--- 11 IPA 3 ---
Jam 22.14 pemuda tertubuh jangkung itu merebahkan tubuhnya di kasur. Sesekali dia mengecek hp-nya, dan tetap saja tidak ada balasan. Pemuda itu mendengus pelan.
"Jun! Turun dulu bentar." panggil Sang Kakak.
"Iya," ucapnya sambil menggeliat malas. Juna beranjak keluar kamar dan turun ke lantai bawah.
"Jajan yuk." ajak Kakak-nya kemudian.
"Yaudah ayo, bentar ambil jaket dulu." ucapnya sambil beranjak ke kamarnya lagi.
Suasana taman saat ini ramai. Karena sekarang malam minggu. Tapi ada sesuatu yang mengganjal, di mana food truck ayahnya?
"Kak, food truck ayah mana ya?" tanya Juna.
"Lagi pulang kali," sahut Kakaknya.
"Ihh tapi masa tadi ngga ketemu di jalan?" kata Juna yang masih kekeuh.
"Kan ayah lewat belakang dodol." sahut Kakaknya yang sudah kesal. Juna mempout kan bibirnya, merajuk.
Saat bingung-bingungnya mencari foodtruck ayahnya. Ada notifikasi masuk ke hp-nya.
Aliansi Shinobi
Bobby: lagi ngapain Jun?
Juna: kayang, lo tau
Deva: Juned kalo ultah suka kayang ye?
Lia: BODOH
Dino: HEH JARI NYA!
Lia: maaf sayangnim :((
Bobby: pe es kuy
Chandra: aku tidak di ajak, baiq lah
Bobby: makanya gua bilang di sini ya ngajak lu pada dodol
Luka: meluncuuurr~
Juna memasukan hp nya ke kantongnya lagi dan beralih memandang kakaknya, "Kak, boleh kerumah Bobby ngga?" tanya Juna.
"Yaudah gih, pulangnya jangan malem-malem tapi." sahut Kakaknya, "Kakak pulang sendiri nanti, gapapa." lanjutnya kemudian.
Juna berpamitan dengan kakaknya dan pergi ke rumah Bobby yang kebetulan tidak jauh dari taman.
Dalam perjalanan, entah kenapa dia merasa merinding. Perasaan tidak enak terus menghampiri. Di tambah lagi jalanan yang gelap. Kepalanya terus di hantui oleh pikiran yang tidak-tidak.
"Bjir dingin banget." gumamnya seraya memasukan tangan ke saku jaketnya.
Juna sudah sampai di rumah Bobby, rumahnya tidak terlalu besar, tapi tidak kecil juga. Dia memasuki rumahnya dan mengucap salam, "assalamualaikum."
"waalaikumsalam, masuk Jun. Gua di ruang tengah." sahut Bobby entah dari mana.
Pasalnya Juna saat ke ruang tengah, Bobby nya ngga ada di situ.
Tiba-tiba semuanya gelap.
"Ah elah, belum bayar listrik ya lo?" ucap Juna merutuk.
"Jun.."
Juna menoleh, "Yaelah kemana aja lo bob?" tanya Juna, tidak ada sahutan. Akhirnya dia menyalakan flashlight hp-nya dan menyoroti Bobby.
"ASTAGFIRULLAH!!" pekiknya saat melihat Bobby. wajahnya seram dengan mulut yang robek. Ditambah lagi pencahayaan yang minim, membuat wajah Bobby semakin tidak jelas.
Juna langsung kabur dari rumah Bobby, saking takutnya dia sampai membawa sendalnya. Tidak di pakai, tapi di bawa sambil lari.
Di perjalanan ternyata dia di kejar wanita dengan wajah seram. Matanya hitam dan wajahnya pucat. Percayalah dia lari lebih cepat dari pemenang turnamen lari jarak pendek sekolah. Saking takutnya dia.
"BUNDA!! KAKAK!! AYAH!! BU ISMI!! TOLONGIN JUNA!!" teriak Juna sambil menangis.
"ALLAHUMA BARIKLANA FIMA ROJAKTANA WAKINA ADZABANAR!!!" dia melafalkan doa makan sambil lari. Dia ni emang bodoh apa bodoh gegara takut?
"ALLAHUAKBAR!! ASTAGFIRULLAHALAZIM!!"
"EH SETAN, LO NGGA PANAS APA?!" sempat sempatnya dia bertanya.
Dia di kejar perempuan berwajah seram sampai rumahnya, wajah Juna sekarang sudah pucat. Dia membuka paksa pintu rumahnya yang entah kenapa terkunci.
Hantu yang tadi semakin dekat, dia pasrah mau di apain sama hantu itu. "Ya Allah, kalo Juna wafat gegara di makan hantu, ampuni dosa dosa Juna. Aamiin." kata Juna sambil menangis.
Tiba-tiba terdengar suara ledakan confetti, "HAPPY JUNA DAY!!" teriak seseorang setelah suara letupan itu. Juna masih linglung, mencoba mencerna apa yang terjadi.
Hantu bermuka pucat tadi membuka rambutnya, "Happy birthday Juna!!" ucapnya kemudian.
Suara riuh tepuk tangan dan nyanyian lagu happy birthday membuat Juna bengong dan tidak berkedip. Kue ulang tahun berbentuk love di bawa ke arah Juna.
Juna masih diam, dia masih bingung apa yang terjadi.
"Kasian bener adek ku." ucap Sang Kakak sambil tertawa.
"Si Juna nya diem-diem bae, jangan jangan kesambet beneran." celetuk Bobby asal. Dia pun mengaduh karena di jitak oleh Najwa.
"J-jadi i-ini..." kata Juna sedikit terbata bata.
"Thanks Kak Shella udah bantu kita nyiapin ini." ucap Jeya, Shella mengangguk.
Bobby dengan jahilnya membuat Lia terperanjat kaget karena Bobby menepuk pundaknya dan menunjukan wajah seramnya.
"Goblok, kaget gua anjir." umpat Lia saat melihat wajah Bobby.
Juna yang tadinya ingin mengumpat marah, malah jadi merengek dan menangis tertunduk. Semua nyanyian terhenti.
"Heh, berdiri ga lo?" omel Arin, Juna malah makin menangis tersedu sedu.
"Biarin aja dulu, dia mau akting jadi anak tiri." ucap Dino santai.
"Udah, bentar lagi Ayah sama Bunda dateng. Gausah manja kau anak pungut." ucap Shella sambil membantu Juna berdiri.
Juna mengusap air matanya, dan melihat Jeya menghampirinya. "Happy birthday!!" ucapnya sambil mengeluarkan gelang couple yang kemarin di belinya. Setelah itu, dia memeluk Juna.
"WOE IKUTAN DONG!!" ucap anak anak lain. Hingga anak yang lain berpelukan juga. Shella tentunya tidak mau kelewatan momen langka ini langsung merekamnya.
"Woe gua engap!" pekik Jeya yang sudah terjepit.
"Lilinnya di anggurin nih?" tanya Aileen dengan polos. Juna nyengir polos. Walau dia masih linglung, dia masih menlemparkan cengiran bodohnya.
Juna meniup lilin, di ikuti riuh tepuk tangan.
"Untung warga sini bodo amatan, kalo engga bisa geger sekomplek." Theo mencibir. Lagi-lagi Juna melemparkan cengirannya.
Juna masih tidak menyangka dia akan di surprise in seperti ini.
Harapannya tidak susah susah. Dia hanya berharap tetap berteman dengan orang orang bodoh ini. Sampai kapanpun.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
11 IPA 3 : Classmates [✔]
Teen Fiction11 IPA 3, kelas yang selalu rusuh di manapun dan kapanpun. Selalu kompak dalam keadaan apapun. Muridnya pun rata-rata terkenal semua, dan kepintarannya-pun di atas rata-rata. Lalu, kenapa kelas ini di sebut kelas terusuh se-Elite School? Kalau kata...