21. Tabahnya Seorang Pak Alif

293 32 0
                                    

---11 IPA 3---


Hari ini siswa IPA 3 sedang belajar dengan sungguh-sungguh karena minggu depan mereka sudah UAS. Pemandangan langka nih, karena kelas ini sepi, tentram dan damai.

Sambil menunggu Pak Alif datang, mereka mempelajari materi-materi sebelumnya yang sudah di berikan Pak Alif minggu lalu.

Semuanya tentram sampai akhirnya ada yang masuk ke kelas ini dan berteriak, "ADA YANG MAU MARTABAK??"

Seluruh kelas berteriak, "Mau!!!!" hilang sudah ketentraman tadi.

"Gua!! Gua yang coklatnya banyak!" teriak Bobby, yang akhirnya di toyor oleh Lisa yang kupingnya penging akibat teriakan Bobby.

"SABAR SABAR!! KEBAGIAN SEMUA KOK, SATU SATU!!!" pekik Juna yang tak habis pikir pada teman temannya ini.

Nathan yang sedari tadi diam membaca buku langsung membuka suara, "WOY JANGAN BERISIK!!" satu kelas hening.

Juna sangat berterima kasih pada Nathan. Dia membagikan martabaknya dengan tentram.

"Yaah kok gua gaada choco chips nya?" rengek Vero. Najwa langsung berinisiatif untuk menukar martabaknya agar anak ini diam. Vero masih memasang wajah datar, tapi matanya lebih berbinar.

Semuanya memakan martabaknya dengan tenang, hingga akhirnya Pak Alif datang. Mereka pun langsung mempercepat aktifitas makan mereka.

Termasuk Lia yang makannya di sedikit sedikit karena ingin menikmati. Mau tidak mau harus memakan martabaknya dalam satu suapan.

Pak Alif mulai berbicara, "Minggu depan ulangan. Sudah pada belajar?" tanya Pak Alif. Yang di angguki satu kelas.

"Wah bagus, saya harap kalian semua bisa dapet nilai yang memuaskan." kata Pak Alif sambil tersenyum. Senyumannya ini bisa bikin satu kelas ambyar. Bahkan Vano sampai terpaku pada wajah Pak Alif.

Pak Alif beralih melihat Juna, "Juna, kamu kenapa?" Juna yang sedari tadi bengong. Langsung terlonjak kaget.

"Memperhatikan pak, hehe." ucapnya sambil cengengas-cengenges.

Pak Alif menggeleng samar dan membuka buku fisikanya.

"Sekarang kita latihan soal aja ya." ucapnya sambil membagikan lembar soal.

"Sambil dangdutan pak, biar semangat." ucap Bobby.

"Oke, tapi jangan berisik ya. Kasian kelas sebelah." sahut Pak Alif. Sambil membuka laptopnya. Dan menyetel lagu.

Seluruh kelas terperanjat karena lagunya itu. . .

Goyang dumang. Lagu anthem 11 IPA 3.


Seluruh kelas nahan-nahan agar tidak kelepasan joget. Apalagi Lisa dan Jeya. Mereka nahan agar goyangan asoy geboy nya tidak lepas.

"Pak, sudah." Nathan maju dan menyerahkan bukunya pada Pak Alif.

"Yakin sudah semua?" tanya Pak Alif memastikan.

"Yakin pak." sahutnya dengan mantap.

"Yaudah, kamu istirahat duluan." ucap Pak Alif.

Nathan melebarkan senyum, "Terima kasih pak, saya keluar dulu ya pak." Dia beralih menatap teman-temannya. "Semangat goyang dumangnya kalian semua." ucapnya sambil nyengir.

"Nathan, jangan ganggu kelas lain ya. Kalau mau istirahat ke kantin saja." ucap Pak Alif pada Nathan.

"JHAAAA KASIAN BANGET SIH!!" sahut Dino seperti tanpa dosa.

Nathan mengumpat dalam hati, "baik pak. Saya ke kantin." sahut Nathan. "Gua tandain lo." ucap Nathan pada Dino.

"Aihh takut banget." sahut Dino sambil tertawa.

"Dino, sudah selesai?" tanya Pak Alif pada Dino.

"Eh, emm belum pak." sahut Dino.

"Yaudah kerjain dulu, nanti ributnya." ucap Pak Alif lagi.

"Mampus." ucap Lia lirih, membuat Dino mengumpat tanpa suara.

Satu persatu siswa meninggalkan kelas. Eh tapi balik lagi gegara gabut mau ngapain. Akhirnya ya diem di kelas sambil makan. Termasuk Nathan.

"Oiya hari ini kelas fisika terakhir sama saya." ucap Pak Alif. "Saya harap kalian tetep jago fisika walau bukan saya gurunya." ucap Pak Alif.

"Pak Alif beneran mau pindah ke China?" tanya Theo sambil mengangkat tangan.

Pak Alif mengangguk, "Iya, jangan kangen ya." ucap Pak Alif sambil senyum.

"Harus banget pindah pak? Pending lah, cepet banget pindahnya." sahut Mark.

"Ya harus lah, masa saya tiap pergi kuliah harus bulak-balik China-Indonesia?" ucap Pak Alif sambil tertawa.

"Kalian masih bisa kok contact saya. Atau bercanda sama saya di grup kelas." ucapnya kemudian.

Bel istirahat berbunyi.

"Oke karena pelajarannya udah abis. Silahkan kalian istirahat dulu. Besok yang bener ngerjain ulangannya. Jangan nyontek, nanti di hiih sama saya." ucap Pak Alif sambil berlalu keluar kelas.

"Jyaaaa Pak Alif-mania pada ambyar. Kasian deh lo pada." ucap Deva.

"Yaelah bisa-bisanya Pak Alif pindah." ucap Arin merasa sedih.

"Yaudah sih ya, Pak Alif kan pindah gegara mau ngelanjutin sekolah." sahut Luka.

"Eh gua punya ide." ucap Kaysa.

Satu kelas langsung senyap menyimak Kaysa.





Too be continued. . .

A/N :

Hayoo mau ngapain :)

11 IPA 3 : Classmates [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang