Siang ini, gue lagi nunggu cowo gue di cafe sendirian. Beberapa menit kemudian, cowo gue dateng.
Namanya, Mark Tuan.
"Hai, udah lama nunggu?" Tanya dia yang gue jawab gelengan.
Mark ini adalah pacar gue selama 4 tahun, dan hubungan kami masih bertahan sampai sekarang.
"Yaudah yuk pulang, mau beli sesuatu dulu ga?" Tanya nya lagi.
"Ga usah deh pulang aja, capek." Jawab gue.
Gue tinggal di apartmen nya Mark, karena disuruh sama dia juga sih. Katanya, daripada gue sendirian dirumah.
Oh iya, cuma mau kasih tau aja sih gue itu bukan dari keluarga orang kaya seperti Mark. Ya tapi gue juga ga miskin.
Gue selalu iri banget sama keluarga Mark, kenapa? Keluarga dia tuh goals banget ga sih?
Support each other, harmonis, dan ya perfect banget lah. Pinter - pinter juga lagi.
Sedangkan gue? Keluarga gue aja benci sama gue. Gue selalu dibandingin sama kakak cowo gue, dibandingin tentang nilai lah, prestasi, semacamnya.
Dan kakak sama ayah gue, mereka selalu mukulin gue. Kadang tanpa sebab, kadang kalo nilai gue rendah gue langsung dipukul dan di maki.
Maka dari itu, Mark nyuruh gue tinggal di apart nya supaya gue ga dipukul dan di maki lagi. Keluarga gue? Bahagia kali mereka tanpa gue.
"Lagi mikirin apa hm?" Tanya Mark.
"Ngga, aku cuma.. kangen keluarga aku aja." Jawab gue lirih.
Dan karena kejadian itu, gue punya gangguan mental. Ya gue jadi takut dibentak, gue takut ngeliat kekerasan, dan gue bahkan sampe depresi gitu pas itu.
"Terus gimana? Mau pulang sebentar?" Tawar Mark.
Dipikir - pikir, udah lama juga gue ga pulang. Dan akhirnya gue mengangguk tanda bahwa gue setuju.
Sesampainya dirumah, gue agak ragu mau masuk. Gue.. takut aja gitu, rumah ini banyak banget kenangan paitnya.
"Aku temenin ya?" Tanya Mark dan gue menggeleng.
"Jangan, kamu tunggu sini aja. Aku gapapa." Mark natep gue khawatir.
"Tapi-
"Gapapa, aku bisa sendiri." Tolak gue.
Pintu terbuka menampilkan sosok kakak gue. Gue senyum, tapi kakak gue cuma natep sinis.
"Masih inget pulang lu?" Tanyanya.
"Mama sama papa ada?" Tanya gue sambil senyum, mengabaikan sinisan nya.
"Ada. Masuk." Jawab kakak gue.
Ga ada yang berubah disini, tetep sama. Gue jadi kangen banget tinggal disini. Oh iya, banyak banget juga pajangan prestasi kakak gue.
Bukan nya gue ga berprestasi, gue juga punya prestasi kok. Gue pernah menangin lomba fashion design gitu.
Ya tapi tetep aja ga di lirik hahaha.
"Ngapain kamu kesini?" Tanya mama gue.
Gue cuma tersenyum miris. Ga berubah juga ternyata sikap nya.
"Aku.. kangen sama kalian" jawab gue.
"Tapi maaf, kita ga kangen sama kamu. Jadi pergi sana." Usir mama.
Gue cuma bisa menahan nangis. Lalu papah ngomong,
"Mana pacar kamu?" Tanya Papah.
"Ada pah, diluar. Mau aku panggil?" Tanya gue yang dijawab gelengan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine ; Mark Tuan
Fanfiction[ O P E N R E Q U E S T ] Selagi halu itu gratis, kenapa ngga? Apalagi modelan cowoknya kayak Mark yang serba bisa, tajir, dan ofc ganteng.