BAB 27 : Bertemu

1.7K 123 2
                                    

Satu minggu begitu terasa singkat. Rasanya baru kemarin ayahnya memberi tahu dirinya bahwa ada seorang lelaki yang datang kepadanya untuk melamar Salsa.

Awalnya dia cukup kaget mendengar bahwa ternyata pernikahannya akan digelar dua minggu setelah lamaran itu diterima.

Satu minggu itu waktu yang sangat-sangat singkat, dan saat itu pula dirinya harus benar-benar merelakan perasaannya terhadap Hasbi. Bersiap menjalani kehidupan yang akan berubah setelah kata sah disebutkan banyak orang.

Sudah meyakini bahwa lelaki itu bukanlah sosok yang dia inginkan. Tetap saja hatinya sedikit tidak terima. Namun, mau bagaimana lagi? Berubah pikiran bukanlah pilihan yang bijaksana untuk saat ini, pernikahannya sudah di depan mata. Mau tidak mau dia harus tetap maju menghadapi keputusan pertamanya.

Salsa memakai kacamatanya setelah khimar dan cadar terpasang di kepala dan wajahnya. Setelah dirasa sudah siap, dia pun mengambil tas dan beranjak keluar dari kamar. Menemui ayahnya yang tengah berada di kamarnya.

Diketuknya pintu itu lalu saat itu pula ayahnya keluar. "Mau ke mana, Sa?"

"Aku mau ke stasiun buat jemput Putri sama Tari dari Jakarta," jawab Salsa. "Boleh pinjam mobil nggak, Yah?"

Ayah Salsa mengangguk kemudian kembali masuk ke dalam kamarnya. "Seharusnya orang lain saja yang menjemput mereka. Minggu depan kamu akan menikah. Tak baik keluar rumah."

"Sebentar aja, kok, Yah."

Sebuah kunci mobil berhasil Salsa terima. Dia tersenyum simpul. "Makasih, Yah!"

"Hati-hati jangan mengebut!"

Salsa mengangguk kemudian menyalami ayahnya. Setelahnya, dia pun pergi memasuki mobil. Melajukannya menuju stasiun.

Beberapa hari ini memang dirinya dipingit di dalam rumah. Segala kebutuhan dan yang lainnya akan disiapkan oleh orang-orang. Bahkan, saat dirinya ingin bekerja pun tante dari ibunya mengomelinya.

* * *

"Kamu tunggu di sini! Om mau bayar dulu es krimnya," ucap Hasbi kepada Rizki. Saat ini mereka sedang berada di salah satu minimarket yang letaknya tak terlalu jauh dari rumah.

Setelah beberapa jam membeli beberapa keperluan. Saat ini Hasbi baru sempat membelikan Rizki es krim sesuai janjinya pekan lalu.

Sejak kepulangannya dari Lombok, dirinya benar-benar fokus menyiapkan pernikahannya yang hanya tinggal menghitung hari. Meski nyatanya pekerjaan di Lombok tidak bisa dia tinggalkan, karena menyerahkan tugasnya pada Kamila pun tidak bisa. Karena asistennya itu mengambil cuti beberapa hari ini. Alhasil, dia harus bekerja lebih ekstra. Membagi waktu agar semuanya dapat diselesaikan.

Hasbi mulai mengantre di loket pembayaran. Banyak orang di depannya yang masih menjajar karena yang berada paling depan banyak sekali membeli barang.

Meski dirinya berada di Bandung, dan kabarnya Salsa pun begitu. Namun, dirinya belum lagi bertemu dengan perempuan itu. Ya, nggak apa, sih. Nanti pas akad juga ketemu. Dia membatin sembari tersenyum salah tingkah.

Rizki yang tengah berdiri di dekat pintu minimarket merasa bosan setelah berlama-lama menunggu Hasbi yang tak kunjung selesai mengantre. 

Dia mengernyit menatap tulisan dorong di pintu yang terbuat dari kaca tebal itu. Meski tak mengerti dengan apa yang dituliskan di sana, dia sedikit berusaha membuka pintu. Dia mundur saat seseorang ingin keluar.

Dia Tempatku Pulang | [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang