Part 12

472 32 8
                                    

Pagi harinya Bella berencana pergi ke pengadilan untuk mengurus surat perceraiannya dengan Stefan.

"Emm aku minta temenin Esta aja kali ya?" Bella pun menghubungi Esta

"Hallo Ta, lo lagi sibuk gak?"

"Enggak nih Bell, kenapa?"

"Temenin gue yukk"

"Kemana??"

"Udah deh gak usah banyak tanya, pokoknya lo temenin gue aja. Gue jemput sekarang oke byee" ucap Bella langsung mematikan telfonnya

"Yee... Bella nih kebiasaan banget deh main mati-matiin aja telfonnya. Gue kan juga belum siap-siap"kesal Esta

Bella membawa mobil nya menuju ke rumah Esta. Sampai sana ternyata Esta sudah siap.

"Lo udah siap?"

"Udah, emang kita mau kemana sih?"

"Gue mau ke pengadilan, gue mau ngurus surat perceraian gue sama Stefan" jelas Bella

"Whattttt????? Lo bilang apa barusan???? Lo mau cerai sama Stefan? Bukannya lo cinta banget sama dia"

"Iya emang gue cinta banget sama dia, tapi dia sama sekali gak mau buka hati buat gue. Percuma juga kan gue berjuang buat dia, tapi dia nya cinta sama yang lain"

"Jadi selama kalian nikah, dia masih berhubungan sama pacarnya yang di Paris-paris itu?"

"Iya Ta, dan lo tau dia buat perjanjian sama gue yang isinya kita gak papa menjalin hubungan sama siapa aja asal gak ketauan sama keluarga kita"

"Wahhh gila juga tu si Stefan. Dia pikir pernikahan cuma main-main apa? Tapi emang lo udah yakin Bell sama keputusan lo ini?"Tanya Esta meyakinkan Bella

"Gue udah pikirin ini matang-matang dari semalam Ta, dan gue yakin sama keputusan gue. Mungkin dengan kayak gini bisa buat Stefan bahagia"

Esta pun menenangkan Bella. Ia kasian dengan sahabatnya itu. Esta tau kalo Bella cinta sama Stefan sejak mereka SMA dulu.

"Lo yang kuat ya Bell, lo harus yakin kalo lo juga bisa bahagia"ujar Esta menguatkan Bella

"Makasih ya Ta, lo emang sahabat terbaik gue"

Mereka pun saling berpelukan.

"Yaudah yuk kita berangkat ke pengadilan"ajak Esta

"Lo yang nyetir ya, soalnya gue takut gak fokus ntar"

"Okee sini mana kuncinya?"

Bella memberikan kunci mobilnya pada Esta. Mereka pun berangkat ke pengadilan.

Sampai di sana Bella melihat ada anak kecil yang berlari ke arah jalan raya.

Dari arah berlawanan terlihat ada mobil yang berjalan cepat. Bella yang melihatnya segera berlari menyelamatkan anak kecil itu.

Bella mendorong anak itu sampai tersungkur ke pinggir jalan. Belum sempat Bella menyelamatkan dirinya, Ia sudah tertabrak mobil tadi.

Semua orang yang melihat kejadian itu langsung mengerubungi Bella. Esta yang melihatnya langsung berlari untuk melihat keadaan sahabatnya itu.

"Bellllaaaaaaaa, Bell Bell bangun Bell, Bellaaaa bangun, ini gue Esta" ujar Esta panik dengan menepuk-nepuk pipi Bella berharap Bella bisa sadar

"Pak-pak tolong cepet panggil ambulance pak, cepet pak"teriak Esta

"Iya iya mbak" ujar bapak tadi sambil menghubungi ambulance

Darah segar keluar dari belakang kepala Bella. Esta yang melihatnya langsung panik. Ia gak mau kalo sahabatnya itu kenapa-napa.

Ambulance pun datang, Bella langsung di bawah ke rumah sakit terdekat. Esta juga mengikuti di belakangnya.

Sampai di rumah sakit Bella di bawa ke ruang UGD.

Esta yang menunggu di luar terus berdo'a agar Bella gak kenapa-napa.

Dokter keluar, Esta langsung menghampirinya.

"Gimana dok, keadaan sahabat saya?"tanya Esta panik

"Keadaan pasien saat ini masih koma, pasien saat ini membutuhkan banyak darah. Tapi kebetulan stok darah di rumah sakit ini gak ada yang cocok dengan pasien" jelas dokter

"Emang golongan darahnya apa dok, saya mau kok donor darah buat sahabat saya"

"Golongan darahnya AB mbak"

"Yah golongan darah saya gak sama dok, terus gimana dok?"

"Coba mbak hubungi saja keluarganya, mungkin di antara mereka ada yang punya golongan darah yang sama"

"Baik dok, saya hubungi keluarganya dulu kalo gitu"

"Yaudah kalo gt saya permisi ya"

"Iya dok"

Esta bingung mau menghubungi siapa, karna setaunya orang tua Bella lagi di luar kota.

"Apa gue telfon Stefan aja ya, kan dia suaminya. Yaudah deh gue telfon dia aja"

Di lain tempat Stefan sedang makan siang dengan Nasya. Tiba-tiba telfonnya berbunyi. Ia melihat siapa yang nelfon ternyata Esta.

"Tumben Esta nelfon gue, ada apa ya?" batin Stefan.

Ia pun meminta ijin ke Nasya untuk mengangkat telfonnya di luar

"Hallo Ta, tumben lo nelfon gue. Ada apa?"

"Stef lo sekarang buruan ke rumah sakit deh"

"Loh emang siapa yang sakit?"

"Bella kecelakaan Stef"

Stefan yang mendengarnya langsung khawatir dengan keadaan Bella.

"Lo sekarang di mana? Di rumah sakit apa?"ujar Stefan panik

"Gue di rumah sakit medika, di ruang UGD"

"Oke gue langsung kesana sekarang"

Stefan langsung menghampiri Nasya.

"Sayang maaf ya, kita gak bisa makan siang bareng hari ini. Aku harus segera pergi sekarang"

"Loh emang kamu mau kemana?"

"Aku ada urusan penting, aku pergi dulu ya" ujar Stefan meninggalkan Nasya sendiri

Nasya hanya bisa melihat punggung Stefan yang lama-lama semakin menghilang di balik pintu.

Nasya merasa akhir-akhir ini kekasihnya itu berubah.

"Stefan kenapa ya??, kok akhir-akhir ini aku ngerasanya dia kayak berubah"

"Mungkin karna dia lagi sibuk sama kerjaannya aja kali ya"ucap Nasya mencoba berfikir positif

Nasya pun akhirnya memutuskan untuk pulang saja.


To be continue

Jangan lupa vote and comment 😉

Kasih gue saran dong gays, buat motivasi gue lanjutin ceritanya nanti



YOU ARE MY SHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang