Mario menatap remeh pada Ghaiden yang tengah memejamkan mata, lebih tepatnya tertidur diatas kursi. Senyum kemenangan dia guratkan melihat Ghaiden tampak lemah tak berdaya.
"heh! Bangun! " Mario menendang kaki Ghaiden. Ghaiden yang merasa terganggu dengan serangan itu meringis dan mengerjabkan mata. Mario menatap anak buah nya dan.
'byur'
Seember air menghujani Ghaiden yang masih setengah sadar. Dengan kedua tangan yang di ikat disebuah kursi dan air yang tiba tiba saja menyembur kearahnya membuat Ghaiden susah bernafas.
"bangun kamu!" Mario tersenyum licik. " masih bisa melihat dunia ternyata" Mario mendekat dan mencengkeram pipi Ghaiden kuat. "tapi sebentar lagi bakalan berubah karna aku pastikan kau tak berada lagi di dunia ini"
"hahahaha" Mario tertawa membayangkan hidupnya akan tenang jika Ghaiden menghilang selama lamanya.
"bawa dia!" dengan sigap ketiga anak buah Mario membawa Ghaiden paksa kedalam sebuah mobil.
Melihat mobil yang di bawa oleh anak buah Mario berjalan dan di ikuti mobil sedan di belakangnya, sebuah mobil suv juga mengikutinya dari belakang.
Kini mereka sudah berada di sebuah tepi tebing yang mana riuk ombak dengan keras menerpa karang di bawah sana. Ghaiden yang sudah tak berdaya menatap pasrah pada lautan lepas di depan matanya. Masih dengan keadaan tangan yang di ikat Mario mendorong sedikit demi sedikit Ghaiden kedepan. "punya pesan terakhir? " bisik Mario pada Ghaiden. Ghaiden mengepalkan tangan, ingin rasanya dia berbalik dan mendorong Mario kebelakang, tapi rasanya itu tidak mungkin melihat beberapa langkah lagi ujung tepi berakhir.
Mario tersenyum licik dan mendorong keras badan Ghaiden sambil berkata "selamat tinggal" Ghaiden memejamkan mata namun hatinya tak pernah berhenti mengucap serapah dan sumpah mengutuk Mario, dia berdoa kepada tuhan semoga masih di berikan keselamatan dan menuntaskan dendam yang kian mengembang.
'byur' suara keras berasal darii bawah sana yang menandakan bahwa Ghaiden sudah terjatuh kedalam air. Mario melihat sejenak dengan tatapan dingin. Meludahi tempat itu lalu beranjak pergi.
Di tepi pantai laki laki berkacamata di dalam mobil mengepalkan tangan erat, tangan yang sudah terkepal dia hempaskan ke stir mobil. "biadab!" setelah berujar seperti itu dia dengan cepat keluar dari mobil, berlari kearah tepi dan menjeburkan diri kedalam air. Yang harus dia lakukan saat ini adalah menyelamatkan seseorang yang baru saja terjun kedalam air. Tidak, bukan terjun tapi di paksa terjun.
Ghaiden yang tengah duduk di bangku kebesarannya meremas kuat kertas yang berada di genggaman ketika bayangan mengerikan itu hinggap kembali di otak nya.
Sebuah ketukan dari luar membuyarkan lamunan itu, "masuk" perintahnya.
Pintu terbuka dan menampilkan sosok laki laki berkacamata yang berkisaran 45 tahun.
"Ada apa Caesar?" tanya Ghaiden pada Caesar, orang yang selama ini menjadi orang kepercayaan sekali gus penyelamat hidupnya.
----
Naomi keluar dari kamar mandi. Tampaknya dia baru saja menyelesaikan bersih bersih badan malam ini. Dengan handuk yang menempel di kepalanya Naomi berjalan menuju meja rias. Dia tersenyum melihat wajah cantik alaminya, dia sangat yakin jika tak ada seorang pria pun yang akan menolaknya, dan dia yakin juga sebentar lagi Kinal akan menjadi miliknya. Naomi semakin melebarkan senyum ketika sekelibat bayangan Kinal hinggap di pikirannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/167794315-288-k623219.jpg)