EPILOG

307 34 1
                                    

--- 11 IPA 3 ---


"Heh Junaedi, jadi pergi bareng kaga?" tanya seseorang di sebrang telfonnya.

"Hooh, tar gua jemput. Ga bakal gua tinggal elah, takut banget kehilangan gua." celetuk Juna sambil terkekeh.

Hening di sebrang.

"Bacot ye, buruan kasian anak-anak nunggu." omel Jeya merasa kesal sendiri.

Telfon di matikan sepihak, Juna menggeleng perlahan. "Ya Allah, untung sayang."

Juna memarkirkan motornya di parkiran depan taman bermain itu. Juna dan Jeya celingukan mencari keberadaan teman-teman kelasnya.

Matanya tertuju pada sekumpulan anak SMA yang notabene nya teman sekelasnya itu.

"Nah itu anak-anak, ayok Jey kesana." ucap Juna sambil menggandeng Jeya.

"Nahh nongol juga bocahnya, ayok masuk. Gua dah beli tiketnya." ucap Chandra bersemangat.

"Sabar pekok, Pak Alif masih belum dateng." Aileen menegur Chandra.

Tak lama setelah Aileen berbicara itu, pria yang di bicarakan datang dengan baju santai, celana jeans, dan tas kecil.

Siswi 11 IPA 3 terpaku dengan mata melotot tidak berkedip. Mereka terpaku dengan apa yang di lihatnya. Biasanya guru mereka hanya memakai setelan kemeja, batik, atau seragam dinas. Hari ini mereka melihat guru kesayangannya memakai baju santai dan terlihat jauh lebih muda.

"Udah dateng semua toh? Kajja masuk!" kata Lia sambil mengangkat tangannya bersemangat.

Semuanya mulai memasuki taman bermain yang orang kenal sebagai Dufan itu. Dino bergidik ngeri karena melihat roller coaster yang begitu tinggi.

Dino menepuk pundak Lia, "Li, kita ngga bakal naik itu kan?" tanya Dino sambil memasang wajah se-memelas mungkin.

"Kaga, tenang aja. Kalo lo di paksa naik, gua hajar satu-satu." kata Lia mencoba menenangkan Dino.

Dino tersenyum lega saat mendengarnya. Setidaknya ketakutannya akan ketinggian tidak akan terungkap di sini. Walaupun itu sudah bukan rahasia lagi bahwa dirinya takut akan ketinggian

"Pak Alif berangkatnya kapan?" tanya Luka membuka percakapan.

Lelaki yang berada di sampingnya menoleh, "Besok sore, jangan kangen ya." ucap Lelaki berumur 30an itu.

"Luka," panggil Pak Alif tiba-tiba.

Luka menoleh, "Eh iya pak?" sahut Luka.

"Jaga persahabatan kelas ya, kalian solid banget. Jujur bapak belum pernah ngajar kelas sesolid ini." katanya sambil tersenyum bangga.

Senyum Luka mengembang, "Baik pak, pasti akan saya jaga."

Pak Alif menepuk bahu lelaki di sampingnya itu. Dia bangga mempunyai ketua kelas yang bobroknya tidak kira-kira, namun bisa serius di saat yang serius.

"Eh apa kalian gamau naik itu?" ucap Lia sambil menunjuk roller coaster.

Dino mendelik, "LIAAA!!!!"

.
.
.

"Kalian pulangnya hati-hati ya. Kalian yang laki-laki jangan ngebut ngebut. Bapak tau anak SMA sering bawa motor ngebut." wejangan Pak Alif menutup kegiatan sore itu.

Seluruh siswanya mengangguk tanda semuanya akan menuruti nasihat guru mereka.

"Pak.." panggil Deva lirih.

Pak Alif menoleh, "Iya Dev?"

"Harus banget ya pergi ke China? Ngga bisa di Indonesia aja?" tanya Deva.

Pria itu tersenyum, "Iya harus, maaf ya." sahutnya.

Hening sesaat.

"Tapi saya sering pulang kok kalo libur. Jadi kalau kangen bisa ke rumah bapak." lanjutnya memecah keheningan.

Pak Alif merentangkan tangannya, "Pelukan dulu sini." katanya sambil tersenyum.

Seluruh kelas berpelukan. Seakan mereka akan berpisah, padahal ya pisah kelas doang. Moment manis itu berlangsung sesaat karena pekikan seseorang.

"Heh udah pelukannya, gua kegencet ini." pekik Kaysa yang tenggelam karena tubuhnya yang kecil. Semua yang melihatnya terkekeh gemas akibat tingkah perempuan mungil ini.

Lantas mereka berpamitan dan mulai menjalankan kendaraan mereka. Dan menyisakan pria yang masih belum menjalankan motornya.

Pak Alif tersenyum samar, "Dimana mana yang namanya pertemuan, pasti ada perpisahan toh?" lalu dia terkekeh pelan.

Dia pun menyalakan motornya dan mulai menjalankan motornya. Hari-harinya bersama 11 IPA 3 adalah hari-hari terbaik dalam hidupnya.









Tamat.







A/N :

Subhanallah walhamdulillah wallaillahaillalah. Akhirnya tamat juga!

Terima kasih udah mampir, udah nungguin book ini padahal update nya ngga tentu akibat kemageran saya. Terus makasih juga yang udah vote sampe akhir. Intinya terima kasih semuanya. Jangan lupa tungguin book ku selanjutnya.

Papai~

11 IPA 3 : Classmates [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang