Matahari mulai tergelincir ke arah barat, tepat pada pukul 15:00 pm. Jam pelajaran telah berakhir. Semua siswa dan siswi berhamburan pergi ke tujuan masing- masing.
Ada yang langsung ke asrama, ikut bimbel, dan ikut ekstrakurikuler yang di sediakan oleh GHS. Ada club basket, voli, bola, renang, dan masih banyak lagi. Dan di antara ekskul yang ada, lisa tak memiliki niatan untuk ikut hal semacam itu.
Ia merasa sudah cukup ikut salah satu ekskul di sekolahnya dulu. Setidaknya ia sudah ada pengalaman.
Terakhir kali seingat lisa, ia menjadi kapten club basket. Dan mungkin sekarang kaptennya sudah diganti, lisa juga tidak peduli.
🗝
Seorang gadis tengah berjalan- jalan, melihat- lihat sekolahnya lebih seksama lagi.
Dia, lalisa park. Gadis itu merasa bosan di asrama sendirian, karna somi tengah ikut Bimbel dan sampai sekarang lisa belum memiliki teman. Hanya somi, itu juga hanya teman sekamar. Dan jangan lupa, ada mantan anggotanya. Tapi mereka juga tengah latihan dan ikut bimbel.
Lisa memilih untuk melihat club basket, yang katanya mereka lagi latihan di lapangan outdoor.
Ketika sampai, lisa hanya tersenyum kecil. Lalu ia duduk di tribune lapangan. Menyaksikan club basket yang tengah latihan.
Setidaknya ia bisa menghilangkan rasa kebosanan. Lisa tersenyum kagum, saat melihat seorang pria tengah memasukan bola kedalam ring.
Drrtt...drrtt...
Benda pipih di tangan lisa mulai bergetar. Lisa segera melihat siapa yang meneleponnya. Tak perlu menunggu lama ia langsung menekan tombol hijau berbentuk telepon.
"Halo, wae?" Tanya lisa
"Lis, gue dengar ada ketua geng Drivallax di GHS. Lo nggak dibunuh, kan?"
Lisa mengerutkan keningnya, ia tak asing dengan nama geng yang diucapkan oleh rose. Drivallax, sepertinya ia pernah mendengar kata itu. Tapi di mana?
"Lis, lo dengerkan. Apa kata gue barusan. Lo nggak di apa- apainkan sama mantan ketua Drivallax?"
"Drivallax? Geng mana?" Tanya lisa yang masih belum mengingat nama geng tersebut.
"Lisa, itu geng yang sempat jadi musuh kita. Lo masih ingat sama Lian, Hanlian? Dia ketua Drivallax. Lo ingat, kan?"
"Hanlian? Bukannya dia sudah meninggal?" Tanya lisa,
"Iya, kabarnya dia meninggal. Karena kecelakaan waktu bapalan sama lo, dan dia jatuh ke jurang. Tapi, gue dapat informasi, Hanlian masih hidup dan dia tinggal di Gradions"
Lisa membulatkan matanya. Ia masih mengingat jelas kecelakaan satu tahun yang lalu. Saat itu, Drivallax adalah musuh Elffarol.
Lian, ketua Drivallax sangat membenci Elffarol karena saudara kembarnya meninggal saat ikut tawuran. Dendam itu masih ada di hati hanlian.
Hingga pada suatu hari, hanlian menantang lisa untuk balapan. Dan ada rencana busuk di balik balapan tersebut. Lian membayar beberapa orang untuk menghadang lisa di jalanan, agar lisa mengalami kecelakaan. Namun, rencana busuk itu berbalik.
Lisa memang sempat di ganggu beberapa motor. Tapi, jangan panggil lisa dengan sebutan Queen jika hari itu ia kalah. Lisa bisa terbebas dari gangguan algojo suruhan Hanlian.
Dan tepat saat lisa melawan para suruhan hanlian, entah karena apa, waktu hanlian tengah melewati jalanan dekat jurang, pria itu lepas kendali dan akhirnya ia jatuh kejurang yang tingginya 12 meter dan di bawahnya adalah hutan.
Semua beranggapan jika pria itu telah meninggal. Dan, pada hari itu juga geng Drivallax resmi bubar.
Namun, ada informasi. Jika mayat hanlian tidak di temukan, dan pria itu masih hidup!
"Eonnie, tau dari mana? Klo memang hanlian masih hidup dan tinggal di sekolah ini. Gue pasti sudah ketemu sama dia. Dan gue pasti kenal sama dia" balas lisa
"Memang hanlian sekolah di Gradions, dan lo nggak bakal kenal sama dia. Karena hanya dia sendiri yang kenal sama lo"
"Kenapa bisa jadi kayak gitu?"
"Gue pernah ceritakan sama lo, klo setahun yang lalu gue pernah lihat hanlian dirumah sakit. Dan ternyata benar itu hanlian, dia sehat. Tapi, ada beberapa luka di wajahnya. Dan gue beranggapan jika hanlian oprasi pelastik, untuk mengubah wajahnya.
Dia sekarang adalah murid lama di Gradions. Dan tebakan gue benar. Gue dapat informasi klo dia oprasi plastik untuk mengubah wajahnya. Dan sekarang dia ada di sekitar lo. Gue harap dia nggak akan balas dendam ke lo. Lo harus hati- hati"
Lisa menelan ludahnya, mendadak saja tenggorokannya terasa kering ketika mendengar penjelasan dari rose.
"Sudah itu saja yang gue tahu, lo harus hati- hati karena hanya hanlian yang kenal sama lo. Dan dia pasti sudah mengganti identitas nya. Oke sudah dulu ya. Bay- bay, hati- hati...."
Panggilan pun berakhir, lisa masih terpaku dengan perkataan rose. Ia melamun, mengingat kejadian satu tahun yang lalu dan betapa kejamnya seorang Hanlian.
Bruk,
Lisa meringis kesakitan, sebuah bola jatuh tepat mengenai kepalanya. Membuat kepalanya terasa pusing dan sakit. Tiba- tiba bola itu diambil oleh seorang pria.
"Maaf, lo nggak papa, kan?" tanya pria itu sembari mengulurkan tangannya
Lisa mendongakkan kepalanya, sepasang mata mereka bertemu.
'Tampan' itulah kata yang melintas melewati kepala lisa saat melihat rupa pria itu.
Sedangkan pria itu, ia tersenyum manis. Lalu membantu lisa mengambilkan ponselnya yang terjatuh.
TBC...
Jangan lupa untuk vote & komen:)
Thanks^^Lisa><
KAMU SEDANG MEMBACA
The Endless Problem || TAELIS
FanfictionDi publish pertama kali pada: 27 November 2019. sebelum dibaca/ disimpan di perpustakaan. follow akun aku terlebih dahulu ya.... Dan maafkan aku jika ada typo😁😅 ☘☘☘ Lalisa park, gadis berparas cantik yang gemar tawuran, dan balap liar. Namun, semu...