ia langsung menaiki motor mewah milik nya.

"Cepat naik"ucap Liam, Stella mengangguk lalu menaiki motor itu.

"Sebenarnya ada apa?"tanya Stella

"Pegangan saja"ucap Liam, seolah mengalihkan pembicaraan.

Motor itu melaju kencang ditengah kota, Stella bisa merasakan hembusan angin yang menerpa tubuh mereka.

Stella jadi ingat saat SMA dulu,saat seorang laki-laki asing menawarinya tumpang karena hujan. Wajah pria yang asing sama seperti pria yang sedang memboncengnya.

Tanpa sadar Stella berpegang erat pada pinggang Liam.

Merasakan sentuhan dari Stella seperti saat ini,Liam, jadi teringat beberapa tahun lalu saat sedang hujan ia melewati semua sekolahan SMA, disana ada seorang gadis yang masih berpakaian seragam SMA disekolahan itu. Sedang hujan jadi ia mengantar gadis itu pulang.
Gadis itu sama seperti Stella, melingkarkan tangannya dengan erat seperti saat ini.

Tanpa sadar Liam, menggenggam satu tangan Stella. Ia tak ingin ada yang menyakitinya termasuk Ayana.

Bersambung..

Ada apa yaa dengan masa SMA nya Stella

Siapa pria itu

Dan siapa gadis itu

Tunggu next nya yaa

Just For Give a Baby[18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang