16. Home

2.8K 302 31
                                    


Lisa memandang sekeliling. Tempatnya berada saat ini sangat asing. Seingat Lisa, dia belum pernah memasuki hutan di malam hari dan melihat langit bertahtakan bintang-bintang. Di tambah Lisa melihat sosok yang mirip dengannya duduk bersama perempuan yang memiliki konflik dengan Jisoo. 

Sungguh aneh. Sudah pasti ini mimpi, tapi kenapa di dalam mimpinya ada perempuan--yang harus Lisa akui kalau dia sedikit takut--asing itu.

"Kau menyukainya, Nini?" Sosok yang mirip dengan Lisa menolehkan kepalanya ke samping, menatap penuh kasih pada gadis yang bersandar di bahunya.

"Ini sangat indah, Lili. Bagaimana kau bisa menemukan tempat seindah ini?" Gadis itu mengangkat kepalanya dan menoleh ke sosok yang mirip dengan Lisa.

Sosok yang mirip Lisa tertawa sedikit. "Butuh perjuangan tahu. Rose sangat tidak senang begitu tahu aku menginginkan gunung yang ia rawat."

Sekilas kilatan tajam melintas di mata Jennie, namun dengan cepat berganti dengan mata berkaca-kaca. "Dia tidak melukaimu, kan?"

"Tentu saja tidak. Bagaimana mungkin Rose tega melukaiku. Kami adalah saudari kembar. Sekali pun ia melukaiku, pasti ada alasan logis untuk hal itu," jawab sosok yang mirip Lisa dengan meyakinkan.

Jennie kemudian mendekap sosok yang mirip Lisa dari samping, dan membawa kepalanya untuk bersandar di dadanya. "Aku tidak ingin kau terluka. Juga tidak ingin perselisihanmu dengan Rose semakin besar. Kalian harus rukun.

Sosok yang mirip Lisa tertegun sejenak sebelum tersenyum seraya memejamkan matanya. "Hanya kau yang mengertiku, Nini."

Jennie menyeringai ketika sosok yang mirip Lisa tidak memperhatikan. "Tentu saja, kau adalah kekasihku. Aku harus mengerti dirimu dengan baik."

Lisa yang menonton interaksi keduanya benar-benar membeku. Dan ketika seringaian Jennie semakin naik, ada perasaan negatif yang membuncah dalam dirinya. Perutnya bergolak, merasa mual dengan pernyataan omong kosong Jennie.

The hell! Kenapa aku memiliki kebencian yang besar padanya. Padahal dia hanya orang asing. Dan siapa itu Lili, kenapa aku merasa terkoneksi. Bahkan semua perasaan negatif dalam hatinya di tumpuk oleh perasaan positif dapat ku rasakan. Begitu bahagia dan penuh cinta pada gadis--pembohong besar--di sampingnya.

"Aku mencintaimu, Nini," ungkap gadis yang mirip Lisa dengan sangat tulus.

"Aku tahu itu," balas Jennie.

Lisa tidak tahan lagi. Ada keinginan besar dalam hatinya untuk mencekik leher Jennie. Tapi begitu tangannya terulur, dimensi mimpinya runtuh. Wajah Jennie dengan mata merah menyala menatap ke arah Lisa yang jatuh bersama keruntuhan dimensi.

"Kau hanya bidak caturku untuk memperoleh tahta, Lili."

Perkataan itu terasa sangat menusuk. Lisa merasa jantungnya seperti di remas perlahan-lahan lalu hancur begitu saja. Air matanya mengalir deras dan dia terus bergumam. "Mengapa?"

*****

Jennie terus menatap wajah damai Lisa yang tertidur nyenyak. Tangannya terus menggenggam tangan Lisa yang hangat. Meyakinkan dirinya bahwa memang inilah jalan terbaik bagi Lisa untuk kembali bersamanya. Entah Lisa menerimanya atau tidak, Jennie tidak peduli. Yang Jennie inginkan hanya Lisa dan tidak ada yang lain.

"Mungkin memang ini jalan terbaik. Dengan aku sebagai seorang Ratu, siapa yang berani berkata tidak padaku! Bahkan itu termasuk dirimu, Lili," bisiknya dengan seringaian bahagia.

Jari-jari dingin Jennie menyusuri wajah Lisa. Keningnya, pelipisnya, pipinya, matanya, hidungnya, dagunya, dan berakhir di bibir merah Lisa yang sexy. Jennie tidak bisa menahan dan terus mengelus bibir Lisa. Lidah Jennie menjilat bibirnya sendiri, nafsunya mendidih.

I SEE YOU SEE ME [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang