Lisa terbangun dengan linglung. Berkali-kali melihat sekeliling dan menepuk-nepuk pipinya, meyakini bahwa tadi hanyalah mimpi dan dia sekarang telah berada di dunia nyata. Meskipun dia tidak ingat begitu jelas mimpi tersebut, tapi keringatnya yang deras pertanda bahwa itu bukan mimpi yang baik.
Koleksi kameranya berkurang 1 dan itu sangat menyesakkan. Untung saja bukan kamera favoritnya. Kalau tidak, Lisa pasti akan gegana.
Merebahkan diri kembali, Lisa mencoba mengingat malam di mana dia sedang memotret danau. Entah kenapa ingatannya sangat kabur. Bahkan sampai sekarang dia tidak tahu bagaimana bisa berakhir di tempat tidurnya.
Ketika Lisa yakin bahwa Jisoo ada juga malam itu, tapi sayangnya Jisoo menyangkalnya dan berkata dia masih berada di kota lain karena urusan mendadak. Pernyataan itu membuat Lisa bingung tidak karuan. Jelas-jelas dia sedang kacau.
"Aku bukan lagi Lili-mu dan kau bukan lagi Nini-ku."
Rasa pening menyerang Lisa ketika sebuah kalimat melintas dalam benaknya.
"Agh, sialan," rutuk Lisa memukul dahinya. "Sepertinya aku harus ke dokter."
*****
James menuruni tangga gelap, hanya cahaya lilin yang dia bawa sebagai penerangan. Bahkan tanpa lilin itu dia masih akan melihat dengan jelas. Jelas saja, dia seorang vampire. Makhluk berdarah dingin yang hidup dalam kegelapan.
Pada jalur ketiga bawah tanah, James berhenti dan menekan tombol rahasia yang terdapat di sisi kanan tembok. Ketika rangkaian mesin berderak, sebuah pintu muncul. Pria vampire itu membuka pintu dan masuk.
"Anda di sini, Nona Yoona," sapa James ketika melihat Yonna duduk di kursi.
"Tugas dari sang Ratu, James," sindir Yoona.
James mengangguk.
Yoona kemudian berdiri dan berjalan ke bagian terdalam dari ruangan tersebut.
"Lihat siapa yang datang. Bukankah sudah waktunya untuk menyerah. Berhentilah bersikap keras kepala dan jadilah anak baik untuk adikmu, Jisoo." Yoona berjongkok dan menepuk-nepuk pipi Jisoo.
"Bermimpilah," desis Jisoo.
Yoona berdecih. "Kau menjadi semakin menyebalkan saja."
Jisoo mendengus.
"Kau membuat segalanya semakin rumit," ujar James yang juga telah mendekat. "Kau pasti tahu bahwa rantai yang mengikatmu saat ini bercampur dengan silver. Perlahan kematian pasti akan menghampiri. Kenapa tidak menyerah saja. Lakukan demi kebahagiaan adikmu."
Jisoo meludah darah hitamnya. "Adikku sudah mati."
"Aku tidak berbicara mengenai Ella."
"Adikku hanyalah Ella."
Mata James dan Yoona menyipit tajam.
Jisoo yang melihat itu menyeringai senang. "Ahhh... sepertinya dulu memang ada seorang adik yang paling ku sayang. Yah, setidaknya sebelum ia menjadi buta akan tahta. Sungguh malang diriku yang pernah menyerah untuknya."
"Kau!" Yoona mencekik leher Jisoo dan mengangkatnya. Gemerincing rantai bergema.
Jisoo sedikit mengernyitkan mata kala rantai itu bergoresan dengan kulitnya dan meneteskan darah hitam. Meskipun menyakitkan, Jisoo menyembunyikannya dengan baik. Dia sangat enggan terlihat lemah di hadapan orang-orang kepercayaan Jennie.
"That's the truth."
James menepuk pundak Yoona.
Menggertakkan giginya, Yoona membanting Jisoo dan pergi dengan kemarahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I SEE YOU SEE ME [New Version]
FanfictionREMAKE "Aku memusnahkan klanku untukmu, tapi yang ku dapat adalah pengkhianatanmu. Jika aku bereinkarnasi, aku berharap untuk tidak pernah melihatmu lagi." ~ La Lisa Brusch "Aku menyesal! Kau adalah milikku, Lisa! Baik itu kehidupan yang dulu maupu...