CHP 9

3.1K 352 42
                                    

• I HOPE YOU ENJOY GUYS •

Jungkook mematikan laptopnya. Menghentikan sistem oprasi linux yang tengah berlangsung itu lantas memasukkan benda tersebut kedalam tas hitamnya. Pria itu memakai tasnya lagi, terduduk di kursi taman tersebut dengan kedua tangannya yang menyatu dan menyanggah dagunya tersebut. Ia masih memikirkan soal nama dari host yang tersambung pada TCP/IP nya barusan. Terkejut kalau ternyata di dalam kampus ini ada yang menggunakan sistem tersebut.

Ia menaikkan napasnya secara perlahan, menatap lurus kedepan sembari mengeluarkan ponselnya dan mengecek situs WebCriminall ciptaannya. Sudah banyak obrolan setiap anggota dari situs tersebut yang dirinya lewatkan, ia akui kalau dirinya terlalu sibuk memikirkan tentang caranya melawan, melumpuhkan dan menghancurkan karir sang ayah lewat semua program yang dirinya ciptakan.

Sang ayah terlalu pandai akan teknologi daripada dirinya, bahkan virus kompter ciptaannya mudah di serang balik begitu saja oleh sang ayah. Jungkook kesal, muak akan semua ini, dia hanya ingin keinginannya di turuti, bukan malah membuat kepalanya serasa ingin pecah seperti ini.

"Aku bisa membantumu melacak sedikit informasi tentang Appa-mu itu..." Jungkook menolehkan pandangannya pada seorang pria yang secara tiba-tiba duduk di sampingnya entah sejak kapan.

"Mengetik di papan keyboard saja seperti siput. Cih! Bisa apa kau terhadap komputer?"

Jimin tersenyum menanggapi hal itu, senyum paksa yang pastinya dirinya pancarkan. Sebenarnya ia kesal mendengar ponakannya mengatakan hal menyakitkan seperti tadi, Jungkook seakan terkesan menghina dirinya kalau ia tidak tau apa-apa tentang teknologi. Padahal jika bisa dan ia tak memikirkan tentang perasaan sang kakak, pria itu pasti sudah menuntut Jungkook, membawa ponakan satu-satunya itu ke dalam penjara atas pekerjaan sang ponakan sebagai seorang Hacker.

Tidak, Jimin bukan saudara kejam yang gemar menyiksa darah daging sang kakak, apapun bentuk kejahatan yang di lakukan Jungkook pasti selalu dirinya rahasiakan dengan baik, padahal kalau boleh jujur, Jungkook sebenarnya telah lama menjadi buronan negara atas tindak kejahatannya itu.

"Aku memang tidak pandai teknologi sepertimu, mencuri identitas orang lain, mengganggu privasi mereka bahkan mencuri uang mereka melalui sabotase kartu ATM yang biasanya kau lakukan..."

Jungkook yang mendengar hal itu lantas mencekik sang paman tanpa ampun, kata-katanya terdengar seakan Jimin menyindir dirinya barusan, Jungkook tidak suka, benar-benar tidak suka kalau ada salah satu manusia yang berani menginjak harga dirinya seperti itu.

"Aaghhhh.... Lepashhh Kookhh..."

"Mulutmu terlalu banyak makan garam, latih sedikit cara bicaramu padaku." ujar Jungkook dengan wajah datarnya seperti biasa.

Cekikan itu perlahan mulai melonggar, Jungkook mendecih lantas menyibakkan rambutnya kebelakang dengan gaya super cool yang dirinya pancarkan kala itu. Sementara Jimin? Pria itu justru sibuk mengatur pernapasannya dan mengelus lehernya sambil terbatuk-batuk akibat cekikan Jungkook barusan.

Ia mulai bergumam dalam hatinya, sangat kesal karena Jungkook hampir membunuhnya barusan.

"Aku hampir kehilangan nyawaku!"

"Tck, lebaynya bau tanah ini." gumam Jungkook tanpa menyaring omongannya terlebih dahulu, dia memang seperti itu, mau tua ataupun muda dirinya tak pernah mau menghormati mereka, prinsip Jungkook hanya satu, jika dirinya merasa nyaman maka ia akan menerima orang itu sebagai teman.

"Aku memang orang paling sabar di dunia ini yang mau-maunya menghadapi sikap esmu ini." kata Jimin yang masih bisa bersabar dengan sang ponakan.

Jungkook hanya diam, tidak membalas sama sekali, pria itu justru terlihat menyenderkan tubuhnya di punggung kursi taman sembari melipat kedua tangannya di depan dada dan menutup rapat kedua matanya itu.

HACKER JJK [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang