Part 15

581 37 6
                                    

Di rumah sakit Bella terus memikirkan apa yang di katakan Nasya padanya tadi.

"Yang di katakan Nasya tadi emang bener. Gue udah ngrebut Stefan dari dia. Gue emang pantes di sebut orang jahat"

Selang beberapa waktu Stefan kembali ke ruangan Bella.

"Kok kamu balik lagi kesini Stef? Gimana sama Nasya?"

"Waktu aku ngejar dia tadi, aku ngliat Nasya di bawa pergi sama Hito. Yaudah aku balik lagi aja kesini"

Bella hanya diam saja.

"Stef aku ini orang yang jahat ya? Aku udah ngrebut kamu dari Nasya"

"Bell kamu ngomong apa sih, kamu itu orang baik. Kamu gak pernah ngrebut aku dari Nasya. Perjodohan kita dulu juga bukan kemauan kita kan??. Ini semua itu udah takdir Bell. Mungkin kamu emang jodoh aku, makanya kita bisa seperti sekarang ini"

"Dan buat Nasya mungkin dia bukan jodoh aku makanya kita gak bisa bersama. Kamu jangan mikir aneh-aneh lagi ya, di mata aku kamu orang yang baik banget"ucap Stefan dengan memeluk Bella

Bella pun membalas pelukannya.

Saat sedang asik berpelukan, terdengar suara pintu di buka. Mereka segera menoleh ke arah pintu ternyata ada Esta dan yang lainnya baru datang. Stefan dan Bella langsung melepaskan pelukan mereka. Oh iya teman-teman Bella udah tau semuanya soal hubungan Stefan sama Bella karna Esta sudah memberitahunya.

"Uppsss sorry, gue masuk di saat yang gak tepat ya?" tanya Esta

"Apaan sih Ta, udah sini masuk"

"Ya gue kan jadi gak enak, jadi ganggu kemesraan lo sama Stefan"

"Apaan sih, gue sama Stefan gak ngapa-ngapain kok"

"Iya nih, kalian gak ganggu sama sekali kok"timpal Stefan

"Iya deh iya. Oh ya Stef, mending lo pulang dulu aja. Biar sekarang kita-kita aja yang jagain Bella. Lo kan juga belum ganti baju juga dari kemarin"

"Yaudah gue nitip Bella sama lo ya, kalo ada apa-apa lo kabarin gue"

"Iya, siapp bos"canda Esta

Stefan menghampiri Bella

"Sayang aku pulang dulu ya, nanti aku balik lagi kesini. Kamu di temenin yang lain dulu ya"

"Iya kamu hati-hati ya"

"Iya" jawab Stefan dengan mencium kening Bella sebelum keluar

Teman-teman Bella yang melihatnya merasa iri padanya.

"Cieee yang sekarang cintanya udah gak bertepuk sebelah tangan mesra-mesraan terus"ejek Esta

"Iya kau nih Bell bikin iri kita-kita aja"lanjut Uli

"Ihh apaan sih kalian semua, udah deh jangan godain gue terus"ucap Bella dengan tersenyum malu

"Oh iya Bell, gimana ?? Lo jadi cerai sama Stefan apa nggak??"

"Kayaknya gak jadi deh Ta, karna Stefan udah nyatain prasaannya ke gue. Dan dia gak mau pisah sama gue"

"Ya bagus deh kalo gitu, gue ikut seneng dengernya"

"Terus gimana sama pacarnya Stefan itu Bell?"

"Gue juga gak tau Li, tadi sih dia kesini terus dia udah tau semuanya. Kalo gue sama Stefan udah nikah. Gue kasian liat dia tadi, rasanya gue udah jahat sama dia"

"Loh kenapa lo mikir gitu Bell, lo tuh gak jahat cuma emang takdirnya aja yang gak ngrestuin Stefan sama dia. Jadi lo gak usah mikir kayak gitu deh"nasihat Sasya

"Iya Bell bener tuh kata Sasya. Mungkin takdir Stefan itu emang sama lo. Jadi loh gak perlu ngrasa kalo lo itu jahat" ucap Esta

"Iya, makasih ya kalian udah nasihatin gue. Gue beruntung banget punya temen kayak kalian"

"Apaan sih Bell, lebay banget deh lo" ucap Sasya

Bella pun hanya menjawabnya dengan tertawa.

Di lain tempat di rumah Nasya. Ia masih tetap menangis di kamarnya.

"Kenapa kamu tega sama aku Stef. Apa salah aku sampai kamu kayak gini ke aku. Kurang apa aku sama kamu"

"Bukanya kamu udah janji sama aku kalo kamu bakal nungguin aku, tapi apa sekarang?? Kamu jahat Stef"ucap Nasya dengan memberantakan semua barang yang ada di meja riasnya.

Pembantu Nasya yang mendengar suara berisik di kamar Nasya lantas segera menuju kamar Nasya.

"Non, non kenapa non?"tanya Bik Siti panik karna pintu kamar Nasya di kunci

"Non buka pintunya non, cerita sama saya non kenapa?"lanjutnya berusaha membuka pintunya

Di dalam kamar Nasya tetap menangis. Ia menghiraukan panggilan pembantunya yang terus mencoba membuka pintunya.

"Apa semua orang gak ada yang sayang sama aku. Mungkin lebih baik aku mati saja, toh buat apa aku hidup gak akan ada yang peduli juga sama aku"

Nasya melihat ke sekelilingnya. Ia menemukan ada pisau di atas meja. Ia langsung mengambilnya. Tanpa pikir panjang Ia langsung menggoreskan pisau itu ke nadi tangannya. Akhirnya Nasya pun tergeletan di lantai dan tak sadarkan diri.

Di luar kamar Bik Siti memcoba untuk menghubungi Stefan. Karna Bik Siti hanya mempunyai nomer Stefan. Di sebrang Stefan pun menjawab telfonnya.

"Iya hallo bik, ada apa kok tumben bibik telfon saya?"

"Den cepat kesini den, non Nasya den. Non Nasya gak mau keluar kamar. Saya takut terjadi sesuatu sama dia den"ucap bik Siti panik

"Bibik tunggu di sana ya, saya segera kesana bik"

"Baik den"

Stefan pun langsung memutar balik mobilnya menuju rumah Nasya. Ia tidak jadi pulang. Ia juga takut terjadi sesuatu pada Nasya. Biar bagaimana pun Ia tetap menyayangi Nasya.

Sampai di rumah Nasya. Stefan langsung berlari ke kamar Nasya. Di sana Ia melihat bik Siti sedang berusaha membuka pintu kamar Nasya.

"Nasya buka pintunya Sya. Ini aku Stefan" ucap Stefan

"Sya buka Sya, kalo enggak aku dobrak pintunya"

Karena tidak mendengar suara jawaban dari dalam. Stefan merasa khawatir, Ia takut terjadi apa-apa pada Nasya. Ia pun memutuskan untuk mendobrak pintunya.

Sampai akhirnya pintu berhasil terbuka. Ia segera masuk dan melihat Nasya yang tergeletak di lantai dengan darah yang terus mengalir di pergelangan tangannya.

"Nasyaaaa, hei...heiii bangun Sya. Ini aku Stefan. Sya bangun Sya, kamu harus bertahan aku gak mau sampai kehilangan kamu Sya" ucap Stefan dengan menangis

Stefan dan bik Siti segera membawa Nasya ke rumah sakit. 

Sampai di rumah sakit, Nasya langsung di bawa ke ruang UGD. Stefan dan bik Siti menunggu di luar dengan cemas.

"Nasya kenapa kamu nglakuin semua ini? Kenapa kamu nyelakain diri kamu sendiri kayak gini? Aku gak mau kehilangan kamu Sya. Kamu harus bisa bertahan"batin Stefan dengan melihat pintu UGD yang masih tertutup.









To be continue




Jangan lupa vote and comment😉





Maaf ya gays baru bisa update sekarang 😊








YOU ARE MY SHINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang