The Begins

14.9K 961 18
                                    

Rose memasukki sebuah club malam yang berada ditengah-tengah kota Jakarta ini. Dengan suara dentuman musik, bau alkohol, bau minum-minuman, bau asap rokok, dan tentu saja banyak perempuan yang menggunakan pakaian minim bahan. Serta anak-anak muda sepertinya yang tengah mabuk dan bencengkraman dengan pasangannya.

Rose sangat tidak cocok untuk masuk kedalam tempat seperti ini, bahkan sebenarnya ia sangat takut untuk melangkahkan kakinya kedalam club ini. Ada sedikit rasa kesal didalam benaknya, kenapa orang-orang yang sedang menari-nari ini tidak pulang saja kerumah lalu tidur dengan nyenyak. Rasanya ia ingin sekali merobohkan club ini.

Jika bukan karena Mama-nya yang memerintahkan ia untuk mencari kakaknya, mungkin ia sudah tidur sekarang.

"Rose," panggil Mama Rose dari seberang sana.

"Iya kenapa, Ma?"

"Kakak kamu dimana? Dia udah pulang kan," tanya mamanya dengan tenang.

"Dia lagi ke club, bia-" Rose membekap mulutnya akibat terceplos. Dan bergumam kecil. "Oh, ow.."

"Tunggu, ngomong apa kamu? Ke club?" heran mamanya.

Rose menepuk dahinya akibat terlalu bodoh. "Eh nggak kok, Ma! Kakak ada kok, tapi udah tidur." elak Rose.

"Dimana, panggil. Mama mau bukti, bangunin dia."

Rose semakin merutuki kebodohan didalam dirinya. Siap-siap saja sehabis ini ia akan terkena semburan maut oleh kakaknya itu.

"Rose!" panggil mamanya dengan keras hingga Rose menjauhkan ponselnya dari telinga.

"Apa?"

"Dimana kakak kamu, Mama mau ngomong. Apa jangan-jangan dia emang lagi ada di club?"

Rose menghela nafas pasrah, ia tidak bisa berbohong. "Iya, dia lagi di club."

"Ya ampun, tuhkan! Dibayar berapa kamu sama kakakmu buat sembunyiin ini?" tanya mamanya sinis.

"Nggak banyak,"

"Ya berapa?!" bentak mamanya hingga Rose tersentak.

"Lima ratus ribu,"

"Ohh gitu ya, kamu cepet cari kakak kamu sekarang. Atau uang bulanan kamu nggak Mama kasih lagi!"

"Tapi, ini udah jam sebelas malem. Mama tega nyuruh aku untuk keluar apartement cuma untuk cari kakak?"

"Kakakmu itu juga perempuan! Dia malah di club, diambang kebahayaan." tegas mamanya.

"Tap-"

"Gak ada tapi-tapian! Cari atau uang bulanan kamu bakal lenyap,"

Bip!

Rose mengehela nafas kasar, merutuki kebodohannya. Belum lagi ia pasti akan dimarahi oleh kakaknya karena semuanya terbongkar. Lalu ia juga harus mencari kakaknya di club, dan jika tidak bertemu uang bulanannya akan hangus.

Masalahnya, club malam di kota ini itu banyak. Haruskah ia mencari kakaknya ke satu per satu club? Atau ia menyerah sehingga uang bulanannya akan hangus. Bagaimana bisa Mama nya menyuruh anak perempuannya sendiri untuk keluar malam.

Rose melihat satu-satu manusia yang berada didalam club itu, disini penerangan sangat minim, sehingga Rose agak kesusahan melihat.

"MINUM LAGI!"

"LAGI!!"

"LAGI, CHAELICE!"

"KERENI! HAHAHA"

[✔] unpredictable ; jaeroséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang