Teeet teet teeetSuara bel yang begitu di nantikan oleh setiap murid pun terdengar.
"oke, sampai di situ saja pelajaran dari saya, jangan lupa lusa pr nya di kumpulkan"
Ujar pak Pak Jonathan sebelum meninggalkan kelas.Semua sibuk membereskan peralatan mereka masing masing, sedangkan Kinan yang beres duluan dia sedikit tergesah menghampiri tiga meja di depannya.
" Hai Vee" sapa Kinan dengan senyum manisnya.
Luar biasa, laki laki yang menjadi idola di sekolah ternama itu selalu menjadi pusat perhatian dalam hal apa saja kini menampilkan senyum terbaiknya di depan bidadari sekolah.Veranda yang di sapa tak menghiraukan keberadaan Kinan di depannya. Kinan yang sudah biasa di perlakukan seperti itu oleh Veranda pun tak menyurutkan senyuman.
"Pulang bareng gw ya" tawar Kinan lagi sedikit lembut
Naomi yang berada di samping Veranda menyenggol bahu sebelah kanannya.
Sambil berbisik Naomi berkata "di panggilin tuh Ve"
Tak bergeming, Veranda seolah tuli, yang dia lakukan hanyalah memberesi peralatan sekolahnya tanpa mengindahi panggilan dari Kinan dan Naomi.
Naomi hanya tersenyum maklum pada Kinal.
"Naomi ,Shania, gw duluan ya" pamit Veranda.
Shania yang sedari tadi menyimak hanya terdiam menatap Veranda yang pergi begitu saja.
Tap
Tangan Veranda di pegang oleh Kinan.
"gw anter pulang ya" Veranda melepas paksa tangan Kinan.
Tanpa sepatah kata pun Veranda berlalu begitu saja"ckckckck, mana ada bidadari mau sama kurcaci kayak lo Nan" ejek Jojo.
"yang ada dia malah alergi deket deket lo Us! " kini Boby pun ikut menimpali. Vino tertawa melihat ekspresi wajah Kinan yang di tolak entah kali berapa.
Kinan mendekat kearah ketiga temannya lalu mengusap muka mereka bertiga dengan kesal.
"yeee dugong ngambek"
Lalu mereka berempat bersamaan keluar kelas
Shania yang masih duduk di bangkunya menoleh kearah Naomi
"si Ve kenapa ya Mi? Kok hari ini diem banget? "
Naomi mengangkat dua bahunya tanda tidak tahu.
"pulang yuk" ajak Naomi yang diangguki oleh Shania
--
Veranda terdiam di balkon kamarnya. Sore itu dia duduk diatas kursi santai dengan novel di dalam dekapannya.
Mata indah itu menatap lurus kedepan, pandangannya begitu kosong.
--
Udara segar di perkebunan membuat rongga pernafasan berjalan lancar tanpa hambatan.
Pemandangan hijau membentang luas memanjakan mata yang melihat nya, di tengah tengah perkebunan yang luas ini, seorang gadis berambut sebahu duduk diatas pondokan kecil di tengah tengahnya kebun. Dia memejamkan mata dengan bibir diangkat keatas membuat senyuman yang begitu memenangkan nan indah.
"sore non Kinal" sapa salah satu ibu ibu yang melewati pondokan Kinal berada sambil membawa wadah besar di belakang punggungnya.
Kinal membuka mata lalu tersenyum yang sangat indah menjawab sapaan dari ibu tersebut. Setelah itu, pandangannya jatuh pada sebuah jepit rambut berwarna biru di tangannya.
Tatapannya berubah kosong, entah apa yang di pikirkan oleh Kinal.
