32 - i miss you

1.8K 286 6
                                    

4 tahun kemudian.

Jakarta, 13.00 PM.

"Gue duluan," ucap seorang lelaki yang berada disamping Jaehyun.

"Yow," balas Jaehyun.

Incoming call from Unknown...

"Halo?" sapa Jaehyun.

'Halo Jaehyun, ini kakanya Rose. Bisa ketemu sebentar?'

Jaehyun menghembuskan nafas kasar, ini sudah empat tahun berlalu.

Perasaannya ke Rose, masih sama seperti sembilan tahun lalu.

Masih mencintai dan merindukannya.

Tapi terakhir saat Jaehyun mengirimkan pesan ke nomor Rose, pesan itu tidak terkirim dengan sendirinya. Yang artinya, kontak Jaehyun di block Rose.

Dia bergegas ke kafe dimana ia berjanjian dengan kakak Rose.

"Kita nggak bisa lama," ujar Chaelice saat mereka sudah bertemu.

Jaehyun mengangguk. "Iya, kak. Aku juga harus kerja,"

"Kakak cuma mau kasih tau alasan Rose mutusin kamu, mungkin ini udah empat tahun semenjak dia ke Belanda."

"Kakak cuma mau sampein ini, dari Rose." lanjut Chaelice.

"Dia itu sayang banget sama kamu, dia bahkan nggak mau nyakitin kamu sedikit pun. Dia tiba-tiba minta putus karena dia mikir dia bakal ninggalin kamu, jadi lebih baik dia putus biar dia nggak punya hubungan apa-apa lagi."

"Dia udah merasa bersalah banget ninggalin kamu, udah ngorbanin hubungan kalian. Dia nggak mau bikin kamu nunggu disini, makanya dia putusin. Dia ngerasa bersalah banget,"

"Dia mikir nggak mungkin masih ngejalanin hubungan, sedangkan dia aja pergi ninggalin kamu. Dia takut itu bakal nyakitin kamu, jadi dia putusin."

Chaelice menghirup kopinya. "Kakak sengaja baru kasih tau ini, Rose yang minta sendiri waktu itu. Baru boleh dikasih tau ke kamu setelah empat tahun,"

"Tapi kak, walau dia pergi ke Belanda pun. Seharusnya bisa, tanpa harus ngerasa ninggalin aku." kata Jaehyun.

"Itu pemikiran kamu, Rose itu masih polos. Pemikiran dia beda sama kamu, Rose itu anak kecil yang akan selalu jadi kecil. Dia takut nyakitin perasaan orang dewasa," balas Chaelice.

"Dia sengaja nggak jujur ke kamu, karena ya itu tadi. Dia terlalu takut," lanjutnya.

"Rose itu anaknya polos mampus, dia gampang dideketin cowok. Terlebih kalo cowok itu bisa bikin dia nyaman," ujar Chaelice.

Benar juga, dulu Jaehyun mendekati Rose hanya dalam waktu singkat saja.

Dan sekarang, Jaehyun malah makin merindukan gadis itu.

Rose itu anak kecil, yang akan selalu jadi kecil.

a story by icegrassjelly

Amsterdam, 21.00 PM.

'Chaeng, kita hampir sepuluh tahun nggak ketemu.' gerutu Minnie.

'Iya, lo malah makin jauh.' timpal Jinsoul.

'Ayolah balik, udah selesai kan studi lo disana.' bujuk Minnie.

Rose terkekeh. "Enak tau disini, udara nya bagus. Bunga nya cantik-cantik,"

'Yaelah, ayolah. Yang lain udah pada nikah, lo doang belum.' ujar Jinsoul.

"Iya-iya yang udah jadi istri orang mah beda,"

'Banyak yang nungguin lo disini, pulang nggak lo.' ancam Minnie.

'Jangan kebanyakan belajar, nanti gila.' tambah Minnie.

"Iya ih bawel,"

Mereka bertiga mematikan video call tersebut.

Banyak yang nungguin lo disini.

Perkataan itu terngiang-ngiang di kepala Rose, benar kata Minnie. Ini sudah empat tahun, dan Rose tidak pernah pulang sama sekali ke Indonesia semenjak empat tahun lalu.

Jika dia pulang, akan sulit kembali ke Belanda karena tidak mau berpisah dengan orang disana.

Studi Rose sudah selesai, ia masih bimbang ingin menetap di Amsterdam atau kembali ke Indonesia. Belanda terlalu cantik untuk ditinggalkan.

Umur Rose hampir menginjak kepala tiga, tapi ia belum sama sekali memikirkan pernikahan. Teman-teman Rose semasa SMA sudah hampir sepenuhnya menikah, sedangkan dirinya baru saja menyelesaikan studi S2.

Rose banyak sekali ketinggalan moment berharga, seperti ia tidak bisa menghadiri pernikahan kakaknya. Sedih sekali saat itu, tapi jika ia hadir mungkin akan lebih sedih.

Lamunan Rose terpecah saat pintu kamarnya diketok.

"Mau ngeteh bareng? Malem ini dingin banget," tawar perempuan didepannya ini.

Rose mengangguk. "Boleh,"

Perempuan didepannya ini adalah seorang anak yang dulu menjadi seseorang dibalik maskot beruang pasar malam, anak itu juga cerdas hingga mendapat beasiswa ke Belanda.

Mereka bertemu lagi di Bandara saat itu, Rose sangat terkejut. Gantungan kunci kelinci yang ia berikan pun masih setia dipakai di tas nya, akhirnya Rose mengajak Yeri untuk tinggal bersama.

"Kakak nggak kangen Jakarta?" tanya Yeri.

"Kangen kok," ucap Rose.

"Kenapa nggak pulang, kan udah selesai urusan disini."

Rose tersenyum. "Belanda cantik banget," balas Rose.

"Iya sih, bikin betah. Tapi aku juga kangen keluarga,"

"Sabar ya, satu tahun lagi." ujar Rose.

"Kamu gapapa kalo aku tinggalin sendirian?" tanya Rose.

Yeri mengangguk. "Gapapa, apa empat tahun disini belum cukup bikin aku berani. Berani lah,".

"Bagus, anak pinter."

"Dulu, pas di pasar malem. Aku liat kakak dateng sama pacar,"

Rose membalas perkataan Yeri dengan senyuman saja.

"Iya, sekarang bukan lagi." jawab Rose.

"Yah, cocok padahal kalian." Yeri mengerucutkan bibirnya.

"Gak cocok lagi sekarang,"

"Balikkan kak," potong Yeri.

Kenapa jadi bahas Jaehyun?!

"Ah, apaan sih kamu. Udah berlalu tau," gerutu Rose.

"Diliat dari muka sih kakak masih sayang," goda Yeri.

Rose mengusap wajahnya kasar. "Astaga, apa ada di jidat sini tulisan aku sayang dia."

Yeri terkekeh. "Ada,"

"Idih,"

To be continue.

Waktu di drama ini cepet banget ya ><

Sorry telat update, tugas aku ngga ngotak banyaknya :(

[✔] unpredictable ; jaeroséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang