16« hari patah hati sheina

314 21 1
                                    

SHEINA yang masih di sekolah, terus bertanya-tanya, 'kemana Abang nya itu sekarang'
Sheina berjalan ke kelas X-ips2 ditemani Azira

“nao, kamu lihat Zafran gak?” tanya sheina setelah sampai di sana, dilihat nya Naomi sedang membaca novel

“enggak”

“duh kemana ya?”

“wildhan sama Anjani juga gak ada di kelas dari tadi. Alasan nya ke kamar mandi, tapi gak balik-balik” jawab Naomi

Sheina langsung menelpon Zafran dengan perasaan cemas. Ia takut kakak nya hilang, atau terluka setelah kejadian Naomi Minggu lalu

“azira,” Arkan menyungging kan senyum nya

“eh iya” Azira membalas senyum Arkan

“kamu ngapain disini?” tanya Arkan

“nemenin sheina”

“kamu? Sejak kapan Arkan manggil Azira dengan sebutan aku-kamu?” batin Sheina sambil menatap kedua orang yang sedang saling balas senyuman

“ehm-nanti pulang bisa bareng gak?” pertanyaan Arkan seketika membuat hati seorang Sheina Orlando, panas

“ha? Bi..bisa kok” ucap sheina salah tingkah

“okey. nanti aku tunggu di kelas kamu” ucap Arkan sambil tersenyum manis. Sangat manis, hingga membuat dada sheina panas

Percakapan singkat Arkan dan Azira berhasil membuat Naomi terperangah. Seorang kakak nya yang sangat dingin itu, sudah berani mengajak pulang bareng cewek.

Azira dan Arkan masih membalas senyum kasmaran. kelas yang tadinya dingin karena AC menjadi mendadak panas di seorang Sheina “ehm-gue ke kamar mandi dulu ”

Sheina langsung berlari tanpa melihat ketiga orang yang sedang bersama nya merespon.

*****

TIDAK AKAN sheina membiarkan Azira dan Arkan jalan bersama. Setelah bel pulang berbunyi, sheina langsung keluar kelas. Dilihat nya Arkan sedang berdiri di samping pintu kelas nya

“Arkan. Plis anterin sheina pulang. Plisss. Zafran ilang dari jam pertama entah kemana. Sheina telpon-telpon tapi ga di angkat-angkat. Plisss yaa. Nanti sheina pulang sama siapa kalau bukan sama arkan. Ya?” kalimat itu di sampaikan dengan sheina tanpa jeda. Tangan sheina bergelayut di tangan Arkan

“hai Arkan” sapa Azira
“jadi?” sambung nya

“jadi” Arkan menegakkan badan nya lalu tersenyum tiga jari

“na, gue duluan ya” ucap Arkan lembut lalu melepaskan tangan sheina yang masih stay di tangan nya

Sheina terdiam. Sementara Arkan dan Azira berjalan di depan matanya.

Matanya memanas.
Hati nya memanas.
*****

HUJAN membasahi seluruh tubuh Sheina. matanya menatap jalanan yang basah karena air hujan. Sepatunya ia biarkan menginjak genangan air. Masa bodo dirinya ikut kena ciprat karena ulah nya sendiri.

Hati nya sangat hancur hari ini. Ia benar-benar sakit hati melihat Arkan jalan bersama sahabat nya sendiri. Masa bodo setelah ia melakukan aksi bodoh nya (berjalan di tengah hujan deras) ia sakit. toh hati nya lebih sakit daripada sakit nya nanti.

Setelah sampai di rumah nya, ia langsung masuk ke dalam kamar dengan keadaan basah kuyup “aduh non, kenapa non terobos ujan nya” pekik asisten rumah tangga nya dengan penuh perhatian

Sheina menoleh ke bibi dengan senyum tipis. senyum yang terbilang terpaksa bersama wajah yang mulai pucat.

“non bersih-bersih badan dulu gih, abis itu bibi bawain teh hangat” ucapnya

“makasih bi” sheina melanjutkan jalan nya lagi menuju kamar

Setelah membersihkan diri, sheina duduk bersandar di kasur nya. Ia memainkan handphone nya
“non,” panggil bibi sambil mengetuk pintu

“masuk, bi”

Bibi masuk dengan membawa segelas teh hangat lalu menaruh di meja samping kasur sheina “mamah lagi sama papah di kantor. Ada urusan penting katanya, jadi mamah teh, ikut papah kamu ke kantor”

“zafran udah pulang ke rumah belum, bi?” tanya sheina

“belum. Bibi malah heran ngeliat kamu dateng basah kuyup sendirian. Emang den Zafran, kemana?” tanya bibi balik

“duh bibi masih aja sama sheina. duduk di kasur sheina aja, jangan duduk di ubin gitu-” ucap sheina yang melihat bibi duduk di bawah nya

Bibi menyengir lalu mengikuti perintah sheina.

“dari jam pertama, Zafran ilang gatau kemana. Wildhan sama Anjani juga ilang”sambung sheina

“duh kalau gitu cepat-cepat kabarin tuan sama nyonya. Takutnya ada apa-apa sama mereka” ucap bibi khawatir

“tunggu sampai malam nanti. Kalau mereka masih gak ada kabar, baru sheina kabarin mamah papah”

“yaudah non, istirahat ya. Tadi kan abis main ujan-ujan an. Jangan lupa diminum teh nya” ucap bibi lalu bangkit dari duduk nya

“makasih ya bi” ucap sheina sambil tersenyum

Sheina merasa hangat akan perhatian bibi. Ia jadi tidak merasa kehilangan orang-orang yang di sekitar nya saat ini yang sibuk dengan urusan masing-masing.

Setelah meminum teh buatan bibi, sheina tidur karena ia merasa kepala nya mulai pening.
*****

“makasih ya, zaf. Selalu ada saat Anjani dalam masalah” ucap Nirina di sela-sela makan bersama

“itu udah jadi kewajiban Zafran, tante” ucap Zafran

Pipi Anjani memanas. Pipi nya mulai mengeluarkan efek merah.

“jangan ngomong gitu, zaf. Ade gue jadi terbang” wildhan yang tengah makan menyadari pipi Anjani lalu tertawa kecil

“apaan si lo!” bentak Anjani

“gaboleh kasar gitu, sayang” ucapan singkat itu berhasil membuat Anjani terbang ke angkasa

Sebenarnya ia sangat senang namun ia tidak mau menunjukkan itu ke semua orang yang berada di meja makan “udah deh zaf!” sungut nya

Semua nya tertawa. Tiba-tiba Zafran memukul meja “yaampun, sheina!”

“kenapa?” tanya wildhan

“gue lupa jemput dia. Duh dia pulang sekolah sama siapa ya?” Zafran langsung merubah wajah nya khawatir lalu membuka handphone nya

si bawel 100 panggilan tak terjawab

“sheina bisa aja nebeng sama arkan. Iya kan?” ucap wildhan santai sambil menyantap makanan nya

“oh iya” ucap Zafran lalu melanjutkan makan nya

LIKE AND KOMEN YAAAW😚🌈

Who is my heart fill?   [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang