23

18 0 0
                                    

BERTEMPAT di suatu mall di pusat kota, kafe yang biasanya dipenuhi oleh pengunjung itu tidak begitu ramai hari ini. Hujan di luar membuat orang-orang enggan keluar rumah akhir pekan itu. Hari yang biasa terkenal padat dan sibuk bergilir menjadi sebaliknya hari ini.

Jika hari ini Audy tidak mengajaknya ke sini, maka Lail mungkin menjadi salah satu dari orang-orang yang malas tersebut. Siapa yang tidak akan memilih bermalas-malasan dimana cuaca kurang bersahabat begini?

Audy bilang, ada sesuatu yang ingin dibicarakannya. Ya, Lail juga heran karena semalam dia tiba-tiba ditelfon oleh Audy, memintanya bertemu langsung. Kira-kira seperti ini bunyinya.

"La? Lo di sana?"

"Gue di sini. Kenapa, Dy? Lo udah balik, kan, dari tempatnya Deva?"

"Udah, barusan gue cabut. Sori nih kalo tiba-tiba, tapi... besok lo ada waktu?"

"... Iya, besok gue luang."

"Gue mau diskusiin sesuatu sama lo, berdua aja. Nggak apa-apa, kan?"

Namun, semenjak mereka sampai di sini sedaritadi, Audy tak kunjung memulai juga. Bahkan, setelah ia memesan minuman, Audy justru terlihat sibuk dengan pikirannya sendiri. Gadis itu menoleh keluar jendela, seolah lupa tujuan awalnya ke sini.

Lail menarik kesimpulan bahwa yang ada dalam pikiran gadis itu sesuatu yang berat untuk disampaikan.

"Jadi?" Lail memutuskan untuk memancing Audy sendiri.

Ada jeda barang sejenak yang diambil Audy sebelum dia menjawab. Ah, tapi kalau dilihat dari sudut pandang Lail, jeda itu begitu lama. Cukup lama untuk membuatnya tak menduga apa yang datang selanjutnya.

"Dewa... masih suka sama gue?"

Mata Lail mengerjap-ngerjap, memastikan lagi pendengarannya. Sungguh? Inikah yang mau dibincangkannya hari ini dengannya? Dewa?

"Emangnya kenapa?" selidik Lail, tetap berhati-hati agar tidak sampai salah ucap kemudian. Walau sebenarnya, dia begitu penasaran.

"Ini udah agak lamaan, sih, tapi... Temen sebangku gue sempet nanyain kalo gue sama Dewa."

"As in... pacaran?" tanya Lail, memperjelas lagi maksud Audy.

Anggukan dari Audy hanya memperparah rasa penasaran Lail. Tunggu, sebenarnya pembicaraan ini mengarah kemana, sih?

"Pas gue tanya dengar darimana, katanya dari Farhan."

Seharusnya, Lail tak kaget. Farhan memang berpacaran dengan teman sebangku Audy. Waktu mereka sebangku dulu, Dewa pasti suka asal bunyi. Bukan salah Farhan untuk berasumsi mereka bersama.

Baiklah. Sekarang ada hal yang lebih penting yang harus diurusnya. Bagaimana ia akan menjelaskan ini ke Audy, tanpa mencemarkan image Dewa di depannya?

"Gue nanya lo, karena gue tahu lo deket sama Dewa, tapi..." Audy melirik sekitar sebelum mengatakan lebih lanjut, untuk alasan tertentu.

"Jangan bilang... dia masih suka sama gue?"

Singkat, padat, dan jelas. Kurang lebih seperti itu kalimat pertanyaan tersebut terstruktur.

Cintaku Hilang (Rewriting)Where stories live. Discover now