-10-

8.8K 595 173
                                    

Di depan meja kebesaran milik Satrio Hakim, Keynal berdiri dengan tegap dan dalam posisi siap.
Pria lewat paruh baya yang duduk di balik meja itu mengeluarkan sebuah amplop putih dengan logo kecil milik meliter tanah air.

"Tadi siang, Jendral Paulus mengirim ini. Beliau meminta salah satu dari tim kita untuk bergabung dengan BIN, Ada rumor yang sedang kita terima pagi tadi. Dan, saya ingin merekomendasikan kamu". Jelas beliau mengangkat kepala menatap nya.

  "Bagaimana dengan tim?".

"Farish akan menghandle semua nya". Jawab Satrio.

"Baiklah" kata Keynal menerima amplop tersebut.

Satrio Hakim diam sejenak, beliau terlihat tengah memikirka sesuatu. Sampai sebuah helaan napas kasar lepas begitu saja. Keynal masih menunggu perintah selanjutnya. Ia yakin, jika Satrio masih ada sesuatu yang ingin di sampaikan.

"Ada yang tidak beres dengan BIN, sekarang ini. Saya mau kamu menyelidiki hal tersebut. Terutama Adi Genta. Dia adalah kepala BIN.".

"Baik pak!". Jawab Keynal.

  Satrio kembali memandangi nya cukup lama. Dan, kembali menghela napas beratnya.

Cklek

Pintu ruangan itu terbuka dari luar. Erlina melangkah masuk dengan membawa kan sebuah nampan berisi dua cangkir kopi.

"Duduk lah" perintah Satrio pada Keynal.

Pria itu mengangguk, ia pun memilih untuk duduk di salah satu sofa panjang yang ada di tengah-tengah ruanga.
Di susul oleh beliau dan juga istrinya.

"Ada yang mau kami bicarakan sama kamu". Ujar Satrio mulai membuka topik baru.

"Apa pak?" Tanya Keynal hati-hati.

"Gwen bilang,. Kalau kamu sudah punya calon istri".  Bu Erlina kini yang membuka suara.

Dan ia langsung menelan ludah mendengar itu. Ia melupakan hal tersebut. "Apa benar?".

  Ia terdiam, tidak tau harus menjawab apa sekarang. Dirinya bukan lah orang yang bisa berbohong dengan orang-orang yang telah mengasihinya.

"Key?". Tegur Bu Erlina karena dia hanya diam.

"Iya, Bu". Jawab nya hati-hati.

"boleh kami tau siapa orang nya?" Tanya Satrio kini. "Kami ingin berkenalan dengan nya".

  Keynal menelan ludah nya dengan kesusahan. Melirik Satrio dan istrinya yang sedang menatap lekat padanya.
Dan akhirnya, ia pun mengangguk. Membuat Bu Erlina mengulum senyum nya. Sedangkan Satrio masih terus memandangi nya dengan penuh selidik.

"Ada yang ingin kamu sampaikan ?". Tanya Satrio kembali padanya.

  Keynal memandangi keduanya dengan gelisah, segala fikiran mulai berkecamuk dalam dirinya. Ada rasa lelah, dan ingin berterus terang tentang hubungan nya dengan Veranda. Namun, ia takut jika semua nya tidak sesuai dengan harapan.
Ia hanya takut, di pisahkan.

"Key?". Tegur Bu Erlina, karena menangkap kegelisahan di wajah pria itu.

  Ia masih diam, masih dilema dan juga bingung.
Apa tidak apa-apa jika ia jujur?.
Tapi, bagaimana jika nanti kedua orang tua Ve mengetahui dari orang lain?.

Pasti mereka akan lebih marah lagi. Jadi...

"Key, ka-".

   Perkataan Bu Erlina terhenti karena tiba-tiba saja Keynal bergerak duduk dari sofa ke atas karpet yang menjadi alas di lantai. Membuat kedua sedikit terkejut dan terutama Satrio yang masih menatapnya dengan tajam. Kini, sudah menautkan kedua alisnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dia Anak JendralTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang