02| SUARA SIRENE

2.2K 197 3
                                    


Setelah mendapati pesan itu, lisa melempar asal ponselnya. Ia menghela nafas gusar, kenapa? Wae?

Dalam diam ia merenungi nasibnya, kepalanya terasa panas untuk berpikir. Namun sepintas, muncul sebuah ide gila di kepalanya itu. Lisa tersenyum lebar bahkan sesekali ia tertawa.

Lisa terdiam sejenak, tiba- tiba saja ia merasa mengantuk.

"Huaaaaa....gue ngantuk banget. Gara- gara semalam nggak tidur pasti. Mana kasur? Mana? Oh ini" dalam sekejap lisa menjatuhkan kepalanya dan mendarat tepat di atas bantal.

Kumpulkan tenaga dengan cara tidur adalah pilihan yang one the best--- pikir lisa, hingga akhirnya ia benar- benar tertidur pulas.

🗝

Jarum jam terus saja berputar menandakan jika waktu sudah berlalu. Sekarang pukul 20:23 pm, namun gadis cantik itu tak kunjung bangun. Lisa itu kalo udah pusing bakalan tidur, dan tidurnya itu lama kayak orang mati.

Kkrrukk...kkruk..

Alaram perut pertanda memerlukan asupan mulai terdengar. Suara itu mulai mengganggu ketenangannya, hingga akhirnya lisa memilih untuk bangun. Lisa mengucek matanya yang masih terbuai oleh rasa kantuk.

"Udah bangun ya?" Tanya seorang gadis cantik kearah lisa

Lisa menoleh ke arah sumber suara. Hingga ia mendapati tubuh seorang gadis.

Lisa mengangguk polos.

"Ayo makan, kakak pasti belum makan 'kan sejak tadi" ajaknya.

Ya, ajakan ini tidak akan pernah lisa tolak. Dengan cepat gadis itu berlari kekamar mandi, dan mulai melakukan ritual.

15 menit kemudian.

Lisa keluar dari kamar mandi, ia sudah mengenakan pakaian santai. Dengan segera ia mendekati gadis yang mengajaknya makan beberapa menit lalu.

Aroma sedap itu perlahan menerobos indra penciumannya. Cacing diperutnya bahkan mulai mendemo, meminta makan.

Gadis itu mulai menyodorkan semangkuk ramyun pedas ke arah lisa. Lisa langsung duduk di lantai, mereka berdua pun mulai menyantap ramyun bersama- sama.

"Oh ya, nama lo siapa?" Tanya lisa yang masih memasukkan satu demi satu kuah mie menggunakan sendok.

"Jeon somi kak," jawab nya ramah

Lisa manggut- manggut, lalu kembali melanjutkan aktivitas nya.

"Nama kakak sendiri siapa?"

"Oh nama? Lalisa park, lo boleh panggil kak lisa"

Kini giliran somi yang manggut- manggut.

Tak ada obrolan lagi, suasananya terasa canggung dan hening kayak kuburan. Bahkan, hingga masing- masing mangkuk itu kosong.

Lisa beranjak berdiri, mulai membawa mangkuknya bersamanya. Tapi, tiba- tiba saja ia berhenti dan memandang somi.

"Ni mangkuk taruh di mana?" Tanyanya polos

"Biar somi aja yang bawa kak, kak lisa duduk aja." Jawab somi, gadis itu langsung mengambil mangkuk milik lisa dan menghilang begitu saja di balik pintu.

Lisa melirik jam dinding yang tertempel indah di atas sana.

What?! Udah jam 9 kurang 2 menit?-- kaget lisa, pasalnya ia merasa hanya tidur hingga siang namun, nyatanya hingga matahari sudah menghilang.

Lisa tersenyum lebar, segera gadis itu mengambil ransel kecil dan jaket kebanggaannya.

Lisa segera pergi meninggalkan kamarnya, ia berlari ke arah belakang sekolah. Tunggu, maksud ide gilanya tadi adalah kabur?

Iya thor, masa nggak ngerti sih. Kan kamu authornya-- lisa.

🗝

Lisa berhenti ketika melihat tembok besar nan panjang di hadapannya. Mulut lisa agak terbuka, tercengang atas apa yang ia lihat sekarang. Tinggi tembok itu berkisar tiga meter lebih.

Lisa merasa tertantang sekarang, ia mulai menyapu sekitar. Sebuah senyuman terukir di bibirnya, ketika melihat sebuah pohon yang menjulang tinggi, bahkan tingginya melewati tinggi tembok pagar sekolah.

Lisa memanjat satu dahan ke dahan yang lain, tangannya terulur memegang tembok itu. Tinggal satu gerakkan lagi ia bisa naik keatas tembok.

"Katanya ketat. Tapi gini aja, gue bisa kabur. Eh, maksudnya auto kabur" monolog lisa membanggakan dirinya.

Ketika lisa akan mengangkat kakinya, sebuah suara berat dan ngebas membuatnya kaget, hampir saja ia tersungkur ke bawah. Untung saja lisa memengangi dahan di atasnya.

"Lo terlambat 10 menit. Mending turun dari pada kena hukum" peringat seorang pria pemilik suara ngebas yang hampir saja membunuh lisa, sembari melihat benda yang melingkar di pergelangan tangannya.

Lisa melirik sinis kearah sumber suara, mendapati pria tampan yang tengah memperhatikannya.

"Gue bisa kabur kok. Jadi nggak usah peringati gue" balasnya ketus

"Terserah" pria itu mulai menyenderkan tubuhnya di dinding sekolah. Sambil menonton aksi bodoh seorang gadis.

Dengan kemampuan yang dimilikinya lisa berhasil naik namun, sebuah suara keras menembus indranya.

Itu adalah suara sirene. Pria itu menaikkan satu ujung bibirnya, ia sudah memperingati lisa. Tapi apa balasannya? lisa malah tak perduli dengan peringatannya. Ya sudah terserah lisa, dan pria itu berani bertaruh jika nanti lisa akan masuk ke ruang BK karena mencoba kabur dari sekolah.

TBC...

Jangan lupa untuk vote & komen;)
Thanks^^

The Endless Problem || TAELIS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang