Aku nekat menelepon Kak Hyunsik untuk memberi tau ide yang mungkin menurutnya akan sedikit gila.
"halo kak?"
"kenapa Hye?"
"ada yang mau aku obrolin kak."
"ada apa?"
Ga lama terdengar teriakan Kak Hyunsik dari sebrang telepon.
"KAMU UDAH GA WARAS HYE?!"
"ayolah kak, ini cuma satu-satunya cara biar aku bisa kemoterapi, tanpa menyakiti siapapun.."
"tapi ga dengan cara itu Hye. Masih banyak cara yang bisa kita tempuh kan?"
Mendengar kata 'kita' disebut lagi, aku merasa aneh..
"tolong aku sekali ini aja kak, aku mohon."
"aku butuh waktu buat mikirin ini Hye."
"oke, aku tunggu jawaban kakak secepatnya."
Aku harap Kak Hyunsik mau mengikuti permintaan ku yang bisa dibilang agak gila ini.
"ndaaa.." (bunda)
"kenapa sayang?"
"nih nda.." (ini bunda)
"hmm anak bunda haus? Iya?"
"yayaya"
Entahlah, aku ga tau apa ini keputusan benar atau salah. Tapi yang jelas, mungkin ini yang terbaik untuk semuanya.
**
Rutinitas biasa sebelum suamiku pergi, yaitu memasangkan dasi untuknya atau sekedar merapihkan kerah bajunya. Ya diselingi sedikit obrolan, juga bercanda.
"yang?"
"kenapa mas?"
"kamu kok berubah sih?"
"hah? Berubah gimana deh mas?"
Apa perubahanku ini terlalu jelas?
"makin cantik aja."
Aku kira, ia sudah mengetahuinya.. Syukurlah..
"apaan sih mas? Udah deh jangan gombal-gombal"
"gombal? Gombal dari mana sayang? Itu fakta. Semenjak punya Chanmi, kamu makin cantik. Dan, ummm.. Seksi."
"mas!" sambil memukul dada suamiku.
"hehehe. Yang, ga mau nambah gitu?"
"nambah apa mas?"
"engga deh."
"apa sih mas? Ngomongnya yang jelas dong."
"Chanmi kayanya butuh temen."
"temen? Kan bisa main sama anak tetangga, atau sama anaknya Kak Eunkwang juga bisa."
"bukan itu maksudnya sayang."
"terus?"
"kalau bisa buat sendiri, kenapa harus orang lain yang nemenin Chanmi main?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
