- 16 -

244 31 1
                                    

~ Happy Reading ~

Berlima seperti biasa duduk bersama di kantin. Berhubung habis olah raga, mereka memilih membeli minuman dingin.

" Sumpah kaki gue sakit ini, " curhat Chaewon sambil meminum esnya.

" Sama anjir. 2 menit ga lompat terus, " timpal Yujin.

" Halah kalian lemah, " sahut Minhee songong. " Coba aja tadi basket, pasti gue bisa dapet bagus. "

" Bacot su. Lo aja lompat berhenti. Gitu aja terus sampe gajah bisa masuk kulkas nanti, " ujar Yunseong sambil meminum es milik Chaewon.

" Hilih kiliin simii limih, " sahut Junho.

" Dah lah njing sama-sama lemah. Poseng gue, " ucap Yujin menengahi lalu memasukkan kentang ke dalam mulutnya.

Mereka berlima pun saling tertawa bersama.

" Gaes mingedep kan kakel pada ujian nih terus kita libur nah yuk kita liburan ke puncak. Gue selaku soeltan yang bakal bayarin kalian, " ucap Yunseong tiba-tiba.

Empat orang itu serempak menoleh ke arah Yunseong. Sementara orang yang di liati hanya menampakkan ekspresi datarnya.

" Lo ga becanda kan? "

" Serius lo? "

" Be kamu ga kesambet kan? "

" Waduh ni lempeng konslet keknya. "

Yunseong meneguk habis minuman Chaewon. " Yaudah kalo ga mau biar gue ama Chaewon aja berdua. BERDUA! "

Sontak Chaewon langsung menjambak rambut sang mas pacar hingga kesakitan. Sementara itu, pipi gadis berambut pendek kecoklatan itu memerah.

Tiba-tiba Yujin mengebrak pelan meja sambil berkata, " ga ada ya lo ngajak berdua Chaewon. Entar lo apa-apain lagi. Pokonya gue ikut. Ga tau dua orang ini. " Dia menunjuk Minhee dan Junho.

" Kita ikut. Ye gak Jun? " ujar Minhee lalu bertanya pada Junho dan di anggukin olehnya.

*****

" Jin. Ahn Yujin. Ya elah gue di cuekkin nih, " panggil Minhee.

Sepulang sekolah mereka berdua mampir ke salah satu toko buku. Ada buku yang harus di beli guna menunjang tugas sekolah mereka. Ya walau pada akhirnya Yujin sibuk di area novel.

Minhee menghampirinya usai ia menemukan dua bua buku yang cocok. Namun ia malah di cuekkin Yujin yang asik liat-liat novel.

" He sayang... "

Yujin langsung menoleh ke arah Minhee.

" Giliran di panggil sayang aja noleh. " Minhee tertawa. " Udah sekarang beli yang ini apa ini? " tanyanya sambil menunjukkan dua buku itu.

Yujin melihat-lihat sebentar buku itu. " Yang ini aja. Lebih lengkap keknya, " ujar Yujin sambil menunjuk buku bercover biru.

" Yaudah nih balikin mau gue bayar, " ucap Minhee sambil memberikan salah satu buku kepada Yujin.

" Iya-iya. "

Setelah membayar, mereka berdua memutuskan membeli makanan di dekat toko buku. Mereka membeli sosis bakar dan boba milk tea. Lalu memakannya di sana juga.

Yujin yang tengah bermain ponselnya
dikejutkan dengan perlakuan Minhee. Tiba-tiba saja tangannya menyentuh ujung bibirnya. Lalu ia mengusapnya pelan.

" Ada saosnya. Lo kalo makan jan belepotan gitu napa. "

Otomatis tangan Yujin membersihkan kedua sudut bibirnya yang sudah bersih. Minhee malah tertawa melihat apa yang Yujin lakukan.

" Yujin...Yujin... "

Selesai menghabisakan makanannya, mereka berdua memutuskan untuk segera pulang. Mengingat sudah menjelang malam juga langit yang mulai menjingga.

Perjalanan sore itu bisa di bilang cukup macet. Karena sudah menunjukkan jam pulang kerja. Suara klakson mobil bersaut-sautan seraya menyuruh untuk segera berjalan.

Mereka berdua—Yujin dan Minhee saling diam. Minhee hanya fokus pada jalanan yang macet sementara Yujin tertidur. Lalu perlahan tangan Minhee meraih tangan Yujin dan memposisikan memeluknya seperti yang di lakukan Junho kapan hari.

Sesampainya di rumah Yujin bukannya membangukannya, Minhee malah membiarkan Yujin tidur. Ia membiarkan dirinya merasakan sensasi itu. Karena mungkin itu yang terakhir kali ia lakukan.

" Biarin gini aja ya. Ahn Yujin gue suka sama lo. Tapi kenapa lo cuman ngeanggep gue sebagai temen. Apa harus langsung gue nikahin? Ah berlebihan kali ya. " Minhee menjeda kalimatnya. " Lo tau, gue dah nyaman deket sama lo. Kalo boleh jujur dari kita ketemu gue udah suka tapi ya gitu bukan suka dalam arti mencintai atau menyayangi. Lambat laun gue sadar kalo persaan cinta dan sayang itu muncul. Tapi kalo kita emang sebatas temen yaudah gue ikhlas. Semoga lo bahagia dengan orang lain nanti. " Minhee menghela nafasnya usai mengatakan hal tadi. Lalu ia membangunkan Yujin yang tengah tertidur. " Jin dah sampe rumah. Kalo ga bangun gue jorokin ya.... "

Yujin otomatis terbangun. Ia menguap lalu turun dari motor.

" Makasih... " ucapnya sembari memberikan helm kepada Minhee. " Jam tujuh gue kerumah lo buat ngerjain bareng. Dah gue masuk dulu. " Setelah berkata seperti itu ia masuk kedalam rumahnya.

Tepat saat kedua orang tuanya keluar dari rumah. Namun dengan suasana yang berbeda. Kali ini keduanya lebih akrab. Tidak seperti beberapa bulan ini. Yujin pun heran kenapa keduanya bisa seperti itu.

" Loh Pi? Mi? " ucap Yujin terheran.

" Kamu kaget? Iya Papi sama Mami sudah baikan. Papi sadar itu cuman salah paham. Dan kamu sama adikmu gak usah khawatir kami atau stress lagi. Maafin Papi sama Mami juga ya, " jawab Papinya.

" Sekarang masuk. Ganti baju beres-beres. Belajar yang rajin. Kami mau pergi dulu, " sahut Maminya lalu mereka berdua berjalan meninggalkan Yujin.

Yujin senang melihat keduanya kembali akur seperti sedia kala. Rasanya ingin membuat pesta tapi mungkin itu terlalu berlebihan.

Lalu...Tiba-tiba saja ia terpikirkan apa yang Minhee katakan tadi. Sebenarnya ia tidak benar-benar tidur. Bahkan saat tangannya di arahkan untuk memeluk Minhee ia sadar. Juga omongan Minhee ia tau.

Hatinya kembali merasakan sesuatu yang tidak ia pahami sebelumnya.

____________________________________

Heyo gaes welcomeback!
Sori kalau target namatin minggu ini ga bisa. Jadi author banyak kesibukan minggu ini salah satunya TO.

Semoga saja nanti malem bisa dobel up.

See u....

Ga sabar tgl 17.

Just Friend? | Minhee x YujinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang