Sebaik-baik bacaan ialah Al-Qur'an.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
***
Maira bangun dari tidurnya, kepalanya terasa sangat berat sekali. Lalu ia bangkit dengan posisi duduk, tubuhnya pun masih dibaluti selimut, ia baru tersadar, "Dirinya kini sedang berada di mana?" batin wanita itu.
Pasalnya terakhir kali yang Maira ingat, dia sedang berjalan menuju trotoar, lalu mulutnya dibekap oleh seseorang dan Maira tidak sadarkan diri.
Setelah itu ia tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Maira terlonjak kaget ketika melihat seisi ruangan seperti hotel, lalu dia berusaha mengucek matanya dan berharap semua ini mimpi. Tapi ternyata tidak, hasilnya tetap sama, Maira berada di sebuah hotel dengan tubuh yang dibaluti selimut.
Sungguh jantung Maira seperti mendadak berhenti, tangannya gemetar bahkan tubuhnya mulai keluar keringat dingin. Di pelupuk matanya terdapat cairan bening yang akan tumpah membasahi pipinya. Maira takut terjadi sesuatu menimpa padanya, pikiran-pikiran negatif masuk ke dalam hatinya.
Lalu kelopak matanya terbuka sempurna ketika melihat seorang pria berada di dalam ruangan yang sama dengan dirinya.
"APA YANG KAMU LAKUKAN DENGAN SAYA?!!" teriaknya dengan air mata yang mengalir begitu saja, perasaanya sangat kalut dengan situasi ini.
Pria itu berbalik badan menghadap Maira, wajahnya sedikit terkejut, "Kamu sudah bangun? Tadi pingsan lama banget," ucap pria itu tanpa rasa bersalah.
Maira terlonjak kaget ketika melihat siapa pria itu, "ALVINNN?!!!" jeda beberapa detik, ia berteriak lagi, "APA YANG TELAH KAMU LAKUKAN DENGAN SAYA?!!"
"Hah? Saya enggak melakukan apa-apa Maira."
"BOHONG!! KENAPA BISA SAYA DAN KAMU BERADA DI SINI?!!!"
"Aaaa....-" entah kenapa, bibir Alvin keluh untuk menjelaskan semuanya, ia tidak bisa berbicara apa-apa lagi selain, "maaf."
"DENGAN MUDAHNYA KAMU BILANG MAAF?! OTAK KAMU DI MANA HAH?!!" Maira semakin murka dan menangis histeris ketika paham dengan kata 'maaf' ia sudah paham tentang semua ini. Ya, Maira telah berkhalwat dengan Alvin.
"BRENGSEK!!" sumpah serapah Maira, lalu ia bangkit dari duduknya dan menghampiri Alvin yang diam terbujur kaku. Dengan sekuat tenaga, Maira melayangkan pukulan ke wajah Alvin.
PLAKKKKK!!!
PERFECT! emosinya kini benar-benar sempurna. Maira semakin menangis histeris, sorot matanya tajam menatap Alvin. Sepertinya bendera kebencian melambangkan Maira dan Alvin, ia tidak peduli keadaan Alvin dengan pipinya yang memerah akibat pukulannya.
"KENAPA LO LAKUIN INI SAMA GUE ALVINNNN!!!" teriaknya benar-benar marah, Maira seperti wanita yang kerasukan syaiton. Menumpahkan segala emosinya kepada Alvin.
"Maira maaf, saya benar-benar minta maaf," nada suaranya bergetar bahkan raut wajahnya khawatir.
"BODOH!! APA DENGAN KATA MAAF BISA MEMBALIKKAN KEADAAN SEPERTI SEMULA?!!HAH?!!" sebelum melanjutkan bicaranya, Maira mengambil nafas dalam-dalam. Kejadian ini membuatnya kehabisan nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untukmu Imamku
Roman pour Adolescents"Maaf Maira, saya nggak bisa menjelaskan. Saya salah, yang saya bisa saat ini hanyalah menikahimu." -Alvin Zaidan Al-Kahfi- "SAYA NGGAK MAU KAMU MENIKAHI SAYA! SAYA MAU KAMU MENJELASKAN YANG SEBENARNYA TERJADI? PAHAM NGGAK?! DASAR BRENGSEK!" ...