Six

751 82 4
                                    


Sore itu Naomi berjalan menyusuri perkebunan teh milik Oma dan Opa nya dengan berlari kecil dan rasa kesal yang luar biasa. Bagaimana tidak,  Asep yang mengetahui ada sebuah kendaraan yang dia tahu itu milik orang tua Naomi, dia yakin jika sang pujaan hati ikut serta dalam kunjungan ini, dia memberanikan diri untuk berkunjung. 

Hati nya berbunga bunga,  layaknya sedang  berada di taman bunga yang indah bersama orang tercinta. 

Asep berdiri di depan kaca, merapikan penampilannya yang sedikit tidak tertata, tak lupa setelah merapikan tatanan rambut jari telunjuk itu masuk kembali kedalam hidung nya. Ya,  asep mengunjungi kediaman Oma dan Opa  Naomi dengan maksud ingin mengajak Naomi jalan jalan.

Naomi kesal, kemana saja arah kaki nya melangkah asep pun mengikuti dan tak mau pisah,  untung saja ketika Naomi ke kamar mandi asep tidak mengikuti,  bahkan ketika Naomi berada di dalam kamar tidur pun asep ingin ikut tapi sudah terlebih dahulu Naomi membanding pintu dengan keras tak lupa mengunci nya. Sedikit  rasa takut,  tapi Naomi harus berani meski di rumah terlihat sepi.  Dia harus bisa melawan laki laki tak waras itu

Ketokan demi ketokan berasal dari pintu menjadi sebuah irama jauh dari kata merdu membuat Naomi  kian geram ingin membunuh. 

Naomi jengah,  kesal, dongkol dan marah. Bisa bisa nya laki laki itu sedemikian rupa mengganggu nya, menghalal kan cara agar mendapat perhatian.

Naomi membuka pintu kamar dengan wajah yang mengerikan,  tak ada wajah sexy dan menggoda,  yang ada hanyalah tatapan yang siap memangsa.

Naomi memarahi Asep dengan segenap kebencian,  tapi yang di marahi biasa saja , malah menunjukkan cengiran memuakkan, menurut Naomi.

Naomi pergi dari rumah, hati nya kesal,  begitu kesal, sebelum dia pergi, dia sudah mengingatkan Asep untuk tidak mengikuti nya,  jika Asep berulah, besok pak polisi sudah siap di depan rumah nya untuk menangkap.

Naomi sedikit berlari menjauh,  tapi sialnya Asep masih membuntuti nya dari belakang seraya memanggil manggil.

Naomi yang ingin menjauh dari pandangan Asep berlari semakin kencang dan sesekali melihat ke belakang. Bukan panik sih,  Naomi cuma risih jika di perlakukan seperti  itu. Saat dia masih berlari dan melihat ke belakang tanpa sadar badan nya menabrak seseorang di depannya. 

"auhh" pekik nya terduduk di aspal. Naomi membelalakkan mata ketika melihat tepak tangannya yang lecet dan sedikit  mengeluarkan darah.

Sedangkan orang yang di tabrak oleh Naomi juga terduduk tapi tidak terjadi apa apa pada dirinya

Asep mendekat "Naomi! "

"jangan mendekat! " pekik Naomi melihat pada tangannya, dia begitu fokus, fokus melihat cairan  yang sudah mulai memerah, karena rasa dongkol,  marahnya sesegera mungkin  dia memperingati laki laki itu untuk tidak mendekat.

"tangan kamu berdarah" ucap Asep lagi. Sedangkan orang yang di tabrak hanya melihat pada keduanya tanpa berkomentar. Dia diam tapi matanya tak lepas pada orang yang tengah kesakitan.

"pergi!!  Semua ini gara gara lo!! " berang Naomi pada Asep. Naomi masih sibuk  melihat pada tangan dan juga di sekitar lututnya. Dan Naomi sama sekali belum melihat siapa orang yang di tabrak.

"tapi Nao.. "

"pergii!!  Gue ga mau liat lo lagi!!! " lagi,  nada itu lebih meninggi.  Orang yang di tabrak oleh Naomi melihat kearah Asep, laki laki itu masih memandangi Naomi dengan tangan yang bertengger di hidung kemudian menatap pada orang yang di tabrak oleh Naomi yang sudah berdiri. Dia berisyarat agar Asep segera pergi,  dan untuk gadis cantik ini biar lah dia yang urus.

D E S T I N YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang