"Gue punya adik laki- laki. Tapi, dia sudah lama pergi ninggalin gue. Mungkin untuk selamanya" ujar sehun sembari memandang langit cerah yang diliput awan di mana- mana.
Lisa hanya diam, saat mendengar semua keluh kesah dari pria di sampingnya.
Sudah tiga hari lisa dekat dengan sehun, dan tiga hari itu juga sehun sering menyuruh yang aneh- aneh pada lisa. Contohnya kemarin, pria itu menyuruh lisa memakan es krim yang dilumuri saus tomat dan kecap.
Lisa hanya bisa bersabar, kadang ia ingin menggantung leher sehun di tiang bendera.
Tapi, khusus hari ini. Sehun tidak berulah lagi. Ia malah mengajak lisa ke gedung tertinggi di sekolah. Pria itu hanya ingin lisa bisa melihat GHS dari ketinggian, dan sekarang, mereka berdua bolos tidak mengikuti pelajaran. Dan itu semua adalah ulah sehun.
"Lo bahagia nggak, jadi babu gue?" Tanya sehun yang melirik kearah lisa.
"Nggaklah" jawab lisa ketus
"Lo nggak terpaksa, kan?"
"Ya terpaksalah" balas lisa
"Klo gitu maafin gue, ya. Gue memang kadang berlaku egois, dan nggak pernah peduli sama hati orang lain" lirih sehun
Lisa menggigit bibir bewahnya, kenapa sehun bertingkah seperti ini?
"Lisa, lo mau nggak, bel istirahat nanti temani gue ke perpustakaan?" Tanya sehun.
"Ke perpust_" lisa tidak melanjutkan ucapannya. Mendadak saja, dirinya mengingat sesuatu.
'Gawat!, bukannya hari ini somi ngajak gue ke perpustakaan ya? Gue harus pergi! Tapi, sehun gimana?'_batin lisa yang mulai bersuara.
Tadi malam, somi mengajak lisa untuk keperpustakaan bareng. Karena besok kelas somi kosong, dan kelas lisa juga kosong saat pagi hari. Jadi keduanya sudah janjian akan ke perpustakaan. Tapi, lisa malah bersama dengan sehun.
Lisa mamandang wajah sehun sekilas.
"Maaf ya, gue pergi dulu" setelah mengatakan itu, lisa mulai berlari meninggalkan sehun.
Sehun tidak tinggal diam, ia masih belum mendapat jawaban atas ajakkannya. Dan tiba- tiba saja lisa berlari tak jelas, itulah yang membuat sehun mengejar lisa.
Kedua insan itu berlarian melewati koridor bahkan menuruni tangga yang memiliki banyak anak tangga.
Sehun merasa detupan jantungnya berpacu lebih cepat, bahkan langkahnya mulai terasa berat.
Mereka baru saja melewati lantai tiga, dan masih ada tangga yang harus di lalui. Wajah sehun bahkan berubah menjadi pucat serta banyak keringat yang membasahi tubuhnya.
"LISA!! BERHENTI!! Gue mohon..." teriak sehun yang mulai memelan di akhir kalimatnya.
Lisa yang mendengar suara sehun yang tiba- tiba menjadi serak langsung membalikkan badan. Lisa tersentak kaget melihat wajah sehun yang memucat, lisa berjalan mendekati sehun yang ada di depan.
"Lo kenapa?" Tanya lisa yang khawatir dengan keadaan sehun sekarang.
Sehun tersenyum, walau bibirnya juga telah memucat. "Dasar bodoh, lo nggak boleh pergi gitu saj_"
Tubuh sehun tiba- tiba terhempas jatuh ke dalam pelukkan lisa. Gadis itu diam membeku di tempat. Lisa bisa merasakan detak jantung sehun yang melemah, bahkan sehun tidak bergerak lagi.
"Tolong! Ada orang nggak?! Tolong bantu gue" teriak lisa, namun, tidak ada jawaban. Semua murid tengah belajar dan sepanjang lorong terlihat sepi tak berpenghuni.
Sebuah isakkan kecil mulai terdengar, jujur, lisa bingung harus berbuat apa sekarang. Kenapa dirinya menjadi selemah ini?
"Kalian ngapain?" Tanya seseorang di belakang lisa. Lisa segera berhenti menangis saat mendengar suara yang sama persis ketika ia mencoba kabur. Itu suara Si Pria Aneh!
🗝
Lisa dan pria itu duduk di kursi tunggu, mereka menunggu hasil pemeriksaan dari dokter.
"Kalian habis ngapain tadi? Kenapa sehun bisa pingsan?" Tanya pria itu yang sudah melayangkan tatapan tajam penuh introgasi pada lisa.
Bibir lisa bergetar, lidahnya seperti susah untuk mengucapkan sepatah kalimat.
"Kalian ngapain tadi?" Tanyanya lagi bernada datar.
"Sehun kejar gue dari rooftop" lirih lisa, penglihatannya berubah menjadi kabur akibat air mata.
Pria itu mengepalkan tangannya, "Kalau lo nggak bisa jagain sehun, mending lo nggak usah dekatin dia!" Bentaknya.
"Kok, lo nyolot sih!" Kesal lisa
"Gue nggak tau kalau sehun ada penyakit. Lagi pula, siapa yang dekatin sehun. Yang ada, dia yang dekatin gue. Dan juga, lo emang siapanya sehun, sih?!" Balas lisa yang meluapkan kekesalan sejak awal bertemu hingga sekarang pada pria itu.
Hening, pria itu tidak merespon. Pikirannya tiba- tiba saja mengosong.
'Sehun? Dia siapa gue?'_batin pria itu
"Taehyung"
Dua pasang mata itu spontan saja melihat ke arah ambang pintu yang sudah menampakkan seorang dokter.
Pria itu segera berdiri, dan mendekati dokter itu.
"Taehyung? Jadi nama pria aneh itu taehyung" monolog lisa.
"Dok, gimana keadaan sehun?" Tanya taehyung.
"Kondisi sehun belum sadarkan diri, jadi dia masih perlu dirawat beberapa hari di sini. Dan saya ingatkan sekali lagi, jangan pernah buat sehun kelelahan. Untung saja kau segera membawanya kemari, jika tidak, mungkin saya sudah tidak bisa lagi menolongnya" jawab dokter itu yang sangat serius pada ucapannya.
"Ya sudah, kamu boleh masuk. Saya permisih dulu" pamitnya, yang kemudian pergi diikuti oleh dua perawat.
Taehyung segera masuk kedalam ruangan serba putih itu, begitu juga lisa. Mereka bisa melihat dengan sangat jelas. Tubuh sehun yang terbaring lemah di atas brankar.
Taehyung menghela nafas pelan sebelum dirinya melihat kearah lisa.
"Lo jaga dia. Gue nggak terima penolakkan apalagi bantahan" ujarnya yang kemudian melangkah pergi meninggalkan lisa.
TBC...
Jangan lupa untuk vote & komen:)
For silent readers: Tolong hargai setiap usaha aku untuk melanjutkan FF ini😓 Apa susahnya menekan tanda bintang☆😧 di pojok kiri bawah, kalau memang kalian offline, ya pas onlinelah kalian votment. Nggak habisin waktu sejam apa lagi sehari kok. Aku harap kalian bisa mengerti dan terbuka mata hati kalian ya...😄
Thanks^^
KAMU SEDANG MEMBACA
The Endless Problem || TAELIS
FanficDi publish pertama kali pada: 27 November 2019. sebelum dibaca/ disimpan di perpustakaan. follow akun aku terlebih dahulu ya.... Dan maafkan aku jika ada typo😁😅 ☘☘☘ Lalisa park, gadis berparas cantik yang gemar tawuran, dan balap liar. Namun, semu...