43 - Restu Rujuk

25 5 1
                                    

"Kita rujuk, dan bertahan demi putri kita, Lee Chanmi.."

~~

"Rujuk?" Tanya Eunhye.

"Iya, rujuk. Kita ulang semua dari awal, dan menganggap hal yang terjadi kemarin adalah pembelajaran buat kita berdua."

"Terlepas dari perlakuan aku sama mas? Perselingkuhan aku dengan Kak Hyunsik juga, apa mas akan maafin itu semua?"

"Ga ada yang namanya perselingkuhan dalam kasus ini. Ini mutlak kesalahanku, yang belum bisa menjaga istriku sebaik mungkin. Aku hanyalah suami yang lalai dan penuh penyesalan."

deg..

Eunhye mendengar itu sembari menahan rasa terkejutnya. Ia tidak menyangka, bahwa Changsub selama ini masih berkeinginan untuk mempertahankan rumah tangganya. Eunhye semakin dibuat bingung dengan keadaan ini. Satu sisi ia sangat ingin kembali ke pelukan suaminya itu. Namun disatu sisi jika benar rujuk ini terjadi, maka usahanya selama ini untuk menjauh perlahan dari Changsub sangatlah sia-sia.

"Lalu, bagaimana dengan surat pengadilan itu mas?"

"Surat itu tidak akan berlaku lagi, ketika pada tanggal pemanggilan ke pengadilan, dan kita tidak hadir. Otomatis, perceraian yang aku ajukan tidak akan pernah terjadi."

"Bukankah Mas Changsub kecewa dengan keputusanku waktu itu?"

"Aku memang kecewa, tapi aku ga boleh egois dengan memisahkan ibu dengan anaknya. Gimanapun juga Chanmi butuh kamu."

"Bentar Mas, Kak Eunkwang nelepon." Eunkwang menelepon Eunhye diwaktu yang sangat tepat. Eunhye langsung mengangkat telepon itu, karena jika tidak maka Changsub akan melanjutkan pembicaraannya mengenai ajakan untuk rujuk. "Iya kak, bentar lagi aku balik ke rumah sakit ya."

"Kenapa, Hye?" Changsub langsung bertanya ketika istrinya itu menutup teleponnya.

"Kak Eunkwang minta aku balik ke rumah sakit."

"Ah, yaudah aku anter kamu ke rumah sakit ya."

"Tapi ini Chanmi masih tidur mas, aku takut kalau gerak dikit entar dia malah bangun."

"Udah gapapa, biar aku aja yang gendong. Kamu bukain aja pintu mobilnya ya."

Changsub mengambil alih Chanmi yang ada di pangkuannya Eunhye, dan menggendongnya menuju ke mobil.

"Pelan-pelan mas."

"Siap sayang."

"Mas.."

"Kenapa? Kamu keberatan?"

"Engga kok mas, aku cuma merasa canggung aja hehe."

"Maaf kalau buat kamu kurang nyaman."

"Gapapa kok mas."

Changsub mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit. Suasana di mobil sangat canggung setelah kejadian di parkiran resto tadi. Namun, Changsub memberanikan diri untuk mencairkan suasananya dengan cara yang anti mainstream. Changsub meraih tangan Eunhye, lalu digenggamlah tangan mungil itu.

"Kalau kamu merasa keberatan, kamu bisa narik tangan kamu. Tapi, kamu ga melakukannya. Kenapa?"

"Ga bisa dipungkiri, aku juga kangen momen berduaan gini sama Mas Changsub, main bertiga sama Chanmi."

"Terus kenapa, Hye? Coba kamu cerita sama aku."

"Intinya, untuk saat ini aku merasa nyaman berada disamping mas kaya gini. Untuk kedepannya, aku belum bisa jawab mas."

"Oke, aku ga maksa kamu buat jawab ini secepatnya kok. Masih ada waktu 3 minggu lagi sebelum sidang perdana, jadi kamu bisa pikirin tentang ini sampai waktu itu tiba."

"Makasih mas atas pengertiannya."

Tanpa terasa, mereka pun sampai ke rumah sakit.

"Aku pamit dulu mas. Hati-hati dijalan, jaga Chanmi ya."

"Pastinya."

Baru saja Eunhye membalikkan badannya, Changsub menarik pergelangan tangannya Eunhye, hingga tanpa sadar Eunhye kini jatuh ke dalam pelukannya Changsub.

"Mas!"

"Ma-maaf, aku ga berniat apa-apa kok." Dengan sigap Changsub membantu Eunhye untuk berdiri tegak lagi.

"Ada apa mas? Apa masih ada yang mau dibicarakan?"

"Aku cuma mau ngingetin lagi. Masih ada waktu 3 minggu sebelum sidang perdana, dan selama itu juga kamu bisa memilih. Entah itu kembali demi Chanmi, atau tetap ingin berpisah seperti keinginanmu."

"Iya mas, akan aku pikirkan matang-matang."

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang memperhatikan mereka secara diam-diam. Orang itu adalah, Eunkwang.

"Eunhye!" Changsub dan Eunhye sangat terkejut mendengar suara Eunkwang.

"Kak Eunkwang? Kakak dari kapan di rumah sakit?"

"Baru 10 menit yang lalu. Cepet kamu balik lagi kesana."

"I-iya kak.." Eunhye bergegas kembali ke ruang rawatnya tanpa berpamitan.

"Apa kabar?" Changsub memberanikan diri untuk bertanya pada kawan sekaligus kakak iparnya itu.

"Seperti yang lu liat, gua baik-baik aja. Lu sendiri gimana? Chanmi mana?"

"Ya gua begini adanya. Chanmi ada di mobil, dia ketiduran tadi setelah makan siang bareng."

"Sama Eunhye juga?"

"Iya, Chanmi kangen bundanya."

"Dan, lu?"

"Gua?" Changsub tidak mengerti arah pembicaraan kakak iparnya ini kemana.

"Lu, apa ga kangen sama Eunhye?" Pertanyaan yang membuat Changsub terdiam sebentar.

"Gua ga mau munafik, gua juga kangen sama Eunhye." Changsub bicara jujur apa adanya, Ia tidak ingin membohongi perasaannya kalau memang dia merindukan sang istri. "Kerabat lu dirawat? Kerabat yang mana? Biar gua jenguk sekalian."

"Kerabat?"

"Eunhye bilang, dia disini nemenin kerabatnya yang lagi dirawat."

"Ah iya, kerabat jauh sih. Lu juga ga bakal kenal, gapapa lu ga perlu jenguk." Seketika Eunkwang paham, Eunhye sengaja memberikan informasi yang tidak benar pada Changsub. Eunhye memang dari awal konsisten, tidak ingin suami ataupun anaknya mengetahui kalau dirinya ini sedang melawan penyakit ganas.

"Beneran nih gua kaga perlu jenguk? Gini-gini kan gua masih jadi bagian keluarga lu juga, gua ipar lu."

"Bener dah kaga perlu. Gua mau nanya sama lu, lu masih sayang ga sama Eunhye?"

"Gua sayang dia, tapi ego gua bilang kalau gua udah terlanjur kecewa. Setelah tadi kita bertiga makan siang bareng, gua rasa gua ga boleh mentingin ego diri ini."

"Maksud lu?"

"Gua minta izin sama lu, sebelum ketuk palu, gua mau rujuk sama Eunhye."

"Itu yang gua harapin dari lu sebagai kepala keluarga. Gua mau lu pikirin baik-baik tentang ini, dan akhirnya gua lega setelah mendengar hal ini. Gua dukung kok, gua mau lu ada disamping adik gua kapanpun itu."

"Pastinya akan gua lakukan itu, tapi rujuk ini tergantung keputusan Eunhye. Karena sampai tadi pun Eunhye belum menjawab."

"Mungkin dia butuh waktu, it's okay bro."

"Masih ada 3 minggu sebelum sidang perdana, jadi ya semoga aja Eunhye berubah pikiran."

"Bentar, ada telepon." Eunkwang langsung mengangkat telepon yang masuk, dan seketika Ia shock setengah mati.

"Halo? Kwang, lu dimana? Eunhye kritis!"


-TBC-

3 Kata untuk Changsub✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang