16. CINTA MANULA

511 22 6
                                    

Aku uninstall aplikasi Tinder dan Olaa, tapi beberapa teman sudah bertukar nomor Whatsapp tetap melanjutkan chatting. Beberapa yang agresif tidak memperdulikan foto profilku, foto berdua Jacqueline dengan aku mencium pipinya. Ada yang nekat datang, bahkan jadi lebih pede melihat kondisi Jacqueline.
Tetanggaku itu terbahak-bahak, mentertawakanku. Ia sudah menduganya, karena itu juga ia menolak memakai foto yang sama untuk profil Whatsappnya.

Agung aslinya Klaten. Orang Jawa Tengah lebih penyabar daripada Jawa Timur yang berangasan. Di pagi akhir pekan ia datang, khusus mengajak Jacqueline jalan-jalan, mendorong kursi rodanya keliling satu blok.
"Kau butuh sinar matahari," katanya.
Berbaik hati, menawarkanku latihan berjalan, ia hanya mendampingi, aku yang mendorong Jacqueline. Namun belum bisa, baru dua rumah, ia mengajak kembali. Aku maunya terus, kuatir dibilang tidak perkasa. Untung Agung bersikeras, sampai di rumah aku merasa tenagaku terkuras! Hanya dua rumah pp, total lima puluhan meter!

"Kursi roda nggak ada yang tandem ya?"
Alvin tertawa, "Papa kira kereta bayi, tandem!"

Alvin mengomel, aku memaksanya bangun pagi, mendorong kursi roda kosong sementara aku mendorong Jacqueline. Dari empat rumah, lima, enam, dan seterusnya setelah tiga bulan aku bisa mendorong setengah blok, lima belas rumah.
Namun batasku segitu, tidak bisa ditambah lagi.
"Papa jangan forsir," Alvin mengingatkan.
"Aku ingin mendorong Jacqueline sendiri, tanpa bantuan si dosen itu."

Dengan walker aku bisa bertamu ke tempat Jacqueline tiap sore, ia akan mengirim pesan Whatsapp setelah selesai diseka.
Duduk bersisian di ranjang, membicarakan hal yang tidak penting, mulai masa kanak-kanak, impian yang tak tergapai, sampai cinta monyet dan mimpi basah.

"Setua ini aku juga sering mimpi basah, Line," aku mengakui.
"Hayooo ... kebanyakan nonton bokep!"
"Membayangkan kamu!"
"Apanya yang dibayangkan? Kebanyakan berbaring, aku sudah tidak montok, Ralf ...."
"Ya terserah aku toh?" Aku tertawa, "pikiran ya pikiranku sendiri, bagaimana kamu bisa melarang?"
"Mbuh, karepmu!"
"Kamu nggak pernah membayangkan aku?" tanyaku mengajuk hatinya.
"Nggak tuh!"
"Ah bohong! Apakah kamu nggak pernah membayangkankan dipeluk ... dicium ...."
"Pernah sih ...."
Aku tersenyum lebar.
"Yang kausebut barusan, pernah kutulis untuk menggoda teman chattingku yang mengajak cybersex!"

"Line ...."
Ia mengutak-atik gawainya, mengirimi sebuah video, sepasang manula ciuman hot! Hmmm ... Jacqueline memancing, minta dicium hot begitu ....
Eh busyet! Di akhir video gigi palsunya lepas!
Ambyar!

Surabaya, 6 Januari 2020
- fiksi -
#NWR

TETANGGA SEBELAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang