---11 IPA 3---
Masih pagi.
Anak IPA3 sudah datang, untuk apa jika bukan mengerjakan PR. Sudah kebiasaan mereka untuk merjakan PR di sekolah. Alasan mereka karena malas atau lupa. Seperti saat ini, mereka sedang mengerjakan PR Kimia yang di berikan oleh Bu Risa seminggu yang lalu..
Mark, dia sudah mengerjakan tugasnya. Mark memang salah satu harapan kelas jika ada PR.
Yang lainnya mungkin ada Nathan, tapi tulisan Nathan lebih mirip ceker ayam di kasih boncabe level 30. Mata bakal pedes kalo baca tulisannya.
"Mark, lo nomer 26 belum?" ucap Jeya.
"Hah, belum. Tanya Nathan coba, gue juga mau nyontek dia" ucap Mark santai. Dan anak-anak kelas pun mulai melirik Nathan.
"Apaan? Mau nyontek gue? Nih buku gue" ucap Nathan, meyodorkan buku tulisnya ke Jeya dan langsung di rubung anak anak kelas.
Mereka mulai menulis dengan kilat, karena bel jam pertama tinggal 15 menit lagi. Contohnya Theo, dia menulis dengan cepat dan membuat tulisan indahnya menjadi lebih indah. Ada pula Elisa, dia tidak sempat menghias tulisannya. Fyi, Elisa selalu menghias tugasnya. Katanya untuk menambah nilai.
Beberapa saat kemudian, bel jam pelajaran pun sudah berbunyi. Hari ini pelajaran Sejarah jam pertama, bagi IPA 3 itu pelajaran paling membosankan di sekolah. Gurunya sangat membosankan dan membuat mengantuk. Juna, Vano, dan Luka sudah tertidur. Lalu bagaimana gurunya? Gurunya tidak mengetahui keberadaan mereka. Mereka duduk di pojok belakang kelas, tertutupi oleh murid lain.
"Yo.. Yo.. Gue pingin menabung ini.." Bobby berbisik, kepada Theo yang dari tad sibuk mencatat.
"Yaudah sana" ucap Theo tanpa mengalihkan pandangan. Bobby langsung berlari ke luar kelas, nyatanya dia malah pergi ke kantin.
"Ohh iya anak-anak, hari ini ibu ada rapat. Nanti selesaikan tugas kalian kalau tidak selesai, bisa di kerjakan di rumah" Anak IPA 3 langsung bersorak dalam hati. Lalu guru itu keluar dari kelas.
Hening sejenak.
Lalu notifikasi Line memecah keheningan.
"Jyahahahaha hp pada kagak di silent"
"BANGSAT LU" ucap sekelas kompak, lalu melempar buku ke arah Chandra dengan kompak.
BRAK!
"ASSALAMUALAIKUM!" Gadis berambut bergelombang itu memasuki kelas IPA 3 secara tidak santai. Mata gadis itu sembab, seperti baru saja menangis. Sontak saja, mereka menyanyai gadis itu
"Nisa, lo kenapa njir?!" tanya Najwa panik.
"Gue pengen nangis di sini. Gak papa kan?" ucap gadis itu sambil sesenggukan.
"Nangis aja sepuas lo. Tapi kalo udah selesai cerita sama kita" jawab Chandra.
Chandra membawa Nisa ke tempat duduknya. Kaysa mengambilkan minum untuk Nisa. Fyi, Nisa dan anak IPA 3 sudah akrab. Kelas ini tempat Nisa curhat dan mengadu.
"Gue... Hiks... Di labrak... Hiks... Cipa..." ucap Nisa masih sesenggukan.
"Njirr.. si Cipa kenapa labrak lo?" Chandra bertanya.
"Ngg... Ngga tau" ucap Nisa.
"Katanya.. gue udah terlalu deket sama lo Chan" lanjutnya.
"Njir kok gue? Berapa kali sih gue bilang sama si Cipa. Gue udah gak suka sama dia. Dia ngeyel banget sih" Chandra gereget sendiri dengan mantannya itu.
"Kapan lo di labraknya?" Hanin bertanya.
"Tadi habis pengumuman guru rapat" ucap Nisa yang sudah lebih tenang.
"Chan mantan lo tuh" ucap Theo dengan ketus.
"Gue juga bingung asw" Chandra mulai emosi.
Hari ini, Chandra akan melabrak Cipa. Tapi entah kapan.
Introduce to you :Seo Changbin as Aditama Chandra Saputra
Lalisa Manoban as Elisa
KAMU SEDANG MEMBACA
11 IPA 3 : Classmates [✔]
Teen Fiction11 IPA 3, kelas yang selalu rusuh di manapun dan kapanpun. Selalu kompak dalam keadaan apapun. Muridnya pun rata-rata terkenal semua, dan kepintarannya-pun di atas rata-rata. Lalu, kenapa kelas ini di sebut kelas terusuh se-Elite School? Kalau kata...