CHP 6

3.1K 363 19
                                    

• I HOPE YOU ENJOY GUYS •

"Aku---" Hani menghentikan lontaran kata yang ingin ia sampaikan begitu Jungkook beranjak dari kursi sembari mengambil napas dalam-dalam.

"Tolonglah, belajar dulu dari arti nada seseorang agar kau tidak di kecewakan, yang tadi itu aku hanya main-main." ujar Jungkook lantas mengambil tas hitamnya dan segera pergi dari sana meninggalkan Hani yang mematung sendirian di tempatnya.

Gadis itu meremas kuat rok mini yang di kenakan nya tersebut, melampiaskan segala kekesalannya dengan terus memaki-maki Jungkook tiada henti.

Ia menoleh ke arah pintu rooftop, sudah tertutup rapat dengan Jungkook yang telah benar-benar meninggalkan dirinya di atas sini. Ia berdecak, beranjak dari kursi rooftop lalu melangkah mendekati pagar pembatas, memegangi pagar pembatas tersebut sembari berteriak seperti orang gila.

"Kurang ajar ya?! Ada gitu manusia seperti dirinya justru malah hidup?! Huh! Apa'an coba?! Pantas banyak cewek yang takut pacaran dengannya?! Gaya bicaranya saja seperti itu?!" celoteh Hani tiada henti.

Sebenarnya dia akan memilih jawaban 'ya barusan, itu mungkin adalah jawaban paling gila, tapi jujur, Hani hanya ingin mengetahui bagaimana sikap Jungkook ketika pria itu sedang berpacaran, apakah akan sama saja dengan cuek bersama pasangannya ataukah dia tipe pria yang es batu di luar namun lembut di dalam?

Hani menarik rambutnya frustasi, memikirkan Jungkook sama saja akan menjadi kerajaan yang lebih rumit daripada menyusun data-datanya kembali akibat di retas oleh para hacker malam tadi.

Benar, sekarang bukan waktunya untuk memikirkan Jungkook atau siapapun itu, karena yang paling penting dari semuanya adalah, bagaimana cara dirinya menangani hacker-hacker di luaran sana.

Sebagai ketua Badan Intelijen Negara, tentu saja pekerjaan ini bukanlah suatu hal yang mudah begitu saja untuk di sepelekan. Bahkan Presiden saja sudah pernah memanggil dirinya, berbicara empat mata dengan tokoh penting negara tersebut hanya untuk membahas kasus-kasus peretasan yang semakin hari bertambah secara terus menerus.

Hani yakin kalau mereka punya kelompok, dia bahkan sudah pernah masuk kedalam salah satu situs yang baginya sangat membahayakan. Bagaimana tidak? Melihat seluruh tindakan kriminal, ilegal, dan tindak kekerasan tidak manusiawi itu seakan adalah hal yang mudah untuk di lakukan di dalam sebuah jaringan khusus bagi para kelompok membahayakan tersebut.

Hari dimana Hani melihat pembunuhan secara langsung di depan layar komputernya, pembunuhan yang berlangsung secara live di situs KillNet milik para peretas dan komplotan orang-orang tak bertanggung jawab.

Semua anggota pemerintahan di dunia ini tentu saja tau tentang situs tersebut, KillNet. Psikologi di berbagai belahan dunia bahkan mengatakan kalau 97,6% orang-orang yang mengunjungi KillNet maka mereka akan mengalami gangguan jiwa akibat melihat tindakan tidak manusiawi yang disiarkan secara live di dalam situs tersebut. Bukan hanya itu saja, KillNet juga menyajikan siaran langsung bagi mereka yang ingin melihat hubungan sex secara live, atau yang orang-orang biasa sebut adalah pornografi.

Intinya Hani khawatir, dia sudah lama ingin membobol situs KillNet tersebut dengan cara bekerjasama dengan anggota Badan Intelijen Negara lainnya, gadis itu bahkan sudah pernah mengirim surat kerjasama kepada agent FBI di Amerika Serikat, namun kenyatannya, mereka menolak kerjasama itu karena sampai kapanpun, KillNet tidak akan bisa mereka bobol kecuali mereka bisa menemukan pencipta dari situs tersebut.

"Ini bukan akhir, aku yakin situs itu punya sebuah kode dan keamanan tingkat tinggi, tapi siapa yang menciptakannya?? Orang mana?" gumam Hani, masih bertanya-tanya bagaimana asal usul sebenarnya dari situs KillNet yang membunuh ribuan nyawa tanpa menyentuh jika berusaha memasuki situs membahayakan itu.

HACKER JJK [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang