4. Tak Bisa Jelaskan

61.6K 4.3K 128
                                    

Tio melamun, memikirkan sesuatu.

"Siapa itu?" Tio bertanya pada David, mereka baru saja masuk kuliah. Tio memandang gadis manis berseragam putih abu-abu di ponsel David.

"Sara. Kau ingat nggak?" jawab David.

"Ingat." Mereka kerap main bersama waktu SD. Kemudian anak itu pindah ke Yogyakarta bersama keluarganya. "Cantik, ya?"

"Biasa saja. Dia mengirim email dan bertanya kabar, aku rasa mamaku yang menyuruhnya. Membosankan."

Tio membaca email yang dikirim oleh Sara, menarik dan bersemangat.

"Balaslah. Jangan membuat seorang gadis menunggu."

"Kau balaskan lah, Yo. Aku nggak pintar nulis."

"Lah!"

"Ayolah, kalau tidak mamaku bisa ngomel."

"Okelah." Tio mengiyakan, David tertawa dan memberi password email pribadinya.

Awalnya, Tio cuma iseng-iseng saja, lama kelamaan berbalas email dengan Sara menjadi penyemangatnya. Dia menyenangkan dan entah kenapa Tio merasa mereka sangat cocok. Tapi gadis itu tunangan sahabatnya?

Tio tahu ketika gadis itu berkuliah, merintis usaha, menangis sedih saat mereka ditipu dan usahanya bangkrut. Tio juga selalu mengirimi foto pemandangan ke mana dia bepergian, sambil terus bersembunyi di balik nama David.

Kenapa dia melakukan hal itu?! Semakin lama Tio semakin menyesali.  Parahnya, dia jadi semakin tertarik pada Sara.

Setahun lalu, Sara kembali ke Jakarta, dia tidak mengabari katanya ingin memberi kejutan. David berkata pada Tio betapa mempesona gadis itu, mereka makan malam keluarga. Anggun, lembut, dia wanita impian David. Wanita seperti itu yang paling cocok menjadi istrinya.

Berhari-hari setelahnya, David sibuk menganggu Tio. Membaca email-email selama bertahun-tahun. Tio menggelengkan kepala. Mana bisa memahami seorang wanita dalam waktu singkat. Tio mengeluh, dia memang tidak berharap, sejak awal dia tau kalau gadis itu akan bersama David.

Tio mendapat email, mereka akan melakukan survey ke Natuna. Sekarang dia tidak bisa lagi mengirim foto-foto perjalanannya pada Sara. Mereka telah berhenti berkirim email, ya untuk apalagi?

🌼🌼🌼

"Kemana Tio ya, udah lama nggak keliatan?" tanya mama Sara.

Sara mendengus, "Ngapain cari dia?" Mama aneh, bukannya nyariin calon menantunya malah nanyain pria nyebelin itu.

"Habis nggak ada yang habisin makanan mama nih." Di rumah Sara ada si mbak yang membantu pekerjaan rumah, cuma untuk masak mama selalu masak sendiri sejak dulu.

Cuma karena itu? Gara-gara si Tio selalu nganterin Sara belakangan ini, dia sudah seenaknya keluar masuk rumah. Pintar cari muka depan mama, selalu numpang sarapan kadang makan malam, numpang tidur. Malah kalau ada apa-apa, misalkan keran bocor dan lain-lain mama manggil si Tio.

Belum lagi dia selalu muji-muji makanan mama, Ya jelaslah bentuknya seperti orang kelaparan tiap mau jemput Sara. Dia juga sering muncul membawa tanaman hias, karena dia tau mama juga suka berkebun.

"Tio itu lucu, mama suka deh."

Lucu apaan? Berengsek gitu. "Pria gembel, sukanya bersenang-senang."

"Emang Tio nggak ada kerjaan?"

"Kalau ada, nggak mungkin dia bisa bersantai lama-lama. Sekarang paling dia lagi mendaki gunung atau masuk hutan. Untuk pria seumur dia udah nggak pantes lagi. Udah harus mikir masa depan."

Tanpa Keraguan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang