11. PAINKILLER

375 23 4
                                    

#NWR #TETANGGA #FIKSI #ROMAN 

Dari pagi Jacqueline tidak membalas pesanku, tidak mengangkat telpon, hanya update status FB satu kali sekitar jam sembilan pagi tentang kesakitan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari pagi Jacqueline tidak membalas pesanku, tidak mengangkat telpon, hanya update status FB satu kali sekitar jam sembilan pagi tentang kesakitan. Aku membuka postingan ceritanya, biasanya ia suka menjawab komen-komen itu sesegera mungkin, hari ini terlambat semua. Aku sangat kuatir.

Aku menelpon Warti, minta ia ke sini dulu menjemputku sebelum ke sebelah, aku mau ketemu Jacqueline.

"Tapi pak, bu Aline kan biasanya seka dulu."

"Pokoknya jemput aku bawa ke sana." Kataku, "Aku akan tunggu di luar kamar sampai Aline selesai seka."

**


Begitu membuka pintu depan, aku mendengar teriakan kesakitan Jacqueline.

"Mbak War?" tanyanya memastikan siapa yg datang.

"Ya, bu." Warti meninggalkanku, bergegas mendekat ke arah kamar.

"Nggak. Nggak apa-apa." katanya, sepertinya suaranya bergetar, mungkin ia menahan sakit, "Siapkan air hangat seperti biasa."

"Ibu kenapa teriak?"

"Aku lagi kesakitan, tapi nggak apa-apa. Mbak War sudah datang, aku WA temanku dulu minta obatnya dikirim."

"Loh dari pagi ibu kesakitan nggak minum obat?"

"Aku nggak apa-apa." Jacqueline masih bisa tertawa, "Hari ini sakitnya nggak bisa dislimurkan, seperti sakit gigi, nyut-nyutan."

Aku melihat Warti ragu-ragu di pintu, menoleh ke arahku, aku meletakkan telunjuk ke bibir, memberi tanda supaya ia tak memberitahukan kedatanganku.

Warti ke kamar mandi, menuang air di termos ke dalam baskom dan menambahkan air dingin, membawanya ke kamar Jacqueline. Lalu keluar membawa tempat sampah yg penuh. Warti ke belakang, merendam cucian, lalu ke dapur mencuci peralatan makan. Sekarang aku benar-benar yakin Jacqueline menyeka badannya tanpa bantuan.

Tak lama Warti masuk ke kamar membawa mug bersih, aku dengar ia bercakap-cakap dengan Jacqueline membantunya mengganti underpad. Sejak aku datang sampai Warti keluar kamar membawa baskom air dan pakaian kotornya, beberapa kali aku mendengar teriakannya. Aku ingin mendekat, tapi Jacqueline pasti marah, ia kan sedang ehm ehm .....

"Oh ya bu, ada pak Ralef," kata Warti membukakan aku pintu kamar.

"Jangkrik, kenapa nggak bilang." Aku dengar ia memaki, "Ambilkan aku kain di laci."

Kali ini Jacqueline berbaring saja, tidak berusaha duduk.

"Hai Ralf," katanya tertawa, "Kenapa nggak segera masuk mendengar aku berteriak?"

"Memang boleh?" aku menyipitkan mataku, menatapnya prihatin.

"Bisa kulempar gunting kau." Katanya menunjukkan gunting ke aku, lalu mengembalikan ke raknya lagi.

TETANGGA SEBELAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang