[tak selalu yang kau cinta, akan balik mencintai mu. Berhentilah menyakiti diri sendiri. Kau harus menerima kenyataan. Dan berhenti untuk berharap lebih]
Abyan masuk ke dalam cafe kopi bertema vintage. Dilihatnya Vanessa sudah duduk di salah satu bangku di sana
"Hai. Sudah lama disini?"
"Engga kok. Mau pesan apa? Aku traktir deh"ucap Vanessa dan langsung memanggil waiters di sana
"Coffe late nya dua, gula nya dikurangin ya mas" ucap Vanessa
Abyan terdiam. Vanessa masih saja ingat kopi kesukaan nya.
"Dan Cookies tiramisu satu"
"Ada tambahan lagi?"
"Cukup mas" ucap Vanessa
Vanessa tersenyum pada Abyan. Abyan hanya menatap nya datar.
"Ada yang harus diluruskan, Vanessa" ucap Abyan
"Soal apalagi?" Balas Vanessa
"Gue pengen lu mencintai Azriel dengan tulus. Lupain gue sa. Lupain kenangan kita. Gue tau itu semua sulit karena lu cinta sama gue-" ucapan Abyan dipotong oleh Vanessa
"Iya gue cinta sama lu, tapi nyatanya lu malah memilih perjodohan konyol lu. Kurang apa sih gue? Gue ga akan melangkah sejauh ini kalau waktu itu lu ga terima perjodohan itu" ucap Vanessa dengan menaikkan dua oktaf
"Maaf sa. Kelemahan gue, keluarga gue. Lu tau kan betapa cintanya gue sama keluarga gue. Gue gak pernah membantah kemauan orang tua gue selama mereka masih hidup" jelas Abyan
"Gue cinta sama lu karena itu. Tapi setelah gue tau lu di jodohin, gue jadi benci sama sifat lo yang terlalu cinta sama keluarga. Benar kata si misterius itu, keluarga lu emang sepantasnya hancur" ucap Vanessa penuh emosi
"Sa, ikhlasin gue. Ikhlasin gue hidup bersama wanita lain. Cinta gak harus memiliki, sa. Jangan mengejar yang gak pasti. Hargain orang yang sekarang menjadi pendamping lu. Lu akan menyesal kalau dia pergi dari hidup lu" ucap Abyan sambil menatap Vanessa dan memegang tangan Vanessa lembut
Vanessa menatap Abyan nanar. Memori bersama Abyan seperti terulang kembali di kepalanya.
Setetes..dua tetes.. air mata Vanessa turun. Vanessa belum ikhlas atas kepergian abyan sampai sekarang dari hidupnya. Kenangan manis semasa mereka pacaran tidak bisa hilang dari ingatan nya.
Abyan menghapus air mata Vanessa dengan tangan nya "kalau lu cinta sama gue, sayang sama gue, gak seharusnya lu menyelakai keluarga kecil gue, temen-temen gue, dan bersekongkol dengan si misterius. Harusnya lu senang melihat gue bahagia sekarang, walaupun bukan sama lu"
Vanessa meneteskan air mata lebih deras lagi.
"Cintai keluarga kecil lu, sa. Lu juga udah punya anak. Kasihan Safira. Jangan membebani safira atas masalah ini" sambung Abyan
"Gue boleh peluk untuk terakhir kalinya?" Pinta Vanessa
"Of course" ucap Abyan
Vanessa berdiri di bangkunya, menghampiri abyan yang berada di depannya dan memeluk Abyan erat.
Abyan membalas pelukan hangat itu.
"Tolong jangan sakiti keluarga kecil gue, keluarga Astaf, dan Keluarga Dilan. Gue mohon dengan sangat. Walaupun gue udah gak cinta sama lu, gue gak akan pernah membenci lu" ucap Abyan yang masih berpelukan dengan Vanessa
Vanessa mengangguk lalu melepaskan pelukannya "gue tahu, lu orang yang baik. Terus menjadi Abyan yang baik ya kepada siapapun. Gue sayang sama lu sebagai teman. Gue gak akan membiarkan orang yang merenggut kebahagiaan lu, termasuk si misterius itu"
"Terimakasih" ucap Abyan lalu tersenyum
"Maaf mas, mba. Ini pesanannya" ucap sang waiters
"Iya taruh aja mas" ucap Vanessa
Abyan dan Vanessa duduk. Waktu terus berputar, mereka mengobrol, tertawa- tawa saat mengingat kejadian mereka masih pacaran
"gue tahu lu wanita yang cerdas dan baik. Tolong gunakan kecerdasan lu dengan baik" ucap Abyan
"I know right" ucap Vanessa bangga
-----Safira duduk di bangku belajar nya. Hari ini hari yang beda baginya. Biasanya handphone safira berdenting terus menerus dan biasanya Zafran menunggu Safira di depan kelas nya saat sepulang sekolah. Hari ini beda, pikiran nya bertanya-tanya kemana sosok zafran. Apakah ia sedang ada masalah?
Ia membuka Instagram. Ia melihat Zafran membuat instastory. Tanpa berpikir panjang ia langsung memencet instastory milik zafran.
"Kak kata kakak yang ini atau yang ini—ah jangan di videoin"
Lalu terdengar suara Zafran yang tertawa kecil.
Video itu hanya berdurasi 10 detik dengan caption dibawah nya; pink panther @sheinaaa
Safira merasa lega saat melihat video itu namun perasaan itu langsung ia tepis "kok gue ngerasa lega si. Apaan sih perasaan gue, aneh banget"
Safira langsung mematikan handphone dan langsung keluar dari kamar nya
"Pah, mamah mana?" Tanya Safira saat melihat Azriel sedang memainkan iPad di ruang tamu
"Kurang tahu papah. Mamah keluar gak izin" jawab Azriel
Tentu jawaban Azriel hanya bohong belaka. Seorang Azriel yang memiliki kemampuan di luar batas itu akan tahu keberadaan Vanessa tanpa Vanessa minta izin terlebih dahulu.
"Mamah sebentar lagi pulang. Kamu udah makan belum?" Tanya Azriel
"Belum. Aku gak lapar"
"Eh gaboleh gitu. Papah masakin ya? Kamu mau makan apa?"
"Tunggu mamah pulang aja, pah. Biar kita sekalian makan bareng" ucap Safira
Azriel mengangguk lalu memainkan iPadnya lagi.
Pintu utama rumah Vanessa terbuka. Vanessa masuk dengan wajah yang tidak bisa di tebak. Ia berhenti di depan Azriel
Safira menatap mamah nya bingung. Tidak biasanya Vanessa datang dengan wajah sulit ditebak seperti ini.
"Azriel,"
Azriel mengalihkan pandangannya ke Vanessa
Vanessa mencium tangan suaminya lalu memeluk Azriel erat "maafin aku zriel. Aku bakal berubah untuk tulus sama kamu. Maafin perlakuan aku kemarin-kemarin. Gak seharusnya aku membiarkan orang yang tulus sama aku. Makasih, sayang, untuk terus mencintai aku"
Safira hanya diam sambil mencerna ucapan mamah nya. Mungkin selama ini mereka bertengkar di belakang Safira walaupun di depan Safira mereka terlihat tidak ada masalah.
Azriel membalas pelukan istrinya "iya sayang aku maafin. Mau makan ga?" Ucap Azriel lalu melepaskan pelukannya
Vanessa mengangguk.
"Oke aku masakin. Spesial buat dua wanita cantik kebanggaan papah" ucap Azriel sambil mengacak rambut Safira dan Vanessa
KAMU SEDANG MEMBACA
Who is my heart fill? [TAMAT]
Fiksi Remaja(Saquel Abyan dan Aurel) Seri II Trilogi Aurel-Nirina-Kelly "kak, apa pendapat lu kalau cinta lu bertepuk sebelah tangan?" tanya sheina yang membuka pembicaraan "ya ga usah ditanya lagi. Jawaban nya ya sakit. tapi udah tau sakit, masih a...