Three

879 77 32
                                    


Sinar matahari memasuki ruangan dari setiap celah, seolah tak tertinggal sedikit pun cahaya nya memasuki setiap inci tanpa terkecuali

Angin pagi berhembus melayangkan tirai balkon sebuah kamar bercat hijau itu.

Di sana, diatas spring bad king size dengan bad cover bergambar katak  hijau terdapat dua gadis berbaring dengan berpelukan.
Satu diantaranya sudah membuka mata dan tak mau memalingkan mata menatap yang lainnya, fokusnya cuma satu, pada seseorang yang tengah tertidur pulas di dalam pelukannya dengan bibir yang menganga.

Gadis itu tersenyum melihat wajah damai dari orang tersayang.

Sebelah tangan kirinya yang sedari tadi di perut kesayangannya kini terangkat guna mengusap pipi sebelah kanan kesayangan.

Pandangan itu terpaku dengan segala pikiran  beku.

Di kecup nya pelan bibir tebal menggemaskan itu. Seolah sebuah kecupan ini mengisyaratkan  segenap perasaan yang ada di dada. Satu tetas cairan bening mengalir bebas di pipi putih mulusnya. 

Dia menjauh dan menyeka anak sungai tiba tiba saat orang di depan matanya mulai melakukan pergerakan.

"nggg" dia mulai menggeliat dan membuka mata

"tehh" panggilnya ,  suara serak orang bangun tidur terdengar lirih di telinga.

"ayok bangun" Melody mulai beranjak bangun

sreekk

Kinal langsung memeluk tubuh mungil itu dan menyembunyikan  wajah tepat di depan dada Melody. Ya,  dia mencegah Melody beranjak.

"aku kangen, kita gini dulu" Kinal kian mengeratkan pelukan. 

Melody diam, tapi tak juga menolak, dan tangannya  pun tak membalas pelukan Kinal.

Kinal mengangkat kepala sedikit menjauhkan kepala dan menatap Melody yang berada diatasnya, Melody pun melihatnya.

Tangan kanan Kinal terangkat mengusap pipi mulus Melody. Kinal mendekat dan menciumi mata sebelah kiri Melody lama lalu bergantian ke mata sebelahnya.

"teteh jangan nangis , aku ga suka" Melody mengangguk dengan mata yang tak pernah berpindah dari wajah Kinal.

Kinal mendekat dan mencium hidung mancung Melody,  ciuman itu berlanjut  ke kedua pipi Melody.  Melody terpejam merasakan sensasi yang sangat dia rindukan bersama Kinal.  Deru nafas yang memburu dari keduanya mengalahkan suhu dingin di dalam ruangan.  Kinal kembali mendekat , dengan nafas yang tak teratur dengan deru nafas panas bersautan Kinal tetap memajukan wajahnya hingga kedua bibir bersaudara itu menyatu seutuhnya. 

Tak ada kuluman tak ada lumatan nafsu di sana,  hanya menempel,  hanya bertemu dan meluapkan segala rasa yang ada, nafas mereka sama sama tak karuan seiring cepatnya detak jantung yang berlomba,  rasa hangat langsung menjalar , udara yang memang begitu dingin tak di rasakan lagi oleh keduanya.  Kinal mulai menggerakkan bibir dan di sambut baik oleh Melody.

"aku  sayang teh Imel" ujar Kinal setelah melepas ciumannya.

--

Di meja makan. Kinal dan Melody datang bersamaan, keduanya sudah rapi,  dengan Kinal yang memakai pakaian seragam putih abu abunya dan melody dengan baju ootd nya.

"kalian kok lama banget,  ga baik atuh anak gadis bangunnya siangan" ujar Sisil sambil menaruh roti yang sudah ada slainya kedalam piring Kinal

"Adek kebo bu,  ga bangun bangun teteh bangunin" aduh Melody

" kebo kebo tali teteh sayangkan sama adek, iya kan? " goda Kinal.

"Yee itu mah ga usah di bilang lagi atuh dek" Sakti malah menjawab

D E S T I N YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang