2. Confused

854 134 20
                                    

Ping! Ping!

"Ngghhhh~"

Dengan malas, Yuri meraba nakas di samping tempat tidurnya. Mencari letak ponsel tanpa membuka mata. Matanya masih terasa berat walau suhu tubuhnya sudah mulai turun. Dia terkena demam dan flu setelah kejadian memalukan kemarin. Bukan karena kedinginan saat ingin bunuh diri.

Saat itu, dia sedang berbelanja ke supermarket seberang apartemen. Untuk beli bahan makanan dan pakaian dalam. Dia berjalan kaki karena jaraknya yang cukup dekat. Ketika berjalan pulang, dia terpeleset sampai jatuh. Sialnya, dia jatuh tepat ke kolam hiasan yang dangkal dalam posisi tengkurap. Seluruh pakaian dan wajahnya basah. Sungguh, dia ingin menghilang saat itu juga.

Yuri menghela napas dengan berat. Membuka matanya dengan penuh perjuangan. Banyak sekali pesan masuk yang enggan dibuka. Ingin menghapus seluruh aplikasi pesan saja rasanya. Dia mematikan ponselnya tanpa membaca satu pun pesan yang masuk. Kemudian mengganti nomornya dengan yang kartu yang baru saja ia beli saat belanja kemarin.

Sudah tiga hari dia tinggal di apartemen Sejun. Entah baju siapa yang dia pakai selama ini. Sepertinya baju laki-laki karena ukurannya yang kebesaran. Sejun berpesan untuk memakai baju yang ada di kamar tamu itu saja.

Yuri tinggal di sana sendiri. Sejun mengatakan kalau dia jarang ke apartemennya kecuali kalau sedang liburan dan ingin saja. Dia beli apartemen itu agar keluarga dan teman-temannya bisa menginap kalau berkunjung. Itulah mengapa tidak banyak barang di dalam apartemennya. Bahkan makanan pun tidak ada.

Pip pip pip~ ceklek!

Yuri mengalihkan pandangannya dari TV ke pintu yang terbuka. Lalu kembali menonton drama setelah mengetahui siapa yang datang.

"Kau sudah pulang?" ucap Yuri yang masih fokus menonton drama sambil menyantap omelette dan sup rumput laut buatannya semalam.

"Hanya ingin mengambil sesuatu." jawab Sejun sambil berlalu menuju kamarnya. Tak butuh waktu lama, dia sudah kembali ke ruang tengah dengan membawa paper bag besar. Dihempaskan tubuhnya ke sofa kosong sebelah Yuri.

"Langsung pergi lagi?" Yuri melirik Sejun yang sedang menutup matanya.

"Nanti. Aku ingin istirahat sebentar."

"Kau lapar?" tanya Yuri yang tidak tega melihat wajah Sejun yang terlihat sangat lelah. Berantakan.

Sejun menatap Yuri dengan tatapan dingin. Membuat gadis itu merinding sedikit takut. Buru-buru dia membuang pandangannya ke arah drama yang dia tonton.

"Kau memasak?"

"Ya. Semalam. Mau kuambilkan?"

"Boleh."

Yuri beranjak dari sofa menuju dapur. Mengambil semangkuk sup dan membuat omelette untuk Sejun. Baru saja ingin mengantarnya ke sofa, pria itu sudah menghampirinya ke meja bar.

"Makan di sini saja." ucapnya.

"Oke. Sebentar."

Yuri berlari kecil setelah meletakkan makanan Sejun di meja. Mengambil sisa makanannya untuk makan bersama Sejun. Pria itu tertawa kecil melihat tingkahnya. Padahal maksudnya dia ingin makan di meja. Bukan menyuruh gadis itu makan di meja bersamanya.

"Kapan kau belanja? Kulkasku jadi penuh." tanya Sejun yang sedari tadi penasaran bagaimana gadis itu bisa memiliki bahan makanan untuk dimasak.

"Kemarin pagi, karena lapar."

"Bagaimana caramu belanja?"

Yuri menatap heran pria di sampingnya itu mendengar pertanyaan anehnya.

[✔]LOST STARS || Victon FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang