KLUB MADING

702 108 0
                                    

Pagi ini tepat setelah upacara yang rutin dilakukan seluruh siswa di sekolah selesai, aku segera berjalan pelan menuju ruang guru hendak mencari pak Rafi, guru yang bertanggung jawab untuk seluruh klub ekstrakulikuler yang ada di sekolahku. Aku memutuskan untuk mendaftar klub mading hari ini. Ruang guru yang luas mulai terlihat ramai ketika aku mengetuk dan membuka pintu, mencari sosok yang kutuju. Aku menemukan pak Rafi di pojok ruangan, bersama seseorang yang kukenal— seseorang yang akhir-akhir ini menjadi bintang di sekolah kami; Rama.

"Pagi pak Rafi," sapaku mendekati meja pak Rafi. Beliau sedang memberikan secarik kertas kepada Rama sebelum melihat ke arahku dan tersenyum ramah.

"Hei, pagi Karina," sapa Rama yang melihatku senang. Aku melemparkan senyuman dan anggukan kecil sebagai bentuk balasan untuknya.

"Pagi, kamu mau daftar klub mading juga?" pak Rafi melemparkan pertanyaan yang membuatku sedikit bingung. Juga? Apa Rama daftar klub mading?

"I-Iya pak. Saya Karina Putri, dari kelas 10-6. Mau daftar klub mading," jawabku sedikit kaku. Jangan pertanyakan apapun, aku memang sedikit pemalu, kecuali di hadapan dua sahabatku.

"Wah bagus dong, sudah ada beberapa orang yang daftar. Ini formulirnya, kamu bisa kembalikan nanti ketika jam istirahat sekalian dengan Rama. Kalian sekelas, kan?" Pak Rafi memberikanku lembar formulir yang harus diisi. Aku dan Rama saling melirik dan mengangguk cepat.

"Pak, saya minta satu lembar lagi ya. Teman saya ada yang mau daftar juga," pintaku, mengingat Lyra yang juga ingin masuk klub mading. Pak Rafi mengangguk dan memberikan selembar kertas kagi.

"Jangan lupa nanti dideskripsikan hobi dan keahlian kalian apa, terus tulis mau diletakkan di bidang apa," tambah pak Rafi. Aku hanya menggangguk saja sebelum pamit dan meninggalkan ruang guru diikuti Rama.

"Aku sudah tebak kamu daftar klub mading," ujar Rama membuka pembicaraan di antara kami. Aku melirik kearahnya.

"Kenapa kamu menebak aku mau daftar di klub mana?" tanyaku.

"Em, ya... soalnya aku tahu kamu suka menggambar, jadi klub mading yang paling dekat dengan hobimu, design or something like that," ia terlihat berpikir keras sambil menggaruk kepalanya. Aku hanya tertawa kecil.

"Kenapa tertawa? Apa itu jawaban yang lucu?" lanjutnya melihatku.

"Ya, jawabanmu sedikit lucu. Kamu tidak tahu mungkin saja selain menggambar, aku suka olahraga. Kamu menebakku seakan kamu tahu aku tidak mendaftar klub lain selain mading," ucapku santai. Aku mulai mencoba terbiasa mengobrol dengannya.

"Ah, benar juga. Tapi feelingku mengatakan kamu mendaftar klub mading dan yang penting tebakanku benar. Hehehe," Rama terlihat menyeringai lucu.

"Kamu kenapa ikut klub mading? Aku malah mengira kamu akan ikut klub basket atau bola karena kamu tinggi sekali," ucapku penasaran. Rama hanya tertawa mendengar ucapanku.

"Ya, aku memang tinggi..." jawabnya sambil bergaya, "tapi aku tidak tertarik dengan basket meskipun aku mengerti cara mainnya. Aku lebih tertarik dengan badminton dan baseball, tapi klub badminton sedang fokus untuk perlombaan tingkat nasional jadi aku belum bisa daftar untuk saat ini dan klub mading cukup menarik perhatianku karena aku suka mencari atau membuat artikel. Mading selalu butuh konten yang menarik agar mau dibaca, kan?" tambahnya. Aku mengangguk mengerti. Tanpa sadar kami sudah sampai di depan kelas. Aku memutuskan untuk masuk duluan disusul Rama, menuju tempat dudukku dan meletakkan lembar formulir di atas meja Lyra.

"Kamu ambil formulir klub mading untuk aku?" Lyra menatapku.

"Iya, katanya kamu minat daftar klub mading, makanya aku ambilkan lembar formulir untukmu juga. Tadi aku baru dari sana buat daftar klub mading. Kamu jadi ikutan tidak?" tanyaku memastikan. Lyra terlihat berfikir serius.

Renjana Semesta [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang