1 - Park Chaelice

8.5K 753 6
                                    

Vote dong sayang sayangku.

Chaelice, kakaknya. Marah besar karena perbuatan bodoh adiknya satu ini, ia tidak tahu lagi harus berbicara apa nanti pada orang tuanya. Chalice pergi ke tempat mengerikan itu untuk menghilangkan penatnya setelah bekerja. Bukan hanya semalam ia pergi ke club itu, bahkan sudah lebih mungkin dari sepuluh kali.

Chaelice menutupinya dari orang tua, kecuali adiknya Rose. Rose tipikal perempuan yang cenderung banyak diam dan tidak suka membocorkan rahasia orang lain, terlebih rahasia keluarganya sendiri.

"Kalau rahasia sudah diketahui oleh dua orang, maka itu bukanlah rahasia lagi. Rahasia itu hanya disimpan oleh satu orang, diri kita sendiri."

Maka, kita sebut saja ini aib kakaknya.

Chaelice suka memberikan upah pada Rose agar tidak membongkarkan aib ini.

Upah?

Tentu, agar Rose tidak membocorkan hal ini pada kedua orang tua mereka. Upah apa saja, bisa berupa uang atau makanan bahkan pakaian. Sebenarnya Rose tidak ingin diberikan upah atau sejenisnya, ia tidak masalah. Selagi apa yang dilakukan Rose tidak mempengaruhi kehidupannya.

"Kenapa lo ngomong ke Mama?" Chaelice kesal, semuanya terbongkar pada orang tuanya.

"Gue nggak sengaja, kan udah gue bilang. Gue anak yang jujur,"

Chaelice berdecak pelan. "Tapi, selama kemarin-kemarin gak kebongkar. Kan?"

"Iya, semalam gue kelepasan."

"Bisa nggak, lo bohong aja untuk satu kali ini. Ini antara hidup dan mati, Rose."

"Lebay kakak, cuma bakal di tanya-tanya aja perlu bohong. Pertanyaan yang dikasih Mama Papa nggak akan bunuh kakak,"

"Ya bisa nggak lo bohong, kasih tahu kalau lo nemuin gue di rumah temen gue aja."

Rose terlihat berpikir. "Hmm, kita liat aja nanti."

"Gue butuh kepastian, Rose."

Rose lelah.
"Udahlah, jujur aja sama Mama Papa. Pasti mereka ngerti,"

"Mana ada orang tua yang mau anak perempuannya pergi ke club tanpa alasan yang jelas," jawab Chaelice.

"Yaa trus ngapain kakak ke club kalo gitu, udah tau nggak ada orang tua yang rela."

Kepala Chaelice sudah terkepung asap, kemarahannya sebentar lagi akan membeludak.

"Rose, lo bodoh banget!"

"Aku nggak bodoh,"

"Bodoh,"

"Nggak, kakak aja yang meliar."

"Apa lo bilang?!"

"Meliar,"

"Terserah, gue marah sama lo."

"Yaudah, suka-suka kakak."

Keduanya pergi ke kamar masing-masing setelah menimbulkan perdebatan. Orang tua mereka akan sampai dalam beberapa jam lagi, untung apartemen mereka sudah bersih.

Rose dan Chaelice sangat bertolak belakang.
Mulai dari sifatnya, mottonya, cara melangsungkan kehidupan, dan playlist. Semuanya berbeda. Si 'kakak' cenderung hidup millenial, serba instant, lebih bergaya, dan sangat mementingkan status sosial. Sedangkan si 'adik' ini lebih suka apa adanya, bergaya sesukanya, lebih suka berusaha, gaya hidupnya seperti orang kuno, lebih banyak diam dirumah, sangat polos dan tidak peduli akan apa yang ia miliki.

[✔] unpredictable ; jaeroséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang